Imbuhan fosil dalam bahasa AustronesiaDalam beberapa bahasa Austronesia, terdapat beberapa imbuhan arkais yang masih dipertahankan. Fenomena linguistik itu disebut sebagai fosilisasi. Formosa, Tagalog, dan JawaLi dan Tsuchida (2009) mencatat berbagai fitur yang merupakan sisipan dari bahasa Proto-Austronesia, seperti *-al-, *-aR-, dan *-aN-, dipertahankan di hampir semua bahasa Formosa, Tagalog, dan Jawa. Sisipan tersebut telah hilang dalam sebagian besar bahasa Austronesia modern. Makna awalnya masih sulit dipahami, walaupun Li dan Tsuchida berpendapat bahwa *-aN- mungkin berarti "memiliki suara" atau "berkualitas", yang dibuktikan pada bahasa Paiwan dan Puyuma. Reid (1994) berhipotesis sisipan *-aR- berfungsi jamak atau kata ganti distributif. Tabel berikut yang dirangkum dari Li dan Tsuchida (2009:358):
BikolMalcolm Mintz (1992) menganalisis imbuhan fosil dari kamus Marcos de Lisboa berjudul Vocabulario de la lengua bicol, yang disusun sekitar tahun 1609 hingga 1613. Kamus Marcos de Lisboa berisi banyak bentuk arkais yang tidak lagi ditemukan dalam bahasa Bikol Modern apapun:
Morfem *kali/qaliMenurut Blust (2001, 2009), morfem fosil *kali ~ *qali digunakan dalam berbagai bahasa Austronesia untuk menunjuk objek yang mengandung "hubungan dengan alam gaib." Referensi
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia