Hubungan Rusia dengan Uni Eropa adalah hubungan internasional antara Uni Eropa (UE) dan tetangga terbesarnya di sebelah timur, yaitu Rusia.[1] Meskipun hubungan tiap-tiap negara dalam Uni Eropa dengan Rusia berbeda-beda, namun Uni Eropa sendiri telah menentukan kerangka hubungan antara Uni Eropa dan Rusia, kerangka hubungan antara keduanya sering dikenal dengan Ruang Bersama UE-Rusia.[2] Kerangka hubungan ini terbagi dalam empat ruang, yaitu isu Ekonomi, yang termasuk didalamnya isu Lingkungan, kemudian isu Kebebasan, Keamanan, dan Keadilan, lalu isu Keamanan Eksternal, dan terakhir, isu Riset dan Edukasi yang termasuk didalamnya juga isu Kultural.[2] Lebih lanjut pada tahun 2015, kerangka hubungan ini ditentang oleh Parlemen Eropa menyusul aneksasiRusia terhadap Krimea, dan juga perang di Donbas (Ukraina).[3]
Sengketa gas antara Rusia dan Ukraina pada 2009 lalu telah menciderai reputasi Rusia sebagai pemasok gas.[5][6] Setelah kesepakatan untuk meningkatkan kemampuan jalur pipa gas terjadi antara Ukraina dan Uni Eropa pada 23 Maret 2009,[7][8] Perdana Menteri Rusia waktu itu, Vladimir Putin, mengancam untuk meninjau kembali hubungan Rusia dan Uni Eropa, dengan mengatakan "Apabila kepentingan Rusia diabaikan, maka kita juga akan mulai untuk meninjau kembali dasar-dasar prinsip hubungan kita".[9] Menteri-menteri Rusia beranggapan bahwa kesepakatan ini adalah upaya Uni Eropa untuk menarik Ukraina kedalam Uni Eropa secara legal, dan hal ini dapat bersinggungan dengan kepentingan Rusia sebagai negara tetangga terbesar Ukraina.[10][11]
Pada 12 September 2012, Komisi Eropa membuka investigasi tak percaya terhadap kontrak-kontrak yang dimiliki Gazprom di wilayah Eropa tengah dan timur.[12] Rusia merespon hal ini dengan segera melegislasikan undang-undang untuk mencegah investigasi dari luar negeri pada bulan itu juga.[13] Pada 2013, tercatat negara-negara anggota Uni Eropa yang paling tidak mampulah yang biasanya membayar paling mahal untuk gas yang dibelinya dari Gazprom.[14]
Investigasi yang dilakukan oleh Komisi Eropa harus ditunda menyusul intervensi Rusia terhadap Ukraina.[15] Pada April 2015, Komisi Uni Eropa menuduh Gazprom telah menetapkan harga dengan tidak adil dan membatasi persaingan/kompetisi,[16]Komisi Eropa untuk Kompetisi, Margrethe Vestager, mengatakan bahwa "Seluruh perusahaan yang beroperasi di pasar Eropa, tidak peduli apakah mereka berasal dari Eropa atau tidak, harus mengikuti aturan dari Uni Eropa. Saya khawatir bahwa Gazprom telah melanggar aturan tak percaya Uni Eropa dengan menyalahgunakan posisi dominannya di pasar gas Uni Eropa".[17] Gazprom menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa mereka merupakan perusahaan yang beroperasi dibawah hukum Rusia yang bertujuan untuk melayani kepentingan publik dan berstatus sebagai perusahaan strategis yang dikontrol negara.[18] Presiden Lituania, Dalia Grybauskaite juga mengatakan bahwa Kremlin menggunaan Gazprom sebagai alat politik dan ekonomi untuk memeras Eropa.[19]
Ketegangan atas Perjanjian Asosiasi
Pada 2013, harian The Economist memberi tajuk "kontes geopolitik liar", menyusul akan diadakannya Konferensi Vilnius yang mempertemukan Uni Eropa dengan negara-negara tetangganya dari timur.[20] Menjelang konferensi ini, Rusia terus berusaha mempengaruhi negara-negara tetangga terdekatnya untuk lebih memilih bersama mereka membentuk Uni Eurasia dibandingkan menandatangani Perjanjian Asosiasi dengan Uni Eropa.[20] Pemerintah Rusia dibawah Presiden Putin berhasil untuk meyakinkan Armenia dan Ukraina untuk menunda pembicaraan dengan Uni Eropa, dan untuk justru memulai negosiasi dengan Rusia.[21] Bagaimanapun, konferensi tetap berjalan dengan Moldova dan Georgia semakin dekat untuk mencapai kesepatan dengan Uni Eropa, mekipun hal ini ditentang oleh Rusia.[22] Terjadi protes luas di Ukraina menyusul keputusan Presiden Viktor Yanukovich untuk lebih memilih Rusia, sebagai akibatnya Viktor harus melarikan diri ke Rusia pada Februari 2014,[23] dan Rusia memulai intervensi militernya ke Ukraina.[24] Uni Eropa mengutuk aksi Rusia ini dan mengatakan aksi ini adalah invasi, Uni Eropa juga memberlakukan larangan visa dan membekukan aset-aset petinggi Rusia yang ada di Uni Eropa.[25]
Rusia beranggapan bahwa beberapa negara yang ada dibawah pengaruh mereka justru mengajukan diri untuk bergabung dalam NATO ataupun Uni Eropa.[26] Rusia berulang kali mengkritisi NATO karena dianggap memindahkan infrastrukturnya lebih dekat ke perbatasa Rusia.[26] Hal ini dibantah oleh Deputi Sekretaris Jenderal NATO Alexander Vershbow, dengan mengatakan bahwa infratruktur yang ada di Eropa timur tidak lebih dekat dibandingkan dengan masa Perang Dingin, dan bahwa Rusia sendiri tetap mempertahankan kehadiran militernya secara besar di negara-negara tetangga.[26]
Perjanjian Kemitraan dan Kerjasama
Kerangka hukum hubungan antara Uni Eropa dan Rusia adalah Perjanjian Kemitraan dan Kerjasama (PCA), yang ditandatangani pada Juni 1994 dan berlaku mulai Desember 1997, perjanjian ini berlaku untuk 10 tahun.[27] Sejak 2007 perjanjian ini diperpanjang setiap tahun hingga digantikan dengan perjanjian kerjasama yang baru.[27] PCA mencakup hubungan politik, ekonomi, dal kultural antara Rusia dan Uni Eropa, dan berfokus pada perdagangan, investasi, dan hubungan ekonomi yang harmonis.[27][28] Bagaimanapun didalam perjanjian ini juga menyebutkan pihak-pihak didalamnya saling berbagi kewajiban untuk "menghormati prinsip demokrasi dan hak asasi manusia sebagai yang tertuang dalam Akta Terakhir Helsinki (Helsinki Final Act) dan Piagam Paris untuk Eropa baru" dan juga untuk berkomitmen terhadapa keamanan dan perdamaian internasional.[28] Perjanjian pengganti telah dinegosiasikan sejak 2008 dan sekaligus mencakup masuknya Organisasi Perdagangan Dunia.[28]
Kerangka Ruang Bersama Uni Eropa-Rusia
Pada Konferensi St. Petersburg, Mei 2003, Uni Eropa dan Rusia setuju untuk memperkuat kerjasama mereka dengan membentuk empat ruang bersama untuk jangka panjang dalam kerangka Perjanjian Kemitraan dan Kerjasama 1997.[29] Empat ruang bersama tersebut adalah ruang ekonomi bersama; ruang kebebasan, keamanan, dan keadilan bersama; ruang kerjasama dalam bidang keamanan eksternal bersama; dan ruang riset, edukasi, dan pertukaran budaya bersama.[29]
Pada konferensi Moskwa, bulan Mei 2005, kedua belah pihak mengadopsi paket tunggal dari Peta Jalan untuk pembentukan empat Ruang Bersama.[30] Peta Jalan ini melebarkan kerjasama yang ada saat ini, dan memberikan tujuan spesifik, juga menentukan tindakan-tindakan yang perlu ditempuh untuk membuat ruang bersama ini menjadi kenyataan.[30] Lebih jauh, pada Konferensi London di bulan Oktober 2005, kedua belah pihak membahas praktik implementasi dari Peta Jalan untuk pembentukan empat Ruang Bersama tersebut.[31]
^Overland, Indra. "The Hunter Becomes the Hunted: Gazprom Encounters EU Regulation". In Anderson, Svein; Goldthau, Andreas; Sitter, Nick. "Energy Union: Europe’s New Liberal Mercantilism?". Blasingstoke: Palgrave MacMillan. p. 115130.
^"Putin admits Russian forces were deployed to Crimea", Reuters, 17 April 2014, Diakses tanggal 14 Juni 2018, We had to take unavoidable steps so that events did not develop as they are currently developing in southeast Ukraine. ... Of course our troops stood behind Crimea's self-defence forces.