Huang BinhongHuáng Bīnhóng (Hanzi: 黃賓虹; 27 Januari 1865 – 25 Maret 1955) adalah seorang pelukis tinta cair dan sejarawan seni Tiongkok yang lahir di Jinhua, Provinsi Zhejiang. Keluarganya berasal dari County She, Provinsi Anhui.[1] Ia adalah cucu dari seniman Huang Fengliu. Huang Binhong dianggap sebagai salah satu inovator terakhir dalam gaya lukisan sastra dan terkenal karena lukisan pemandangannya. BiografiAyah Huang adalah seorang pedagang dan penggemar seni, yang mendorong minatnya dalam melukis. Namun, bisnis ayahnya bangkrut pada tahun 1888; keluarganya pindah ke Shexian, kampung halaman mereka.[2] Huang Binhong memulai ikatan batin dengan tempat tinggal barunya, yang dengan segera menumbuhkan ketertarikan pada gaya lukisan sastra Xinan. Ia juga mengumpulkan dan mempelajari segel kuno.[2] Sebagai penentang Dinasti Qing, ia terlibat dalam kegiatan revolusioner. Namun, ia melarikan diri ke Shanghai saat ketahuan. Di sana, ia menjadi penerbit dan editor berbagai buku seni.[2] Inspirasi artistikGaya melukis awalnya menunjukkan pengaruh dari Li Liufang (李流芳), Cheng Sui, Cheng Zhengkui, Kun Can, Hong Ren, dan para pelukis era Yuan dan Ming. Gaya ini menekankan pentingnya penyatuan ruang positif dan negatif; nuansa gelap dan terang. Setiap garis yang ditorehkan dengan kuas memiliki kesan kuat dan presisi. Sentuhan yang ringkas, garis luar yang anggun, dan gaya elegan dari Sekolah Seni Lukis Xin'an (新安画派) memiliki pengaruh yang mendalam pada Huang sepanjang hidupnya. Gayanya sebelum usia enam puluh disebut periode putih.[3] Setelah usia enam puluh, Huang pergi ke Guichi. Pemandangan Guichi tidak hanya menarik perhatian sang seniman, tetapi juga berdampak besar pada gayanya. Huang beralih dari fokus pada kuas dan garis menjadi fokus pada tinta dan sapuan. Ia mulai mempraktikkan gaya melukis Wu Zhen. Pada tahun 1928, Huang mengunjungi Guangxi dan Guangdong dan menciptakan banyak karya dengan membuat sketsa pemandangan alam yang realistis. Huang mulai beralih dari "gaya putih" ke "gaya hitam".[3] Pada usia enam puluh sembilan hingga tujuh puluh tahun, Huang mengunjungi Sichuan. Ia terinspirasi oleh suasana Gunung Qingcheng ketika turun hujan dan Ngarai Qutang yang disinari rembulan. Ia memanfaatkan tetesan, pewarnaan, dan lapisan tinta padat untuk menggambarkan perasaan basah berkabut dari hujan dan pemandangan pegunungan di malam hari. Sejak saat itu, gayanya yang "hitam, padat, tebal, berat" menjadi ciri khasnya.[3] Dari tahun 1937 hingga 1948, Huang tinggal di Beijing selama sebelas tahun dan sebagian besar lukisannya pada periode hitam dibuat selama waktu itu. Setelah itu, ia pindah ke Hangzhou dan memulai cakrawala baru dalam seninya. Terinspirasi oleh impresionisme Barat, ia memadukan dua sistem seni lukis utama Tiongkok (lukisan tinta dengan sapuan kuas serta lukisan berwarna) menjadi satu kesatuan. Titik-titik pigmen merah, hijau, dan biru menyatu dengan lapisan tinta padat yang menciptakan gaya yang mewah dan padu, di mana ia dengan cekatan memanipulasi bagian yang padat dan kosong. Gaya dan kreativitasnya yang bervariasi tidak hanya membuatnya mendapat gelar kehormatan, tetapi juga turut memperkaya seni Tiongkok modern.[4] GaleriReferensi
Bacaan tambahan
Pranala luar |