Gereja Santo Agustinus dari Paoay (bahasa Spanyol: Iglesia de San Agustín de Paoay), atau lebih dikenal sebagai Gereja Paoay, adalah sebuah gereja Katolik Roma di Paoay, Ilocos Utara, Filipina. Gereja yang selesai dibangun pada tahun 1710 ini terkenal dengan arsitektur khasnya berupa penopang besar di samping dan belakang bangunan utama. Situs ini ditetapkan sebagai Pusaka Budaya Nasional oleh pemerintah Filipina pada tahun 1973 dan Situs Warisan Dunia UNESCO dengan nama bersama Gereja-Gereja Barok Filipina pada tahun 1993.[1]
Sejarah
Gereja Paoay mulai dibangun pada tahun 1694 oleh biarawan Agustinian Pastor Antonio Estavillo, dan rampung pada tahun 1710 lalu ditahbiskan kembali pada tahun 1896.[2] Beberapa bagian gereja rusak akibat gempa bumi 1865 dan 1885 tetapi berhasil dipugar atas prakarsa Ibu Negara Imelda Marcos.[3]
Arsitektur
Gereja Paoay adalah contoh utama dari arsitektur "barok gempa" peninggalan Spanyol di Filipina,[2] di mana gaya Barok Eropa dipadukan dengan arsitektur tahan gempa melalui penggunaan penopang besar di sisi dan belakang bangunan gereja. Pemilihan arsitektur tersebut berangkat dari banyaknya gereja di Filipina yang rusak karena gempa bumi. Bagian dinding dan fasad dibuat dengan sentuhan arsitektur Jawa, sehingga tampak menyerupai Candi Borobudur di Indonesia.[4]
Penopang
Fitur yang paling mencolok dari Gereja Paoay adalah 24 penopang besar[5] dengan tebal sekitar 1,67 meter (5,5 ft)[3] di samping dan belakang bangunan gereja. Penopang yang memanjang dari dinding luar ini merupakan solusi untuk mengatasi dampak gempa yang destruktif. Penopang yang berbentuk seperti tangga di samping gereja sengaja dibuat untuk memudahkan akses ke bagian atap.[2]
Fasad yang terbuat dari batu berbentuk seperti pedimen besar yang muncul dari tanah dan dibangun condong ke depan. Pilaster dan cornice masing-masing membagi fasad secara vertikal dan horizontal. Pengaruh Gotik terlihat dalam penggunaan finial sementara pedimen segitiga menunjukkan pengaruh Tiongkok.[5][6] Fitur celah, relung, roset dan lambang Agustinian juga dapat ditemukan.[2] Fasad tersusun dari batu bata di bagian bawah dan koral di bagian atas.[1]
Menara lonceng
Di dekat fasad terdapat sebuah menara lonceng dari koral setinggi tiga lantai yang dibangun terpisah dari gedung utama gereja di sisi kanan dengan penampilan menyerupai pagoda.[2][6] Fondasi menara itu diletakkan pada tahun 1793.[3] Menara lonceng berdiri agak jauh dari gereja sebagai pencegahan dari kerusakan akibat gempa bumi.[1] Bangunan ini pernah dijadikan pos pengamatan oleh pejuang revolusioner Filipina saat melawan penjajah Spanyol pada tahun 1898 dan oleh gerilyawan Filipina ketika menghadapi Jepang pada Perang Dunia II.[5][7] Menurut sejarawan, menara lonceng juga berfungsi sebagai penanda status sosial penduduk setempat. Di mana lonceng akan berbunyi lebih keras dan lebih sering ketika seorang dari keluarga terpandang sedang menikah. Jika orang miskin yang menikah, lonceng akan berdentang lebih pelan dan lebih jarang.[8]
Pemugaran
Beberapa proyek pemugaran Gereja Paoay diupayakan oleh pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat. Pemerintah daerah Ilocos Utara melalui sebuah resolusi sedang mengupayakan pembangunan kembali biara gereja yang kini telah runtuh dan penguatan kembali bangunan gereja.[9]
Restorasi bagian luar gereja dimulai oleh NHCP pada kuartal kedua tahun 2019 dan selesai pada Juni 2020. Pekerjaan difokuskan pada dinding dan penyangga batu. Vegetasi dihilangkan dari bagian luar untuk mencegah pengikisan batu dan hilangnya kapur perekat. Perbaikan struktural utama dilakukan di tangga menara lonceng. Seluruh atap juga tak luput dari rehabilitasi.[10]