Gempa bumi Sabah 2015
Gempa bumi Sabah 2015 mengguncang Ranau, Sabah, Malaysia dengan Skala Magnitude momen 6.0 pada 5 Juni,[1] yang berlangsung selama 30 detik.[3] Gempa bumi tersebut merupakan gempa bumi terkuat yang terjadi di negara tersebut sejak 1976, dan salah satu gempa bumi terkuat yang pernah tercatat di Malaysia.[4] Setidaknya delapan belas orang tewas di Gunung Kinabalu,[5] sementara sekitar 137 orang lainnya yang mendaki gunung tersebut bertahan, namun kemudian diselamatkan.[6] Getaran juga terasa di Tambunan, Tuaran, Kota Kinabalu, Inanam, Kota Belud, Kota Marudu, Kudat, Likas, Penampang, Putatan, Kinarut, Papar, Beaufort, Keningau, Sandakan, Kunak, Tawau di Sabah dan yang paling jauh terada di Wilayah Federal Labuan, Lawas, Limbang dan Miri di Sarawak serta Bandar Seri Begawan di Brunei.[7][8][9][10][11] Gempa bumiGempa bumi tersebut terjadi pada 5 Juni 2015 pada pukul WSM (23:15:43 UTC) pada kedalaman sekitar 10 km (6,2 mi),[1] dengan episenternya sekitar 15 km (9,3 mi) dari utara Ranau dan berlangsung selama tiga puluh detik.[3][12] Gempa bumi tersebut awalnya dikabarkan berkekuatan 6.0 Mw oleh Survei Geologi Amerika Serikat (SGAS) sementara Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia) mengabarkan bahwa kekuatan gempa tersebut sebesar 5.9 Ms.[1][13] PenyebabKepercayaan penduduk lokalMenurut kepercayaan penduduk Dusun lokal, gempa bumi tersebut disebabkan oleh "aki" (para pelindung gunung tersebut) yang menjadi marah karena tindakan beberapa wisatawan barat yang "melepaskan pakaian dan buang air kecil di gunung tersebut" pada 30 Mei, enam hari sebelum gempa bumi tersebut terjadi.[14] Korban
187 pendaki terkena dampaknya, menurut sumber-sumber resmi Sabah, dengan kebanyakan di antara mereka berasal dari Malaysia dam Singapura, dan yang lainnya berasal dari Australia, Kanada, China, Denmark, India, Jepang, Kazakhstan, Belanda, Filipina, Korea Selatan, Thailand, Turki, Britania Raya dan Amerika Serikat.[16] 137 diantaranya bertahan namun kemudian diselamatkan.[6] Pada 7 Juni, 18 orang dari 5 negara dikabarkan tewas.[5] KerusakanPada gempa bumi tersebut, salah satu puncak di Gunung Kinabalu (yang disebut Telinga Keledai) runtuh.[6] Perairan di Permandian Air Panas Poring, sebuah wilayah wisatawan terkenal dekat Ranau, juga menjadi hitam setelah peristiwa tersebut.[22] Infrastruktur-infrastruktur lainnya juga dikabarkan rusak dengan sekitar 23 sekolah di enam distrik yang berbeda terkena dampaknya, sementara Masjid Ranau mengalami kerusakan akibat getaran tersebut.[23][24] Kerusakan serius terjadi di hostel-hostel dan tempat peristirahatan dekat puncak Gunung Kinabalu. Bangunan-bangunan yang terkena dampaknya juga ada di Kota Belud dan Tuaran.[25] Catatan
Referensi
Pranala luar
|