Garam cairGaram cair adalah garam yang berbentuk padat pada suhu dan tekanan standar tetapi berubah fase menjadi cair karena kenaikan suhu. Suatu garam yang normalnya berbentuk cair meskipun pada suhu dan tekanan standar biasanya disebut cairan ionik suhu ruang, meskipun secara teknis garam cair adalah bagian dari cairan ionik. PenggunaanGaram cair memiliki beragam kegunaan. Campuran garam klorida cair umumnya digunakan sebagai penangas pada perlakuan panas beragam logam paduan, seperti annealing dan martempering baja. Campuran garam sianida dan klorida digunakan untuk modifikasi permukaan logam paduan seperti karburisasi dan nitrokarburisasi baja. Kriolit (suatu garam fluorida) digunakan sebagai pelarut untuk aluminium oksida pada produksi aluminium dalam proses Hall-Héroult. Garam-garam fluorida, klorida dan hidroksida dapat digunakan sebagai pelarut dalam pemrosesan piro bahan bakar nuklir. Garam cair (fluorida, klorida, dan nitrat) dapat juga digunakan sebagai fluida pemindah panas selain sebagai penyimpan energi termal. Penyimpanan panas ini biasanya digunakan di pembangkit listrik garam cair.[1] Garam termal yang umum digunakan adalah campuran eutektik 60% natrium nitrat dan 40% kalium nitrat, yang dapat digunakan sebagai cairan antara 260-550 °C. Ini memiliki panas fusi 161 J/g,[2] dan kapasitas panas 1,53 J/(g K).[3] Garam eksperimental menggunakan litium dapat memiliki titik leleh 116 °C sementara masih memiliki kapasitas panas 1,54 J/(g K).[3] Garam mungkin berharga $1.000 per ton, dan pabrik dapat menggunakan 30.000 ton garam.[4] Garam meja reguler memiliki titik lebur 800 °C dan panas fusi 520 J/g.[5][6] Garam cair suhu sekitarGaram cair suhu sekitar (juga dikenal sebagai cairan ionik) berada dalam fase cair pada kondisi suhu dan tekanan standar. Contoh dari garam-garam tersebut termasuk campuran N-etilpiridinium bromida dan aluminium klorida, ditemukan pada tahun 1951[7] dan etilamonium nitrat ditemukan oleh Paul Walden. Cairan ionik lain memanfaatkan kation amonium kuaterner asimetris seperti ion imidazolium teralkilasi, dan anion bercabang besar seperti ion bistriflimida. Lihat juga
Referensi
Pranala luarDaftar pustakaC.F. Baes, The chemistry and thermodynamics of molten salt reactor fuels, Proc. AIME Nuclear Fuel Reprocessing Symposium, Ames, Iowa, USA, 1969 (August 25) |
Portal di Ensiklopedia Dunia