Fikar W. Eda |
---|
|
Lahir | Fikar W. Eda 8 Mei 1966 (umur 58) Takengon, Indonesia |
---|
Pekerjaan | Sastrawan, Jurnalis |
---|
Suami/istri | Devi Komala Syahni |
---|
Anak | 1. Siti Afraghassani
2. Siti Zettarenggali
3. Mohammed Tuahtakengon |
---|
Orang tua | Marwan Bin Said
Nuraida binti HM Kasim Amin |
---|
|
Fikar W. Eda (lahir 8 Mei 1966) adalah sastrawan dan penulis berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa puisi yang dipublikasikan di sejumlah surat kabar. Selain menekuni tulis-menulis, Fikar Juga kerap diundang untuk tampil, baik sebagai pembaca puisi maupun narasumber, di dalam negeri dan luar negeri. Tahun 2019, Fikar terpilih sebagai salah satu penyair yang diundang dalam Pertemuan Penyair Nusantara yang dihadiri oleh para sastrawan enam negara Melayu serumpun; Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Timor Leste.[1][2]
Latar belakang
Fikar W. Eda merupakan alumnus Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, dan Program Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Menggeluti sastra dan teater dan tampil di berbagai kegiatan baca puisi di sejumlah kota di Indonesia dan Malaysia, seperti Jakarta, Jogjakarta, Solo, Surabaya, Bandung, Kuala Lumpur dalam Pengucapan Puisi Dunia Ke-9 2002, Banda Aceh dan lain-lain. Menghadiri Forum Puisi Indonesia '87 di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Refleksi Peringatan 50 Tahun Indonesia Merdeka di Surakarta, Pertemuan Penyair Sumatera di Lampung, Medan, Batam, dan sebagainya. Bersama grup musikalisasi puisinya, Deavies Sanggar Matahari, menggelar acara Tour Salam Damai di sejumlah kota terpenting Indonesia dalam rangka ampanye hak sasi manusia Aceh. Menyusun antologi sastra Aceh Mendes
ah Dalam Nafasku bersama Lian Sahar dan Abdul Wachid B.S. (Kasuha, 1999), dan buku Aceh Menggugat (Pustaka Sinar Harapan, 1999) bersama S Sastya Dharma. Menulis buku Forbes dan Jejak Lahirnya Undang Undang Pemerintahan Aceh (Forbes, 2008), Sabang, Menyusur Jejak Pelabuhan Bebas (BPKS, 2008).
Karya Sastra
Kumpulan puisinya, Rencong, ditulis dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia diterbitkan dalam edisi khusus (special edition) pada November 2008. Sebelumnya, buku ini diterbitkan pada 2003 dan 2005, diluncurkan di Universitas Indonesia (UI Depok), 17 Oktober 2003. Buku itu dibedah secara khusus oleh dua sastrawan Malaysia, Prof Siti Zainon Ismail dan Dr. Ahmad Kamal Abdullah atau Kemala, penyair dan pengamat sastra Oyos Saroso HN, Gola Gong dari Komunitas Rumah Dunia, Tommy Christomi dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, dan penyair ternama Indonesia, Rendra. Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar, membubuhkan catatannya pada halaman pembuka.
Sejak 1989, bekerja sebagai jurnalis pada surat kabar Serambi Indonesia yang terbit di Banda Aceh. Ia juga menjabat Sekjen Perhimpunan Jurnalis Indonesia atau PJI dan Komunitas musikalisasi Puisi Indonesia atau Kompi.
Puisi-puisinya juga terhimpun dalam Antologi Forum Puisi Indonesia (Dewan Kesenian Jakarta, 1987), Antologi Sastra Aceh Seulawah (1995), Dari Bumi Lada (Dewan Kesenian Lampung, 1996), Aceh Mendesah dalam Nafasku (Kasuha,1999), Antologi Puisi Indonesia Jilid I (KSI, 1997), Maha Duka Aceh (PDS HB Jassin, 2005), Syair Tsunami (PN Balai Pustaka, 2005), Lagu Kelu (Asa-JapanNet, 2005), Ziarah Ombak (Institute for Culture and Sociaty, 2005, Antologia de Poeticas (Gramedia, 2008), (Sound of Asia, Korea-ASEAN Poets Literature Festival Anthology II 2011) (Yayasan Sagang, 2011), (What's Poetry, Forum Penyair Internasional Indonesia 2012) (Henk Publica) dan lain-lain.
Pendidikan
- SD Negeri 6 Takengon (1973-1978)
- SMP Negeri 2 Takengon (1979-1981)
- SMA Negeri 1 Takengon (1982-1984)
- S-1 Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh (1984-1990)
- S-2 Institut Kesenian Jakarta angkatan III (2010-2012)
Pekerjaan
- Jurnalis Serambi Indonesia sejak 1989 sampai sekarang
- Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta 2013-2015
- Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Aceh 1990-1995[3]
Penghargaan
- Anugerah dari Pemerintah Provinsi Aceh ”Meukuta Alam” Bidang Sastra Indonesia (2009)
Puisi
- Takengon 29 Ribu Kali
- Rencong
- Salam Damai
- Seperti Belanda
- Nyala Aceh
- Biarkan Kami
- Rumah
- Bunga dan Peluru
- Kemana
- Cahaya Suci Matahari
- Jerit Bukit
- Dari Balik Kaca Se bi uah Menara
- Akulah Syair Itu
- Aceh Saru (Lady’s Night)
- Mari
- Kabut Tipis Kaca Jendela
- Rindu Emak
- Kutikam Aceh
- Aku tak Bisa Berfikir
- Kita Berdua
- Lalu Kita
- Syair Cendrawasih
- Rajah
- Ke Langit tak Berbatas
- NURLAPAN
- Asalku dari Hulu
- Kopi Pagi
- Kopi Tubruk
Pranala luar
Referensi