Institut Kesenian Jakarta
Institut Kesenian Jakarta yang disingkat IKJ adalah sebuah perguruan tinggi seni yang berlokasi di Cikini, Jakarta, Indonesia.[2] Institut ini khusus mengajarkan bidang-bidang seni yang meliputi seni rupa, seni pertunjukan, dan perfilman. Pada awalnya, perguruan tinggi ini bernama LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) yang didirikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, dan diresmikan pada pada tanggal 25 Juni 1976 oleh Presiden Suharto.[3] SejarahUsulan pendirian LPKJ sendiri awalnya disampaikan oleh para seniman yang tergabung dalam Dewan Kesenian Jakarta, sebuah dewan kesenian yang pendiriannya juga difasilitasi oleh Gubernur Ali Sadikin. LPKJ ini didirikan di dalam lingkungan Taman Ismail Marzuki (TIM), berdamping-dampingan dengan bangunan pertunjukan dan pameran yang ada di TIM. Tujuannya, agar para mahasiswa LPKJ menjadi akrab dengan pertunjukan dan pameran kesenian yang diadakan di sana. LPKJ terdiri dari 5 akademi yaitu: Akademi Tari, Akademi Teater, Akademi Musik, Akademi Seni Rupa, dan Akademi Sinematografi.[4] LPKJ kemudian berubah status menjadi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 1981. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ketika itu menginginkan agar lembaga kesenian seperti LPKJ yang dikelola dengan model sanggar dan padepokan menjadi lembaga pendidikan formal. Maka LPKJ pun diubah menjadi IKJ yang dikelola seperti sebuah sekolah formal.[5] Meskipun kemudian pengelolaannya lebih mandiri, fasilitasnya masih menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Akademi Sinematografi awalnya digabung dengan Akademi Seni Rupa karena dianggap satu akar dalam seni visual, sehingga disatukan menjadi sebuah Fakultas Seni Rupa dan Desain. Akademi Seni Tari, Seni Teater, dan Seni Musik digabung dalam Fakultas Seni Pertunjukan. Seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, Fakultas Seni Rupa dan Desain pun berkembang. Jurusan Film yang semula satu atap dengan Fakultas Seni Rupa dan Desain berpisah, kemudian menjelma menjadi Fakultas Film dan Televisi (FFTV). FFTV pun kemudian berkembang, membuka Jurusan Fotografi dan terakhir membuka Jurusan Kajian Media yang sebelumnya bernama Jurusan Filmologi. Pada awal tahun 1990-an, FFTV-IKJ masuk menjadi anggota [6] Asosiasi Sekolah Film dan Televisi Internasional. FFTV IKJ yang dipimpin oleh Soetomo Gandasubrata saat itu sudah menjadi anggota penuh, bahkan pada saat itu Slamet Rahardjo dipilih sebagai Ketua Perwakilan Cilect di Asia Pasific. Setelah konferensi Cilect 2008 di Beijing, FFTV IKJ hadir diwakili oleh Kusen Dony Hermansyah (Wakil Dekan III) dan Tanete A. Pong Masak (Staf Bidang IV FFTV IKJ), berhasil memosisikan FFTV IKJ kembali sebagai anggota tetap Cilect. Dengan demikian FFTV-IKJ, kembali sebagai satu-satunya perwakilan Cilect di Indonesia.[7] Guru Besar IKJ sejak 2004 adalah Sardono W. Kusumo. FakultasFakultas Seni Rupa (FSR)Fakultas ini berkonsentrasi kepada pengembangan seni dalam wilayah visual, melingkupi tiga jurusan, yaitu seni murni, kriya, dan desain.
Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)
Fakultas Film dan Televisi (FFTV)
AlumniAlumni yang berasal dari IKJ, antara lain Mira Lesmana, Garin Nugroho, Subarkah, Didi Petet, Slamet Rahardjo, dan Jujur Prananto.[8] Alumni
Referensi
Pranala luar
|