Erwin Aksa
Erwin Aksa Mahmud, B.A. dikenal dengan Erwin Aksa (lahir pada 7 Desember 1975) adalah Seorang politisi Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Strategis [1] di DPP Partai Golongan Karya (Golkar) dan Komisaris Utama di Bosowa Group[2] yang berada di Ujung Pandang (kini Makassar). Erwin pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Konstruksi dan Infrastuktur periode 2015-2020[3]. Erwin Aksa pernah menjadi Wakil Bendahara Umum Partai Golkar pada periode 2009-2014[4]. Ketua Bidang Koperasi dan UKM di DPP Partai Golkar (2014 - 2020)[5]. Erwin Aksa (EA) pernah juga menjadi Ketua Umum BPP HIPMI periode 2008-2011[6]. Erwin Aksa (EA) lahir di Kotamadya Ujung Pandang, Sulawesi Selatan. Setelah lulus dari University of Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat Jurusan Ekonomi pada tahun 1997, Erwin (EA) bergabung dengan perusahaan Bosowa yang dimiliki oleh Ayahnya (Aksa Mahmud). Pada tahun 2006, Erwin (EA) diangkat menjadi Direktur Utama Bosowa Group dan sekarang Erwin menjadi Komisaris Utama Bosowa Group[7]. Riwayat HidupErwin Aksa Mahmud lahir pada 7 Desember 1975 di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan. Erwin adalah anak sulung dari 5 bersaudara. Ayah dari Erwin Aksa (EA) yang bernama Ir. H. Muhammad Aksa Mahmud lahir di Barru pada tanggal 16 Juli 1945. Ayah dari Erwin merupakan seorang pengusaha sekaligus politisi di Indonesia. Sampai sekarang Aksa Mahmud adalah pendiri dan pemimpin di Grup Bosowa. Bosowa merupakan kependekan dari tiga nama daerah-Bone, Sopeng, Wajo-Bosowa jelas berasal dari Sulawesi Selatan [8]. Aksa Mahmud pernah menjadi Anggota MPR RI Fraksi Utusan Daerah dari Sulawesi Selatan pada tahun 1999-2004. Anggota DPD dari Sulawesi Selatan tahun 2004-2009 dengan suara terbanyak. Aksa Mahmud pernah menjadi Wakil Ketua MPR (2004-2009)[9]. Sedangkan ibu dari Erwin Aksa (EA) adalah Hj. Ramlah Kalla, merupakan adik dari Jusuf Kalla yang memerupakan mantan Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-10 dan ke-12. Saat ini Hj. Ramlah Kalla menjabat sebagai Komisaris di Bosowa Group. Ayah dari Hj. Ramlah Kalla adalah seorang pengusaha dan pedagang yang menekankan kejujuran dan keberagaman dalam berdagang. Peran sang Ibu yang memilih sebagai ibu rumah tangga, mengajari erwin dalam urusan kesehatan, agama, berbagai norma bersikap sebagai lelaki dan menghormati perempuan. Sementara ayahnya bertekad untuk memersiapkan dirinya sebagai penerus perusahaan keluarga, mendidik dengan sangat tegas dan disiplin. Khususnya dalam hal pendidikan dan mengeluarkan potensi yang ada, demi menggali kematangan emosional pada dirinya. Erwin Aksa menikah dengan seorang perempuan yang bernama Andi Fatmawati Manggabarani. Pernikahan Erwin dan istrinya dikarunia dengan tiga orang anak yang bernama Trinisha Erwin Aksa, Shayla Erwin Aksa, dan Muhammad Yusuf Erwin Aksa. Sejak kecil, ia dibiasakan berdiskusi, khususnya dalam bisnis. Setiap liburan, ia diajak ayahnya ke berbagai pertemuan bisnis di berbagai negara. Sesekali dititipkan pada kawan ayahnya di Singapura, sembari belajar bahasa Inggris. Demi pendidikan yang lebih baik, ia berani untuk “merantau”, melanjutkan pendidikan menengah atasnya di Bandung. Ini artinya, ia harus meninggalkan “kemewahan” bersama keluarga, dan mulai hidup sendiri di rantau. Ayah Erwin Aksa tidak memanjakannya. Ia pun tinggal di kos, sekamar dengan empat teman lainnya, naik angkutan umum menuju sekolah, dan merasakan menjadi masyarakat kebanyakan – hal yang amat langka dialami olehnya. Setiap bulan ia “digaji” pas-pasan dan harus melaporkan keuangannya secara detail untuk ayahnya. Selama di sekolah Erwin juga sangat aktif di kepengurusan Organisasi Siswa Infra Sekolah (OSIS). Riwayat Pendidikan
Karir Bisnis dan SosialSetelah lulus kuliah pada 1997, Erwin Aksa (EA) kembali ke Indonesia. Namun, pulang dari Amerika ia tidak langsung memimpin perusahaan keluarga seperti banyak putra mahkota lainnya. Erwin harus bekerja mulai dari awal sebagai karyawan di dealer mobil Mitsubihi di Makassar. Memaksa diri melakukan hal yang tidak ingin ia lakukan adalah bagian dari melatih diri sendiri, suatu prinsip yang ditegakkan sang ayah. Ayahnya juga meminta Erwin Aksa untuk menjadi pengurus organisasi olah raga. Erwin pernah menjadi manajer klub sepak bola Makassar (PSM), di mana pada masa kepemimpinannya klub PSM memiliki beberapa prestasi di dunia sepak bola Indonesia antara lain:
Kehadiran Erwin Aksa ibarat oase di tengah padang gurun. Masalah gaji dan setumpuk masalah lain kini mendera klub. Track record Erwin Aksa tidak meragukan lagi, pemain seperti Christian Gonzales, Ronald Fagundez, Oscar Aravena, Ponaryo Astaman, Charis Julianto adalah segelintir bintang yang dia daratakan di Mattoanging. Selain itu Erwin Aksa (EA) pernah menjadi Ketua Persatuan Tinju Nasional (Pertina) Sulawesi Selatan (2003-2008). Setelah puluhan tahun Bosowa Group dipimpin oleh ayahnya (Aksa Mahmud), pada 2006 Erwin ditunjuk menjadi direktur Utama Bosowa Group. Erwin pun tancap gas mengembangkang Bosowa. Kini ia menjabat sebagai Komisaris Utama Bosowa Group. Bosowa Group sendiri telah memiliki 10 unit bisnis, yakni otomotif, semen, logistik dan transportasi, pertambangan, properti, jasa keuangan, infrastruktur, energi, media, dan multibisnis [10]. Pertumbuhan bisnis grup Bosowa yang melesat cepat beberapa waktu terakhir ini tak bisa dilepaskan dari nama Erwin Aksa (35). Chief Executive Officer (CEO) muda ini berhasil membawa perusahaan yang didirikan oleh ayahnya, Aksa Mahmud, empat dekade lalu dengan gemilang di bawah kepemimpinannya. Jelas, untuk meneruskan dan mengembangkan sebuah usaha keluarga yang sudah memiliki sistem yang mapan sebelumnya, bukanlah hal yang mudah. Namun dengan pengetahuan dan kerendahan hatinya, Erwin berhasil membawa bahtera bisnis keluarga yang berbasis di daerah Sulawesi Selatan itu menuju level nasional. Erwin yang mendapat kepercayaan memegang penuh kepemimpinan grup Bosowa (Bosowa Corporation) tahun 2004, mampu meningkatkan asset grup dari 3 trilyun menjadi 6 trilyun dalam waktu empat tahun. Padahal ketika itu usianya baru menginjak 29 tahun, dan ia harus membawahi enam ribu karyawan dari enam bidang usaha: semen, otomotif, properti, finansial, infrastruktur, dan pertambangan. Rekan pengusaha, Sandiaga Uno memuji Erwin sebagai anak yang besar di daerah namun bisa naik kelas dan beradaptasi di level nasional percaturan bisnis di Indonesia. Erwin Aksa (EA) menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia pada periode 2008-2011. Erwin mendapatkan suara 104 dari 165 suara yang sah pada pemungutan suara di Musyawarah Nasional Hipmi ke-13 di Nusa Dua, Bali. Saat menjadi Ketua Umum Hipmi, Erwin membuat gerakan entreprenurships masal yang akhirnya secara resmi dilakukan oleh Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono [f]. Gerakan ini muncul karena Erwin melihat pada tahun 2010 presentase pengusaha di Indonesia sangat sedikit. Riwayat Pekerjaan
PT Semen Bosowa Maros • PT Semen Batam • PT Bosowa Berlian Motor • PT Bosowa Mining • PT Bosowa Isuma • PT Bosowa Lloyd PT Bosowa Pasir Bara • PT Bantimurung Indah • PT Bosowa Agro Industries • Bosowa Utama • Marga Utama Nusantara • Bosowa Energi
Karier PolitikErwin Aksa (EA) merupakan politisi yang memiliki idealisme. Erwin tidak takut untuk memiliki pandangan yang berbeda dengan rekan atau partai politiknya jika hal itu dirasakan benar dan memiliki manfaat bagi masyarakat. Saat ini Erwin Aksa menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Strategis di DPP Partai Golongan Karya (Golkar). Karir politik Erwin Aksa Mahmud di Partai Golongan Karya (Golkar) dimulai dari tahun 2004. Erwin menjadi Wakil Bendahara DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi Selatan pada periode 2004-2009. Komisaris Utama di Bosowa Group ini juga pernah menjadi Wakil Bendahara Umum periode 2009-2014. Wakil Sekertaris Jendral Bidang Industri dan Perdagangan di periode 2014-2019 [j]. Pada periode 2016-2018 Erwin Aksa menjabat sebagai Ketua Bidang Perdagangan dan Industri [i]. Sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Erwin mengemukakan gagasan untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan kejuruan (vokasi). Ia berpendapat bahwa dasar dari pembangunan sebuah negara adalah pendidikan. Erwin dan Partai Golkar mendorong pengembangan kualitas pendidikan vokasi karena padat melahirkan generasi berkualitas dan memiliki daya saing. Apresiasi dan penghargaan
Referensi
|