Dunia bawah dalam mitologi Yunani adalah suatu tempat yang terletak jauh di dalam tanah atau di perut bumi. Dunia bawah sering juga disebut Hades, yang diambil dari nama dewa penguasanya, yakni dewa Hades. Dunia bawah merupakan tempat bagi para arwah manusia yang sudah meninggalkan tubuh mereka.
Dunia orang-orang mati, tempat untuk roh orang-orang yang telah mati. Tempat ini dipimpin oleh Hades dan istrinya, Persefone.
Kepulauan Elisian atau Kepulauan Yang Diberkahi, tempat tinggal bagi para pahlawan yang telah mati. Tempat ini dipimpin oleh Kronos.
Taman Elisian yang dipimpin oleh Rhadamanthis. Tempat tinggal bagi jiwa-jiwa yang telah dipilih dewa.
Ada lima sungai yang mengalir di dunia bawah, yaitu sungai Akheron (sungai kesedihan), sungai Kokitos (sungai ratapan), sungai Flegethon (sungai api), sungai Lethe (sungai kelalaian), dan sungai Stiks (sungai kebencian), yang membentuk batas antara dunia atas dan bawah.
Jalur masuk
Banyak pemujaan lokal di Yunani yang mengklaim bahwa mereka mengetahui jalan masuk ke dunia bawah. Mereka juga memiliki ritual keagamaan yang dikhususkan untuk dunia bawah. Tempat yang paling banyak disebut sebagai pintu masuk ke dunia bawah adalah sebuah gua di Sparta. Geografer dan penulis kuno semacam Pausanias dan Strabo juga menyebutkan banyak tempat yang dipercaya sebagai jalur menuju dunia bawah, di antaranya adalah gua Cumae, Tanjung Tainaron, Avernus, dll.
Dalam Odisseia buatan Homeros, diceritakan bahwa Odisseus diberitahu oleh Kirke bagaimana cara memasuki dunia bawah. Odisseus harus menyeberangi samudra[1] dan dengan dipandu oleh Angin Utara akan mencapai pintu masuk dunia bawah.[2] Lalu, para arwah akan dipandu oleh Hermes Psikhopompos. Hermes membimbing para roh melalui lubang di bumi, melewati samudra Okeanos yang mengelilingi dunia, melampaui gerbang matahari terbenam, hingga akhirnya tiba di dalam dunia bawah, tempat istirahat terakhir para arwah.[3]
Geografi dunia bawah
Dalam mitologi Yunani yang sangat kuno, dunia bawah adalah tempat tinggal roh orang mati yang suram dan berkabut (disebut juga Erebos).[4] Pada periode selanjutnya, mitos ini berkembang dengan adanya penghakiman terhadap para roh dan adanya imbalan dan hukuman. Beberapa manusia (termasuk Herakles), boleh langsung meninggalkan tempat ini begitu mereka masuk.
Dalam mitologi Romawi, pintu masuk ke dunia bawah terletak di Avernus, sebuah kawah di dekat Cumae, dan merupakan rute yang digunakan oleh Aineias untuk pergi ke dunia bawah.[5]
Roh manusia masuk ke dunia bawah dengan menyeberangi sungai Akheron menaiki perahu yang didayung oleh Kharon. Kharon meminta bayaran berupa sekeping obolos, koin kecil yang disimpan di mulut jenazah oleh keluarga atau kerabat. Roh-roh yang tidak memiliki koin tersebut (kemungkinan karena miskin atau tak punya kerabat) tidak bisa menyeberang dan harus berdiam selama ratusan tahun di tepi sungai. Mereka bahkan kadang-kadang kembali ke dunia manusia untuk menghantui orang-orang yang seharusnya memberi mereka penguburan yang layak.
Orang-orang Yunani bisanya memberikan persembahan pada dewa agar mereka terhindar dari roh-roh semacam itu.[5] Di seberang sungai Akheron ada anjing berkepala tiga, Kerberos, yang menjaga pintu dunia bawah. Kerberos akan membiarkan orang masuk tetapi tidak akan mengizinkan ada yang keluar.[6] Kerberos pernah dikalahkan oleh Herakles. Setelah melewati Kerberos, roh manusia kemudian memasuki tempat penghakiman.
Ada lima sungai di dunia bawah, yaitu Akheron (sungai kesedihan), Kokitos (sungai ratapan), Flegethon (sungai api), Lethe (sungai kelalaian), dan Stiks (sungai kebencian).[7] Sungai Stiks adalah sungai yang sangat keramat, sumpah yang diambil di sungai ini tak bisa dilanggar.[8] Tubuh Akhilles direndam di sungai ini untuk membuatnya kebal. Sungai Stiks adalah sungai yang membatasi dunia bawah dan dunia atas.
Ada dua kolam di dunia bawah, kolam Lethe, tempat roh manusia dikumpulkan dan dihapus ingatannya, dan kolam Mnemosine, tempat para roh memperoleh ingatan mereka kembali. Di halaman depan istana Hades ada tempat bagi tiga hakim dunia bawah, Minos, Rhadamanthis, dan Aiakos. Dari sana ada tiga jalan yang berujung pada tempat yang berbeda. Para roh akan diadili oleh para hakim dan dikirim ke jalan yang sesuai bagi mereka. Roh orang yang tak pernah berbuat jahat akan pergi ke Padang Asphodel, roh orang jahat akan dikirim ke Tartaros, dan roh para pahlawan akan pergi ke Elisium.
Erebos adalah bagian dunia bawah yang paling dekat dengan permukaan dunia atas. Di tempat ini berkumpul roh orang-orang yang jenazahnya tidak dimakamkan dengan layak. Mereka berada di sini selama ratusan tahun. Di sini juga terdapat kediaman Niks, Kerberos, Erinyes, dan Thanatos.
Tartaros adalah bagian terdalam di dunia bawah. Jika sebuah landasan besi dijatuhkan dari dunia atas, butuh waktu sembilan hari sembilan malam untuk sampai di Tartaros.[9] Tempat ini dikelilingi oleh pagar perunggu dengan gerbang besi.[10] Karena keadaan Tartaros tersebut, tempat ini sering digunakan sebagai tempat pengurungan.
Pada awalnya, Tartaros dipakai oleh Uranus sebagai tempat untuk mengurung para Kiklops dan Hekatonkhire.[11] Ketika Kronos berkuasa, dia menempatkan DrakainaKampe untuk menjaga makhluk-makhluk yang dikurung di Tartaros. Pada Titanomakhia, Zeus membebaskan para Kiklops dan Hekatonkhire dari Tartaros. Seusai Titanomakhia, Zeus menjebloskan Kronos dan para Titan pria yang menentangnya ke dalam Tartaros dengan dijaga oleh para Hekatonkhire.[9][10][12]
Beberapa orang jahat menjalani hukuman khusus di Tartaros. Tantalos dihukum dengan rasa lapar dan haus yang tiada akhir karena telah menghidangkan daging manusia pada para dewa.[13]Iksion dihukum untuk selamanya berada di atas roda api yang terus berputar karena dia ingin berhubungan seksual dengan Hera, istri Zeus.[14] Sementara itu ada Sisifos yang diharuskan untuk terus-menerus memikul batu besar ke atas bukit di Tartaros, dan jika sudah sampai di atas, batu tersebut akan selalu berguling kembali ke bawah.[15] Selain itu ada raksasa Titios yang dihukum dengan cara hatinya dimakan oleh dua burung hering besar di Tartaros. Empat puluh sembilan orang Danaid (putri Danaos) membunuh suami mereka masing-masing, akibatnya mereka harus berada di Tartaos dan dihukum untuk selamanya membawa air di ember yang bocor.[10][14][16]
Elisian atau Elisium adalah tempat di dunia bawah bagi roh para pahlawan dan orang-orang yang diberkati oleh para dewa. Para penghuni Elisian mampu mengingat semua kenangan mereka semasa masih hidup. Di Elisian, para penghuninya merasakan kebahagiaan, kesenangan dan kedamaian yang tiada akhir. Mereka menikmati melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti berburu, berolahraga, bermain musik, dan makan-makan. Elisian dipimpin oleh Rhadamanthis, putra Zeus dan Europa.[10]
Tempat ini disebut juga sebagai "Pulau Keberkahan". Homeros dan Hesiodos menyebutkan bahwa Elisian berada jauh di barat di seberang samudra. Dalam perkembangan selanjutnya, Elisian dipercaya sebagai bagian dari dunia bawah. Menurut Virgilus dan Plato, roh orang-orang baik berada di sini untuk sementara waktu sebelum kemudian bereinkarnasi.[5]
Sungai dunia bawah
Dunia bawah dan dunia atas dipisahkan oleh satu atau beberapa sungai. Yang sering disebut adalah sungai Stiks atau Akheron. Untuk sampai di bagian dalam dunia bawah, para roh harus menyeberangi sungai tersebut. Untuk melakukannya, para roh bisa menaiki perahu yang didayung oleh Kharon, namun setiap roh harus membayar satu obolos pada Kharon. Karenanya, orang Yunani kuno memakamkan jenazah dengan satu buah koin di mulut jenazah. Selain Stiks dan Akheron, sungai lainnya adalah Flegethon, Kokitos, dan Lethe.
Sungai paling terkenal di dunia bawah adalah sungai Stiks. Stiks adalah putri dari Tethis dan Okeanos. Stiks bersuamikan Pallas dan melahirkan Zelos, Kratos, Bia, dan Nike. Dalam Titanomakhia, Stiks memihak Zeus, oleh karena itu sungai Stiks diberi kehormatan sebagai sandaran sumpah yang paling keramat. Siapa pun yang bersumpah demi sungai Stiks tidak dapat melanggar sumpahnya.[17]
Sungai Stiks adalah sungai kebencian. Ketika masih bayi, pahlawan Akhilles direndam oleh ibunya, Thetis, di sungai Stiks sehingga tubuh Akhilles menjadi kebal kecuali tumitnya, yang tidak ikut terendam air sungai Stiks karena di situlah ibunya memeganginya.[18]
Akheron awalnya adalah putra Helios dan Gaia. Dia diubah menjadi sungai karena pada Titanomakhia, dia menyediakan air bagi para Titan. Akheron adalah ayah Askalafos dari hubungannya bersama Orfne[19] atau Gorgira.[20]
Sungai Akheron berawal di Lakonia dan berujung di Tanjung Tainaron, yang disebut-sebut sebagai salah satu jalan masuk ke dunia bawah. Sungai ini bisa diseberangi dengan menaiki perahu yang didayung oleh Kharon.[21][22] Jika sudah sampai di seberang, roh manusia tidak mungkin bisa kembali ke sisi sebelumnya. Akheron digambarkan sebagai pria tua dengan pakaian yang terendam dalam air dan atributnya adalah burung hantu. Akheron adalah sungai rasa sakit. Sungai tersebut dalam, gelap, sebagian airnya mengalir ke permukaan, dan airnya beracun.
Menurut penyair Romawi, Virgilus, sungai Akheron adalah sungai utama Tartaros dan dari sungai Akheron ini mengalir sungai Kokitos dan Flegethon.[23] Menurut Suda, Akheron adalah sungai tempat pembersihan dosa manusia.[24]
Sungai Kokitos adalah anak sungai Akheron.[25][26] Di tepi sungai ini berkumpul para roh yang tidak dimakamkan. Mereka menunggu untuk diadili oleh para hakim dunia bawah. Sungai Kokitos adalah sungai yang mengelilingi Tartaros. Dikatakan bahwa aliran sungai Kokitos terbentuk dari kumpulan air mata penyesalan dari para roh yang dulunya jahat. Karena itulah sungai Kokitos disebut sebagai sungai ratapan.[27] Tidak jauh dari sungai ini, ada gerbang dunia bawah yang terbuat dari kuningan.
Sungai Flegethon, seperti juga Kokitos, adalah anak sungai Akheron.[25][26] Sungai ini merupakan sungai api[29] dan merupakan sungai yang paling berbahaya. Sungai Flegethon mengelilingi penjara bagi roh yang jahat. Sungai Flegethon memiliki aliran yang panjang dan arahnya berlawanan dengan aliran sungai Kokitos. Plato menyatakan bahwa sungai Flegethon mengalir menuju kedalaman Tartaros.[30]
Sungai ini disebut sebagai sungai kelalaian karena roh yang meminum air sungai ini akan melupakan semua ingatan mengenai kehidupan mereka di dunia atas. Dalam Aeneid buatan Virgilus, roh orang baik yang hendak bereinkarnasi kembali ke dunia atas diharuskan untuk terlebih dahulu meminum air sungai ini. Dengan begitu mereka benar-benar akan menjalani hidup baru dan tidak akan mengingat lagi kehidupan sebelumnya.[31]
Sungai ini mengalir mengelilingi Elisian. Menurut Ovidius, sungai ini mengalir melewati gua Hipnos, dewa tidur, dan bisikan sungai Lethe dapat menyebabkan rasa kantuk.[32] Lethe merupakan putri dari Eris, dewi pertengkaran.[33]
Dalam mitologi
Theseus dan Pirithous
Pirithous menginginkan Persefone, istri Hades, sebagai istrinya. Dengan ditemani oleh sahabatnya Theseus, Pirithous pun berangkat menuju dunia bawah. Di sana mereka dijamu oleh Hades. Namun Hades ternyata telah mengetahui rencana mereka dan jamuan tersebut hanyalah tipu daya saja. Ketika Pirithous dan Theseus duduk, beberapa ekor ular langsung bergulung di kaki mereka dan mencegah mereka kabur. Dalam versi lainnya, kaki mereka dijepit oleh batu sampai paha. Kursi tersebut juga membuat mereka melupakan tujuan mereka di dunia bawah. Pada akhirnya Theseus berhasil dibebaskan oleh Herakles, tetapi Pirithous terperangkap dan dihukum selamanya karena berani menginginkan istri dari seorang dewa.[34][35][36]
Tugas Herakles
Herakles membunuh keluarganya, karena itu dia diharuskan melaksanakan tugas-tugas dari Euristheus. Tugas kedua belas dan terakhirnya adalah menangkap Kerberos hidup-hidup. Tugas tersebut sebenarnya adalah tugas tambahan karena ada dua tugas sebelumnya yang oleh Euristheus dianggap tidak sah. Tugas ini adalah tugas Herakles yang paling berbahaya.[37]
Setelah menerima perintah dari Euristheus, Herakles pergi ke Eleusis untuk menjalani Misteri Eleusis supaya dia bisa masuk dan keluar dunia bawah dengan selamat, selain itu untuk menyucikan dirinya yang telah membunuh para Kentaur. Herakles memasuki dunia bawah melalui Tanaerum. Di dunia bawah, dia dipandu dan dibimbing oleh Athena dan Hermes. Hestia juga ikut membantunya melewati Kharon.
Di dunia bawah, Herakles menemukan Theseus dan Pirithous. Kedua sahabat itu dikurung di sana karena mencoba menculik Persephone. Kaki mereka dijepit oleh ular yang kemudian menjadi batu sehingga mereka terjebak di kursi masing-masing. Herakles berhasil menarik Theseus dari kursinya. Dalam usaha tersebut, sebagian paha Theseus tertinggal di kursinya. Tiba-tiba tempat tersebut berguncang.[38] Herakles dan Theseus pun terpaksa meninggalkan Pirithous.
Herakles pada akhirnya berhasil menemukan Hades dan meminta izinnya untuk membawa Kerberos ke dunia atas. Hades memperbolehkan asalkan Herakles menghadapi Kerneros tanpa senjata. Herakles lalu bertarung dengan Kerberos, mengalahkannya, mengikatkan tali padanya, dan membawanya ke dunia atas. Herakles dan Kerberos keluar dari dunia bawah melalui gua di Peloponnesia. Herakles kemudian membawa Kerberos ke hadapan Euristheus, yang sangat ketakutan begitu melihat Kerberos. Euristheus bersembunyi dalam sebuah pithos (tong) dan menyuruh Herakles mengembalikan hewan tersebut ke dunia bawah, sekaligus membebaskan Herakles dari tugas-tugasnya.[39][40]
Orfeus dan Euridike
Salah satu Argonaut, Orfeus, adalah musisi hebat yang memiliki seorang kekasih bernama Euridike. Suatu hari Euridike meninggal dunia karena digigit oleh ular berbisa. Orfeus sangat berduka atas kematian istrinya. Dia lalu memainkan lagu yang sangat sedih sampai-sampai semua nimfa dan dewa terharu. Orfeus pun disarankan untuk pergi ke dunia bawah dan membawa kembali istrinya. Sambil memainkan liranya, Orfeus berjalan ke dunia bawah, dunia orang-orang mati. Di sana, musik Orfeus mampu membuat para arwah diam dan mendengarkan. Bahkan orang-orang yang sedang mengalami siksaan abadi (seperti Sisifos dan Tantalos) sejenak melupakan penderitaan mereka begitu mendengar musik Orfeus. Dengan musiknya, Orfeus tidak perlu membayar Kharon untuk menyeberangkannya melewati sungai Stiks. Kerberos juga membiarkan begitu saja Orfeus melewati gerbang dunia bawah.
Hades, bersama istrinya Persefone, mendengarkan alunan musik Orfeus dan sangat terpesona. Atas permainan musiknya yang sangat indah, Hades memberi Orfeus satu permintaan. Orfeus meminta supaya dia bisa membawa kembali Euridike ke dunia atas. Hades mengabulkannaya dengan satu syarat: Orfeus harus berjalan di depan Euridike dan tidak boleh menengok ke belakang sebelum mereka berdua sampai di dunia atas. Orfeus dan Euridike kemudian berjalan pergi ke dunia atas. Orfeus sangat gembira, namun dia juga khawatir apakah Euridike masih ada di belakangnya. Begitu Orfeus tiba di permukaan bumi, dia langsung menoleh untuk melihat Euridike tetapi ternyata Euridike masih berada di pintu masuk dunia bawah dan belum mencapai dunia atas. Sesuai kesepakatan, Euridike pun menghilang kembali ke dunia bawah, kali ini untuk selamanya.[41][42]
Psikhe
Untuk bisa bertemu kembali dengan Eros, suaminya, Psikhe harus melaksanakan tugas-tugas dari Afrodit. Setelah Psikhe berhasil menjalankan beberapa tugas dengan sukses, Afrodit menyuruh Psikhe untuk pergi ke dunia bawah dan meminta sedikit kecantikan pada Persefone.
Psikhe bingung bagaimana memasuki dunia bawah dan kembali hidup-hidup. Psikhe berpikir tak ada lagi yang bisa dia lakukan, dia pun naik ke menara dan berniat bunuh diri. Tetapi begitu sampai di atas menara, bangunan tersebut malah berbicara pada Psikhe dan memberitahunya cara melaksanakan tugasnya.
Setelah mendapat petunjuk, Psikhe akhirnya masuk ke dunia bawah. Ia mengikuti jalan yang telah diberitahukan oleh sang menara. Psikhe membayar Kharon satu obolos untuk mengantarnya menuju gerbang dunia bawah. Psikhe melemparkan satu roti pada Kerberos sehingga ketiga kepala mereka berebutan memakannya. Ia juga menolak berbagai permintaan yang diajukan oleh para arwah di sana. Ketika sampai di istana Hades, Psikhe melakukan tugasnya yaitu meminta kotak kecantikan pada Persefone. Sesuai petunjuk yang dia dapat, Psikhe menolak untuk duduk di kursi dan dari semua makanan yang ada di atas meja, dia hanya memakan roti. Beberapa saat kemudian, Persefone mengambil sebuah kotak dan memberikannya pada Psikhe. Setelah mendapat kotak itu, Psikhe keluar dengan hati-hati dari dunia bawah. Dia memberi lebih banyak kue pada Kerberos dan membayar lagi pada Kharon. Pada akhirnya Psikhe berhasil kembali ke dunia atas.[43][44]
Odisseus
Dalam perjalanan pulangnya seusai Perang Troya, Odisseus dinasihati oleh Kirke untuk pergi ke dunia bawah dan berkonsultasi dengan arwah Teiresias sang peramal. Sebelumnya, Odisseus melakukan persembahan berupa seekor domba hitam.
Di dunia bawah, Odisseus memberi minum roh Teiresias darah hasil persembahannya sehingga roh Teiresias dapat berbicara padanya. Teiresias memberitahu Odisseus bahwa jika Odisseus ingin bisa pulang ke Ithaka, Odisseus dan anak buahnya tidak boleh memakan ternak milik dewa Helios di pulau Thrinakia. Teiresias juga memberitahunya bahwa Odisseus masih harus melakukan perjalanan panjang sebelum bisa sampai di Ithaka.
Selain berbicara dengan roh Teiresias, Odisseus di dunia bawah juga berbicara dengan ibunya, Antikleia, yang meninggal dunia akibat rasa dukacita karena Odisseus tak kunjung pulang setelah Perang Troya. Setelah itu Odisseus terkejut ketika melihat Elfenor, anak buahnya yang termuda, berada di dunia bawah. Ternyata Elfenor meninggal akibat jatuh dari atap rumah Kirke. Odisseus juga bertemu dengan arwah para pemimpin Yunani yang ikut berperang di Troya, di antaranya adalah Agamemnon (yang dibunuh oleh istrinya setelah pulang), Akhilles, dan Aias Besar (yang tidak mau berbicara pada Odisseus karena masih marah akibat gagal memperoleh baju perang Akhilles).
Odisseus terus bertemu dan berbincang-bincang dengan berbagai roh orang terkenal, termasuk roh bagian fana dari Herakles (setengah bagian lainnya, yang abadi, menjadi dewa di Olimpus). Roh Herakles masih terlihat hebat seperti ketika masih hidup.
Semakin lama semakin banyak roh yang mengerubungi Odisseus sehingga dia pun menjadi panik. Roh-roh tersebut ingin meminum darah persembahan yang dibawa oleh Odisseus supaya mereka dapat ikut berbicara juga. Maka Odisseus pun segera kembali ke kapalnya.[45]
Aineias
Aineias ingin memasuki dunia bawah untuk berkonsultasi pada roh ayahnya, Ankhises. Aineias meminta Sibyl, seorang peramal, untuk memandunya di dunia bawah. Namun Sibyl hanya mau membantu jika Aineias berhasil memperoleh Dahan Emas. Aineias akhirnya berhasil mendapatkan Dahan Emas itu berkat bantuan ibunya, Afrodit, yang mengirim seekor burung merpati untuk menunjukkan letak Dahan Emas.
Aineias dan Sibyl masuk ke dunia bawah melalui sebuah gua yang dikelilingi hutan dan sebuah danau hitam. Mereka terlebih dahulu memberikan persembahan berupa empat sapi jantan untuk dewi Hekate. Aineias sendiri mengurbankan seekor domba hitam untuk Moirai dan sapi untuk Proserpina (Persefone). Setelah itu Aineias mengikuti Sibyl memasuki dunia bawah.
Aineias dan Sibyl melewati lima sungai dunia bawah. Ketika hendak menyeberangi sungai Stiks, Kharon tidak mau menyeberangkan mereka. Tetapi Sibyl memperlihatkan Dahan Emas dan Kharon pun memperbolehkan mereka menaiki perahunya. Sibyl kemudian membimbing Aineias melewati Kerberos. Sibyl memberi makan pada Kerberos berupa jagung yang telah diberi ramuan sehingga Kerberos langsung tertidur setelah memakannya. Dalam perjalanannya, Aineias menjumpai roh berbagai makhluk mengerikan, namun mereka sama sekali tidak berbahaya karena sudah mati. Aineias juga bertemu dengan roh sepupunya, Deifobos, serta roh Dido, mantan kekasihnya. Roh Dido masih marah pada Aineias yang telah meninggalkannya
Sibyl dan Aineias meneruskan perjalanan dan kemudian tiba di Elisian. Di gerbang Elisian, Aineias menanam Dahan Emas yang dibawanya. Sibyl lalu bertanya pada roh Musaios, seorang penyair, mengenai keberadaan Ankhises. Akhirnya mereka berhasil menemukan Ankhises di dekat sungai Lethe. Ankhises menyuruh putranya untuk mendirikan permukiman baru di Italia. Ankhises juga memberitahu Aineias bahwa nantinya keturunan Aineais akan mendirikan peradaban yang sangat besar dan berkuasa.[46]
^ abcdeJoe, Jimmy (2008). "House of Hades". Timeless Myths. Diakses tanggal 12-01-2010.Parameter |accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan); Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
^
W.P., Anton, Olympus, Kisah dari Negeri Para Dewa, hlm. 7
^
W.P., Anton, Olympus, Kisah dari Negeri Para Dewa, hlm. 17
^
W.P., Anton, Olympus, Kisah dari Negeri Para Dewa, hlm. 73
^ abW.P., Anton, Olympus, Kisah dari Negeri Para Dewa, hlm. 78
^
W.P., Anton, Olympus, Kisah dari Negeri Para Dewa, hlm. 75
^"ENFERS". Mythologie Classique. 2009. Diakses tanggal 12-01-2010.Parameter |accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan); Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
^Chisholm, Hugh, ed (1911). "Styx". Encyclopædia Britannica (Edisi kesebelas). Cambridge University Press.
WP, Anton (2010). Olympus, Kisah dari Negeri Para Dewa (dalam bahasa Indonesia) (edisi ke-1). Solo: BukuKatta. 978-979-132032-21-6.Parameter |accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan); Parameter |accessmonth= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan); Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Hamilton, Edith (2009). Mitologi Yunani (dalam bahasa Indonesia) (edisi ke-1). Yogyakarta: Logung Pustaka. 979-1968-045-64-0.Parameter |accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan); Parameter |accessmonth= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan); Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Berens, E.M. (2010). Dewi Fita, ed. Kumpulan Mitologi dan Legenda Yunani & Romawi (dalam bahasa Indonesia) (edisi ke-1). Jakarta: Bukune. 602-8066079-6.Parameter |accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan); Parameter |accessmonth= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Hardjapamekas, R.S. (2010). Sekelumit Mitologi Yunani: Dewa-Dewi Dan Para Pahlawan Yunani (dalam bahasa Indonesia). Bandung: CV. Mandar Maju. 979-538-157-1.Parameter |accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Smith, Llyod E. (2011). Menelusuri Mitologi Yunani & Romawi (dalam bahasa Indonesia). Portico publishing. 978-602-95978-9-9.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)