Meskipun ada ciri-ciri yang mengindikasikan adanya peran Tethis yang cukup kuat pada masa-masa yang sangat kuno, dia tidak banyak diceritakan dalam naskah Yunani kuno, atau catatan sejarah mengenai permujaan kuno. Walter Burkert[1] mengamati kemunculan Tethis dalam bagian Iliad yang oleh orang Yunani kuno disebut "Muslihat untuk Zeus", yang menceritakan bahwa Hera berusaha menyesatkan Zeus, dan berkata bahwa dia ingin pergi menuju Okeanos, "asal mula para dewa" dan Tethis "sang ibu".[2] Burkert [3] melihat dalam namanya ada transformasi dari bahasa Akkadia tiamtu atau tâmtu, "laut," yang dapat dikenali dalam Tiamat. Alternatif lain, namanya secara sederhana bermakna "perempuan tua"; secara jelas ini memiliki kemiripan dengan ἡ τήθη, yang bermakna "nenek", dan dia sering digambarkan sebagai dewi yang sangat kuno[4]
Penggambaran
Satu dari sedikit penggambaran Tethis adalah mosaik lantai dari abad keempat Masehi di Antiokhus, dan kini berada di Harvard Business School di Boston, Massachusetts[5] setelah sebelumnya dipindahkan dari Dumbarton Oaks.[6] Di mosaik Dumbarton Oaks, kepala Tethis, yang dikelilingi ikan-ikan, muncul dari air. Di bahunya ada kemudi kapal, di dahinya terdapat spasang sayap abu-abu.
Dalam mitologi
Tethis adalah anak dari Uranus dan Gaia.[7][8] Tethis muncul dalam puisi-puisi klasik tetapi dia tidak disembah. Tethis adalah saudari sekaligus istri Okeanos.[9][10][11] Tethis adalah ibu dari sunga-sungai di dunia misalnya Nil, Alfios, Maiander. Tethis juga memiliki tiga ribu orang putri yang disebut Okeanid.[12] Dianggap sebagai perwujudan air di dunia, Tethis juga disebut-sebut berkaitan dengan Thalassa, perwujudan lautan. Dalam Titanomakhia, Tethis membesarkan Hera sebagai anak tirinya,[13] Karena hal ini pula, Hera menyebut Tethis sebagai perawatnya.[14]
Suatu ketika, Hera merasa tidak senang atas ditempatkannya Kallisto dan Arkas di langit sebagai rasi bintang Ursa Mayor dan Ursa Minor. Jadi Hera meminta pada Tethis untuk mencegah kedua kenstelasi tersebut jatuh ke bawah horison.[15]
Tethis sering tertukar dengan Thetis, yang juga seorang dewi laut dan merupakan istri Peleus dan ibu Akhilles.[16] Beberapa mitos menunjukkan bahwa hubungan kedua dewi laut ini adalah nenek dan cucu.
Samudra Tethys, yaitu samudra yang terbentuk pasca pangea terpecah menjadi menjadi dua benua raksasa yakni Laurasia dan Gondwana Pada pertengahan era Mesozoikum. Adapun Samudra Paleo-Tethys, yang terbentuk diperkirakan sekitar 420-an pada era Paleozoikum, terletak di ujang benua protogondwana. Nama kedua Samudera tersebut juga diambil dari Tethis dewi laut yunani.
^"...waktu ketika Zeus membuat Kronos sang ayah menggali ke dalam bumi dan laut. Pada masa itu Zeus dan Hera tinggal di istana Okeanos dan Tethis, yang menerima anak-anak dewa itu dari tangan Rea dan menyembunyikan mereka." (Karl Kerenyi, The Gods of the Greeks, 1951: 96, mengutip Iliad 14.239).
^Pseudo-Hyginus, Fabulae, 177: "Tethis, istri Okeanos, dan ibu tiri Hera, melarang mereka tengeglam di Okeanos."
^bahkan hal in terjadi juga pada masa kuno (Burkert 1992:92)
Referensi
Burkert, WalterThe Orientalizing Revolution: Near Eastern Influence on Greek Culture in the Early archaic Age (Harvard University Press) 1992, pp 91-93.