Donatus Djagom
Donatus Djagom, S.V.D. (10 Mei 1919 – 29 November 2011) adalah Uskup Agung di Keuskupan Agung Ende. Latar belakangPendidikan seminari kecil Djagom dimulai di Mataloko, Flores.[2] Setelah Djagom masuk Novisiat SVD, ia melanjutkan studi filsafat di Seminari Tinggi Ledalero. Setelah Perang Dunia II, ia melanjutkan studi teologi di Seminari Tinggi SVD di Teteringen, Belanda.[3] Ia ditahbiskan menjadi imam Serikat Sabda Allah pada 28 Agustus 1949 di Teteringen, Belanda. Ia kemudian melanjutkan studi bahasa Inggris di Universitas San Carlos, Cebu, Filipina.[3] KaryaSetelah itu, ia ditugaskan menjadi Rektor SMA Katolik Syuradikara Santo Michael Ende, Flores dan merangkap Asisten atau Wakil Regional SVD Ende.[4] Ia menjadi orang pribumi pertama yang menjadi Rektor SMA Katolik di Ende, setelah sebelumnya dipegang oleh orang Belanda atau Jerman.[2] Bertepatan dengan diterimanya pengunduran diri Mgr. Gabriel Wilhelmus Manek, S.V.D., ia ditunjuk oleh Paus Paulus VI sebagai Uskup Agung Endeh pada 19 Desember 1968.[5] Ia ditahbiskan menjadi uskup pada 11 Juni 1969. Pro-Nuncio Apostolik untuk Indonesia yang bergelar Uskup Agung Tituler Miletus, Salvatore Pappalardo bertindak sebagai Penahbis Utama, dengan didampingi oleh Uskup Ruteng, Wilhelm van Bekkum, S.V.D. dan Uskup Larantuka, Antoine Hubert Thijssen, S.V.D. Djagom menjadi Penahbis Pendamping bagi Mgr. Vitalis Djebarus, S.V.D. sebagai Uskup Ruteng pada 5 Mei 1973. Seiring dengan berubahnya nama keuskupan per 14 Mei 1974, maka ia menjadi Uskup Agung Ende. Ia juga menjadi Penahbis Pendamping bagi Darius Nggawa, S.V.D. sebagai Uskup Larantuka pada 16 Juni 1974, Mgr. Anton Pain Ratu, S.V.D. sebagai Uskup Auksilier Atambua bergelar Uskup Tituler Zaba pada 21 September 1982, dan bagi Mgr. Carlos Filipe Ximenes Belo, S.D.B. sebagai Administrator Apostolik Dili bergelar Uskup Tituler Lorium pada 19 Juni 1988. Pada 25 Maret 1985 ia bertindak sebagai Penahbis Utama bagi Mgr. Eduardus Sangsun, S.V.D. sebagai Uskup Ruteng. Selama menjadi Uskup Agung Ende, banyak perkembangan baru terjadi, dan ia melakukan penguatan gereja lokal dan mendorong kemandirian umat.[6] Ia juga rajin dalam melakukan kunjungan kepada umat sampai ke akar rumput.[6] Pada tahun 1969 melalui kerja sama dengan Provinsial Karmelit di Indonesia, R.P. G.A. Hardjoko Hardjomardjojo O.Carm., Ordo Karmelit mulai berkarya di Flores.[7] Pada masa kepemimpinan Djagom, Paus Yohanes Paulus II sempat melakukan kunjungan dan merayakan misa di Stadion Duncunha, Maumere pada 11 Oktober 1989.[8] Pada tahun 1990, Djagom merestui pendirian Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa dengan pemberian Surat Rekomendasi kepada Yayasan Persekolahan Santo Petrus Ende.[9] Pensiun hingga meninggal duniaIa pensiun sebagai Uskup Agung Ende pada 23 Februari 1996. Pada hari yang sama, Longinus da Cunha ditunjuk sebagai penerusnya. Ia kemudian menahbiskan Longinus sebagai Penahbis Utama pada 10 Juli 1996. Setelah pensiun, ia bertempat tinggal di kampung kelahirannya di Ranggu, Kuwus, Manggarai Barat hingga 2010 dan pindah ke biara suster Kongregasi Pengikut Yesus (CIY), di lingkungan Istana Keuskupan Ndona, Ende.[6] Selama pensiun, ingatannya cenderung melemah namun sangat antusias menceritakan pengalamannya bermain bola di Belanda saat studi di sana. Kaki kanan Uskup Donatus selalu menghasilkan gol, meski tendangan dari jarak jauh.[10] Djagom meninggal dunia pada 29 November 2011 di Ende pada pukul 13.00 WITA.[11] Jenazahnya disemayamkan di Kapela Istana Keuskupan Ndona, Ende.[6] Ia dimakamkan pada Jumat, 2 Desember 2011 di tempat yang sama.[11] Sebelum dimakamkan, diselenggarakan Misa Requiem oleh Uskup Agung Ende Mgr. Vincentius Sensi Potokota bersama lima orang uskup lainnya. Turut hadir dalam pelepasan jenazah termasuk Bupati Ende, Drs. Don Bosco M. Wangge, M.Si., Ketua DPRD Kabupaten Ende Marselinus Y. W. Petu, serta bupati dan wakil bupati serta para pejabat teras Ende.[12] Biografi
Referensi
Pranala luar
|