"Audiens et Proclamans"[1] (Mendengarkan dan mewartakan)[2]
Mgr. Longinus da Cunha (30 Juli 1945 – 6 April 2006) adalah Uskup AgungEnde dari 10 Juli 1996 hingga meninggal dunia setelah hampir 10 tahun menjabat.
Karya
Longinus adalah putera kedua dari pasangan Bapak Jakobus Jansen da Cunha dan Ibu Lusia Judith Pareira yang lahir di Boawae, Flores, Nusa Tenggara Timur. Sebelumnya, Longinus direncanakan akan dilahirkan di Ende, namun karena pada saat itu Pendudukan Jepang sedang ganas-ganasnya, rencana tersebut dirubah dengan melahirkan Longinus di Boawae, Ngada, Flores. Longinus dipermandikan Babtis secara Katolik pada 10 Agustus 1945 oleh Romo Mikhael Iwanaga.
Ia ditahbiskan menjadi imam diosesanKeuskupan Agung Ende pada 10 Juli 1973 di halaman SMP Yapenthom, Maumere, oleh Uskup Larantuka, Mgr. Antonius Thijssen, SVD. Uskup Agung Ende, Mgr. Donatus Djagom, SVD melimpahkan Tugas Pentahbisan kepada Uskup Larantuka.
Pada 1985, ia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Selama menjadi imam ia pernah berkarya di Paroki Bajawa dan Paroki Katedral. Ia juga menjabat di Komisi Kepemudaan dan juga pernah menjabat sebagai Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Ende.[3] Selain itu, ia juga menjadi dosen di Fakultas Hukum Universitas Flores.
Pada 23 Februari 1996, ia ditunjuk sebagai Uskup Agung Ende meneruskan kepemimpinan Mgr. Donatus Djagom, S.V.D. Ia ditahbiskan menjadi uskup pada 10 Juli 1996, tepat pada ulang tahun ke-23 tahbisan imamatnya. Uskup Agung Emeritus Ende, Donatus Djagom, S.V.D. bertindak sebagai Penahbis Utama dengan diampingi Uskup Agung Jakarta, Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J. dan Pro-Nuncio Apostolik untuk Indonesia yang bergelar Uskup Agung Tituler Bellicastrum, Pietro Sambi. Pentahbisan Uskup dilaksanakan di Lapangan SMA Syuradikara Ende. Lebih dari 15 Uskup dan Uskup Agung hadir dari berbagai daerah di Indonesia. Moto yang diambil oleh Mgr Abdon Longinus da Cunha adalah "Audiens Et Prochlamans" yang artinya Mendengarkan dan Mewartakan. Moto ini diambil dengan alasan agar semua yang mendengar Pewartaan Allah akan mendengar dan mewartakannya. Setelah Pentahbisan Uskup di Bulan Juli 1996, tanggal 2 Oktober dilakukan misa Perdana Uskup Agung Ende atau yang biasa disebut Misa Pontifikal, dilaksanakan di Maumere, Gelora Samador da Cunha.
Dalam kepemimpinannya, ia menekankan para imamnya untuk memberi perhatian kepada setiap umatnya.[4]
Sebagai Anggota KWI, Longinus sempat menjabat sebagai Anggota Komisi Kepemudaan, lalu menjadi Wakil Ketua II dalam dua masa jabatan, yakni 1997–2000 dan 2000–2003. Ia kemudian menjadi Ketua Komisi Migran dan Perantau pada masa jabatan 2003–2006.[3] Mgr. Longinus menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Benyamin Yosef Bria sebagai Uskup Denpasar pada 6 Agustus 2000 dan bagi Mgr. Franciscus Kopong Kung sebagai Uskup Larantuka pada 10 Januari 2002. Mgr Longinus juga banyak meresmikan beberapa Paroki di Wilayah Keuskupan Agung Ende.
Pada 11 Februari 2006, ia mendapat serangan jantung, sehingga sempat dirawat di ICU Rumah Sakit S. Giovanni, Roma, Italia. Pada waktu itu, ia sedang mengikuti pertemuan dengan Komunitas Sant Egidio di Roma.[3]
Longinus meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat pada 6 April 2006 sekitar pukul 2.10 WIB.[5] Sebelum di berangkatkan ke Ende untuk dimakamkan di Ndonna, Jenazah di Semayamkan di Gereja Katedral Maria diangkat ke Surga Paroki Katedral Jakarta. Misa Requem dipimpin oleh tiga Selebran Utama dan didampingi lebih dari lima belas Uskup dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam Misa Requem tersebut pula, Kardinal Jullius Darmaatmaja juga mengatakan bahwa Kepergian Mgr Longinus masih meninggalkan rencana, rencana Pentahbisan Uskup Maumere yang pertama. Pada tanggal 9 April, Ia dimakamkan di Istana Keuskupan Agung Ende di Ndona pada 10 April 2006. Pendahulunya, Donatus Djagom dimakamkan di sebelahnya.[6][7] Dalam Misa Requiem di Gereja Katedral Kristus Raja Ende, para pejabat pemerintah, tokoh agama Protestan dan Islam turut hadir. Gereja Masehi Injili di Timor menyanyikan lagu persembahan dan lagu selama komuni.[4]