Yang Mulia
Benyamin Yosef Bria |
---|
|
Keuskupan | Denpasar |
---|
Penunjukan | 14 April 2000[1] (43 tahun, 251 hari) |
---|
Masa jabatan berakhir | 18 September 2007 (51 tahun, 42 hari) |
---|
Pendahulu | Vitalis Djebarus, S.V.D. |
---|
Penerus | Silvester Tung Kiem San |
---|
|
Tahbisan imam | 29 Juni 1985[1] (28 tahun, 326 hari) oleh Anton Pain Ratu, S.V.D.[2] |
---|
Tahbisan uskup | 6 Agustus 2000[1] (43 tahun, 365 hari) oleh Anton Pain Ratu, S.V.D. |
---|
|
Nama lahir | Benyamin Yosef Bria |
---|
Lahir | (1956-08-07)7 Agustus 1956[1] Oekabiti, Nonbes, Amarasi, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia |
---|
Meninggal | 18 September 2007(2007-09-18) (umur 51)[1] Rumah Sakit Mount Elizabeth, Tanjong Pagar, Singapura |
---|
Makam | Tempat Pemakaman Palasari, Ekasari, Melaya, Jembrana, Bali |
---|
Kewarganegaraan | Indonesia |
---|
Denominasi | Katolik Roma |
---|
Orang tua | Markus Bria (Ayah) Maria Mau (Ibu) |
---|
Jabatan sebelumnya | - Vikaris Jenderal Keuskupan Atambua (1999–2000)
|
---|
Semboyan | "Fiat Voluntas Tua" (Jadilah Kehendak-Mu) |
---|
Benyamin Yosef Bria (7 Agustus 1956 – 18 September 2007) adalah Uskup Katolik Roma Indonesia untuk Keuskupan Denpasar. Keuskupan ini berbasis di kota Denpasar, Bali, Indonesia.
Latar belakang
Sejak tahun 1964, Bria menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Katolik Aero Paroki Seon hingga tahun 1969, dilanjutkan di SMPK Oelolok Paroki Kiupukan tahun 1970 hingga 1971 dan di SMPK Seon 1972 hingga 1973. Ia kemudian masuk ke Seminari Menengah Lalian pada tahun 1973 dan lulus pada tahun 1976, dan diteruskan di Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret sejak 1977 hingga 1984. Sejak tahun 1977, ia masuk Tahun Orientasi Rohani (TOR) di Ritapiret, dan sejak 1978 hingga 1981 ia menjalani studi filsafat di STFK Santo Paulus Ledalero. Pada tahun 1982 ia menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Seminari Lalian dan menjalani studi teologi sejak 1983 hingga 1984. Pada hari Minggu, 28 Oktober 1984, Bria ditahbiskan sebagai diakon di Ritapiret dan pada hari Sabtu, 29 Juni 1985, ia ditahbiskan menjadi imam di Gereja Katedral Atambua oleh Mgr. Anton Pain Ratu, S.V.D.
Karya
Setelah berkarya sebagai pastor pembantu di Paroki Santa Theresia Kefamenanu sejak 1985 hingga 1986 dan menjadi staf pengajar di Seminari Lalian pada tahun 1987, Bria melanjutkan studi Hukum Gereja di Kolese Saint Paul di Washington DC, Amerika Serikat, untuk tingkat lisensiat tahun 1988 hingga 1990. Pada tahun 1990 hingga 1993, ia menjalani studi Hukum Gereja di Saint Paul University, Ottawa, Kanada untuk tingkat doktor. Sejak 1995 hingga 1998, ia menjabat sebagai Ketua Unio imam praja Keuskupan Atambua, dan hingga tahun 2000, ia menjadi ketua panitia keadilan dan perdamaian Keuskupan Atambua. Sejak 1998 hingga 2000, ia menjabat Vikaris Yudisial serta anggota Dewan Imam/Dewan Konsultores, dan juga Hakim Tribunal Perkawinan Keuskupan Atambua. Ia juga menjadi Dosen Hukum Gereja di Fakultas Filsafat Agama Universitas Widya Mandira Kupang. Pada tahun 1999, Bria ditunjuk menjadi Vikaris Jenderal Keuskupan Atambua.
Bria diangkat menjadi Uskup Denpasar pada tanggal 14 April 2000 dan secara resmi ditahbiskan sebagai Uskup Denpasar pada hari Minggu, 6 Agustus 2000.[3] Bria tetap sebagai uskup sampai kematiannya pada tahun 2007.[3] Tahbisan Uskup Bria berlangsung di Gereja Katedral Denpasar, di mana Mgr. Anton Pain Ratu, S.V.D., Uskup Atambua menjadi Penahbis Utama, dengan didampingi oleh Mgr. Abdon Longinus da Cunha (Uskup Agung Ende) dan Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro, O.Carm. (Uskup Malang).
Dalam masa kegembalaannya, telah diselenggarakan dua kali Sinode Keuskupan. Sinode I berlangsung tanggal 8–11 Januari 2001 di Rumah Khalwat Tegaljaya dengan tema Memberdayakan Komunitas Basis Gerejawi yang Inklusif dalam Milenium Baru, sementara Sinode II Keuskupan Denpasar diselenggarakan pada tanggal 20–24 November 2006 di Rumah Khalwat Tegaljaya. Pada masa kegembalaannya, Bria telah mengunjungi semua paroki di wilayah Keuskupan Denpasar serta mengunjungi umat Katolik asal Paroki Tuka dan Palasari yang bertransmigrasi di Tolai, Sulawesi Tengah. Ia juga mengusahakan kelanjutan pembangunan Gereja Katedral Roh Kudus serta membangun Rumah Keuskupan di Jalan Tukad Balian, Denpasar.
Pada tahun 2005, Bria memimpin misa untuk peringatan korban Bom Bali di Adelaide, Australia.
Uskup Benyamin Yosef Bria meninggal karena gagal ginjal di Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura pada tanggal 18 September 2007, pukul 09.18 dalam usia 51 tahun.[3] Menurut Antara News, keponakan Bria, Elis, Ela dan Gin, semua dari Atambua, Nusa Tenggara Timur, dan dua imam Katolik Roma dari Keuskupan Denpasar, Bapa Matheus dan Hadi, berada di samping tempat tidurnya ketika ia meninggal.[3] Dia juga diselamatkan oleh dua saudara sepupunya, Pastor Maxi Un dan Antonius Un Taolin.[3]
Referensi
Pranala luar