Domain Satsuma

Istana Kagoshima
Meriam 150 pon milik Domain Satsuma, dibuat tahun 1849. Meriam ini dipasang di Benteng Tenpozan di Kagoshima. Kaliber: 290 mm, panjang laras: 4220 mm.

Domain Satsuma (薩摩藩, Satsuma-han) adalah domain di Jepang pada zaman Edo yang wilayahnya mencakup Provinsi Satsuma dan Provinsi Osumi ditambah Distrik Morokata di barat daya Provinsi Hyuga, Kyushu, serta Kerajaan Ryukyu. Wilayahnya kira-kira mencakup semua Prefektur Kagoshima dan barat daya Prefektur Miyazaki dan hampir seluruh wilayah Prefektur Okinawa sekarang.

Domain Satsuma adalah salah satu dari domain feodal terkuat dalam sejarah Keshogunan Tokugawa yang memainkan peran penting dalam Restorasi Meiji dan Pemerintah Meiji. Sepanjang zaman Edo, domain ini diperintah oleh tozama daimyo klan Shimazu. Sebutan lain untuk Domain Satsuma adalah Domain Kagoshima, diperintah dari Istana Kagoshima di Kota Kagoshima. Potensi kekayaan domain (kokudaka) dinilai sebesar 770.000 koku. Domain Satsuma adalah domain terkaya nomor dua di Jepang setelah Domain Kaga.

Sejarah

Klan Shimazu menguasai Provinsi Satsuma hampir selama empat abad hingga periode Edo dan dibentuknya sistem han, menguasai hampir seluruh wilayah Pulau Kyushu hingga akhir abad ke-16. Setelah diperangi oleh Toyotomi Hideyoshi dalam Kampanye Kyushu 1587, klan Shimazu kembali ke wilayah asal mereka di Satsuma. Meskipun demikian, mereka tetap dikenal sebagai salah satu klan terkuat di Jepang. Klan Shimazu menderita kekalahan besar dalam Pertempuran Sekigahara, namun Shimazu Yoshihiro berhasil pulang ke Kagoshima. Berbeda dari klan-klan besar lainnya yang bertempur dan kalah di Sekigahara, klan Shimazu bertahan sebagai salah satu dari sedikit klan di Jepang yang memiliki kekuatan militer cukup besar untuk menahan ancaman invasi dari tentara Keshogunan Tokugawa. Tidak seperti sebagian besar klan yang wilayah kekuasaannya setelah diberi lalu dialihkan ke klan lain oleh keshogunan, klan Shimazu berhasil mempertahankan wilayah mereka dan memiliki otonomi yang besar.

Ryukyu

Pada tahun 1609, klan Shimazu meminta izin dari keshogunan untuk menginvasi Kerajaan Ryukyu yang berada di selatan Domain Satsuma. Setelah invasi singkat dengan perlawanan kecil, Satsuma menduduki Kepulauan Ryukyu dan menganeksasinya sebagai bagian dari Domain Satsuma, dan menyatakan Kerajaan Ryukyu sebagai negara vasal Satsuma. Hingga akhir periode Edo, Satsuma meminta upeti dari Ryukyu, mempengaruhi politik, dan mendominasi kebijakan perdagangan mereka. Selama Jepang menganut kebijakan negara tertutup, Satsuma masih dapat berdagang barang-barang dan menerima informasi dari Cina melalui Ryukyu. Keuntungan ekonomi yang didapat Satsuma, dan penindasan terhadap Kerajaan Ryukyu terus menjadi perdebatan di kalangan cendekiawan, namun Satsuma mendapat prestise politis dan pengaruh dari hubungannya dengan Kerajaan Ryukyu.

Periode Edo

Meski Satsuma bukan domain terkaya dalam ukuran kokudaka (standar resmi kekuatan ekonomi sebuah han), Satsuma bertahan sebagai domain terkaya dan terkuat sepanjang periode Edo. Kekayaan Satsuma tidak hanya berasal dari hubungannya dengan Kerajaan Ryukyu, melainkan juga dari besar wilayah dan potensi kekayaan Provinsi Satsuma, serta wilayah mereka yang jauh dari Edo dan jauh dari tentara keshogunan. Klan Shimazu menggunakan pengaruhnya untuk meminta sejumlah pengecualian. Ketika Keshogunan Tokugawa menetapkan sebuah domain hanya diizinkan memiliki sebuah istana (kastil), Satsuma mendapat pengecualian. Kebijakan ini ditetapkan keshogunan untuk membatasi kekuatan militer dari domain-domain di daerah. Klan Shimazu membagi wilayah mereka menjadi subdomain, dan membangun kastil di setiap subdomain. Mereka memerintah Satsuma seperti halnya sebuah keshogunan kecil. Mereka juga mendapat pengecualian dari keshogunan untuk tidak melakukan sankin-kōtai setiap tahunnya. Ketika itu Keshogunan Tokugawa mewajibkan daimyo bertugas di ibu kota setahun sekali dengan maksud untuk membatasi kekayaan dan kekuatan militer daimyo. Klan Shimazu melakukan perjalanan sankin-kōtai setiap dua tahun sekali. Pengecualian-pengecualian yang didapat Satsuma menjadikan domain ini lebih kaya dan lebih kuat dibandingkan domain-domain lainnya.

Meski dapat dikatakan sebagai penentang keshogunan, Satsuma kemungkinan adalah salah satu domain paling ketat dalam menjalankan kebijakan politik tertentu. Misionaris Kristen dipandang sebagai ancaman serius bagi daimyo, perdamaian, dan ketertiban domain. Pelarangan Kekristenan yang merupakan kebijakan Keshogunan Tokugawa dilaksanakan dengan lebih keras dan brutal di Satsuma dibandingkan tempat-tempat di Jepang. Penyelundupan kemungkinan tidak begitu ketat diawasi. Satsuma mendapat keuntungan cukup besar dari perdagangan barang selundupan. Satsuma jauh dari pusat monopoli perdagangan keshogunan yang berada di Nagasaki. Pada tahun 1830-an, Satsuma menggunakan perdagangan ilegal mereka dengan Okinawa untuk memperbaiki keuangan mereka di bawah pimpinan Zusho Hirosato.

Daimyo Satsuma

klan Shimazu 1602-1871 (Tozama; 770.000 koku)

Nama Masa jabatan
1 Shimazu Iehisa (島津家久) 1602–1638
2 Shimazu Mitsuhisa (島津光久) 1638–1687
3 Shimazu Tsunataka (島津綱貴) 1687–1704
4 Shimazu Yoshitaka (島津吉貴) 1704–1721
5 Shimazu Tsugutoyo (島津継豊) 1721–1746
6 Shimazu Munenobu (島津宗信) 1746–1749
7 Shimazu Shigetoshi (島津重年) 1749–1755
8 Shimazu Shigehide (島津重豪) 1755–1787
9 Shimazu Narinobu (島津斉宣) 1787–1809
10 Shimazu Narioki (島津斉興) 1809–1851
11 Shimazu Nariakira (島津斉彬) 1851–1858
11 Shimazu Tadayoshi (島津忠義) 1858–1871

Referensi