DeadSquad adalah grup musik death metal yang berasal dari Jakarta. Grup musik ini awalnya dibentuk pada tahun 2006 oleh Stevie Item (Step Forward), Ricky Siahaan (Seringai), Bonny (Tengkorak) dan Andyan Gorust (Siksakubur) sebagai Project Band.
Pada awalnya, grup musik ini dibentuk hanya sebagai bentuk tribute dengan membawakan lagu-lagu metal seperti Slayer, Anthrax, dan Sepultura. Saat ini DeadSquad telah berkembang dan terbukti tidak hanya sekadar Band Project tetapi menjadi salah satu super grup terbaik yang eksistensinya berpengaruh besar di blantika musik metal tanah air.[1]
Musikalitas Deadsquad banyak dipengaruhi oleh Necrophagist, Visceral Bleeding, Spawn of Possession, The Black Dahlia Murder, Malevolent Creation, Cannibal Corpse, Disavowed, Decrepit Birth, dan Nile.[2] DeadSquad memiliki fanbase yang dikenal dengan "Pasukan Mati" yakni komunitas metalhead penggila musik metal yang loyal terhadap band ini.
Sejarah
2006-2008 - Formasi Awal
Pada awal pembentukannya, sekitar bulan Februari 2006 Stevie bersama dengan Ricky dan Bonny ingin membentuk band untuk membawakan tribute lagu-lagu Metal dengan mengajak Andyan Gorust yang kebetulan pada saat itu baru mengundurkan diri dari Siksakubur. Akhirnya, terbentuklah formasi perdana Band Project ini.
Setelah jamming bersama, beberapa saat kemudian karena kesibukannya di luar grup, Ricky memutuskan untuk mundur. Posisi Ricky digantikan oleh Prisa (Zala) pada bulan Juni 2006. Atas kesepakatan bersama, tanggal 29 Agustus 2006 akhirnya band ini resmi bernama DeadSquad.[1] Perjalanan terus berlanjut pada pencarian vokalis hingga akhirnya Babal (Alexander) bergabung bulan Oktober 2006. Formasi ini bertahan hingga rilis album demo bertajuk Horror Vision Promo 2008. Seiring dengan perkembangan perjalanannya, sebelum membuat album studio, konsep musikalitasnya berubah menjadi lebih ekstrem sehingga bulan November 2007 Prisa memutuskan untuk mundur, sementara DeadSquad terus berjalan dengan format gitar tunggal sambil mencari gitaris melalui jamming dengan beberapa gitaris lewat acara-acara atau 'gigs' satu dan lainnya. Mereka pun akhirnya menemukan sosok gitaris yang mumpuni, yakni Coki untuk mengisi kekosongan posisi yang ditinggalkan Prisa pada bulan Oktober 2008. Pada saat yang bersamaan, Babal juga memutuskan untuk mundur dari grup hingga posisinya digantikan oleh Daniel (Abolish Conception)[1] melalui proses audisi, sehingga formasinya menjadi Stevie (Gitar), Andyan Gorust (Drum), Bonny (Bass), Coki (Gitar), dan Daniel (Vokal).
2009-2013 - Horror Vision
DeadSquad memutuskan untuk merilis album studio perdananya, 3 tahun sejak dibentuk. Perilisan tersebut bertepatan dengan momentum konser Band metal asal Amerika, Lamb of God, tanggal 9 Maret 2009 di Senayan, Jakarta, saat DeadSquad menjadi Band pembukanya.[3] Proses pengerjaan album ini digarap di Dapoer Rekaman Soeara Madjoe Studio[4] yang menghabiskan waktu 20 shift untuk merekam seluruh instrumen termasuk take Vokal. Workshop secara intens dilakukan sejak awal Februari 2009 hingga proses rekaman di akhir bulan itu.
Tidak seluruh materi lagu benar-benar matang karena keterbatasan-keterbatasan hingga lagu "Bangsat Kuasa" yang liriknya ditulis oleh Babal, diaransemen ulang dan berganti lirik menjadi "Sermon of Deception" yang digubah oleh Daniel. Sekitar 70%-80% materi dalam album ini merupakan peninggalan dari personel sebelumnya lalu digarap oleh personel yang baru, bahkan sebagian materi sudah ada yang direkam.[5] Lagu yang paling siap direkam saat itu adalah "Horror Vision", "Dominasi Belati" dan "Hiperbola Dogma Monoteis" dengan ekspektasi lagu-lagu tersebut akan menjadi hits dari album ini.
Proses rekaman dimulai dari gebukan Drum Andyan Gorust yang menghabiskan waktu sekitar 3 hari dan 4 shift, dilanjutkan proses rekam Gitar Coki dan Stevie yang menghabiskan waktu 8-9 shift lalu proses rekaman Bass Bonny menghabiskan waktu 20 jam nonstop. Musikalitas album ini riff dasarnya banyak diciptakan oleh Stevie, kemudian dikembangkan oleh Coki lalu diaransemen dan digarap bersama-sama. Ada pula yang diawali dari drum terlebih dahulu baru kemudian riff Gitar mengikuti hentakan Drum. Seluruh energi masing-masing personel tercurah untuk dapat menyelesaikan album ini, terutama bagi Stevie, mengingat album ini adalah album pertamanya dengan band yang benar-benar dia dirikan dari awal. Proses mixing dan mastering digarap selama 2 hari oleh Miko Valent di WannaB Studio,[4] terbilang cukup ekspres karena tenggat waktu rilis yang pendek. Artwork dan layout album ini digarap oleh Andyan Gorust serta dirilis melalui Rottrevore Records dan Dark Coleseum Records Malaysia.
Album ini memuat 1 lagu daur ulang Sepultura yang berjudul "Arise" dengan "Pasukan Mati" sebagai pembuka dan "Horror Vision" sebagai penutup serta lagu fenomenal dan paling berbahaya "Manufaktur Replika Baptis".[3] Bahkan lagu ini terpilih sebagai Favorite Metal Song tahun 2010[6] saat gelaran event "1st Indonesia Cutting Edge Music Awards 2010" ("ICEMA")[7] di Kuningan, Jakarta. Album ini pun masuk ke dalam album kompilasi Agents Of Brutality: Indonesian Brutal Death Metal Compilation yang dirilis oleh "Bizarre Sounds Production" tahun 2010.[8]
Jerih payah dan kerja keras DeadSquad merilis album ini membuahkan antusiasme publik dan sambutan komunitas metalhead yang sungguh luar biasa, sebanyak 300 lebih copy CD yang dijual di booth merchandise saat live konser Lamb of God terjual dalam hitungan jam. Padahal, masa itu seluruh penjualan musik di tanah air sangat tidak kondusif mengingat maraknya pembajakan dan unduhan ilegal.[9] Bahkan album ini terjual habis dan dirilis ulang dalam format CD dan vinyl Maret 2013 dan format kaset akhir 2014.[10]
2013-2015 - Profanatik
Album kedua ini dirilis tanggal 30 November 2013 yang kemudian disusul dengan acara launching album melalui event yang digelar di Bulungan Outdoor, Jakarta tanggal 22 Desember 2013, didukung oleh band-band cadas lain seperti "Servants of Divinity", "Carnivored" dan "Straightout" dalam aksi panggungnya.[11] Dalam album ini, DeadSquad melibatkan musisi senior Jopie Item untuk mengisi solo Gitar pada "Natural Born Nocturnal"[12] dan selain itu ada Okky Maleh (synth) serta Risye yang mengisi suara biola pada lagu "Ode Kekekalan Pusara", di mana lagu ini sebagai pembuka album dan diakhiri dengan lagu daur ulang Jimi Hendrix berjudul "Fire" sebagai hidden track.
Album Profanatik ini digarap secara analog sehingga menuntut energi dan fokus yang tinggi dalam penggarapan rekamannya. Tidak seperti rekaman dengan proses digital saat ini, rekaman secara analog tidak dapat menoleransi kesalahan, di mana setiap kesalahan akan mengulang kembali setiap proses rekam lagu atau instrumen dari awal. Hal ini menuntut personel untuk memiliki konsentrasi yang tinggi sehingga tidak terjadi kesalahan yang akan berimbas ke lamanya waktu dan keseluruhan rangkaian jadwal rekaman. Tantangan demi tantangan dapat dilewati hingga akhirnya album ini dirilis.[10] Sama dengan album sebelumnya, Profanatik masih tetap digawangi oleh Stevie (Gitar), Andyan Gorust (Drum), Bonny (Bass), Coki (Gitar) dan Daniel (Vokal). Album ini digarap selama kurang lebih dua bulan,[5] di Studio Syailendra, dengan proses mastering dan mixing di Studio WannaB oleh Miko Valent dan Artwork album dikerjakan oleh Aditia Wardhana serta dirilis melalui label Armstretch Records.[13] Pada 2014, Bonny kehilangan minatnya untuk bermain musik, karena seringnya absen ketika latihan maupun manggung, hingga posisi bass kemudian digantikan oleh musisi sesi Arslan Musyfia (disapa Alan) (Carnivored).[14]
2016 - 2018 Tyranation
Album ketiga ini dirilis tanggal 30 Oktober 2016, menyusul gelar acara peluncuran di Kemang, Jakarta tanggal 20 November 2016. Sedianya "Tyranation" akan dirilis sekitar bulan Maret 2016, tetapi karena situasi dan kondisi yang belum mendukung dan tidak memungkinkan, terutama dengan hal yang berkaitan dengan proses mixing, mastering dan sound engineering, maka album ini baru dapat digarap sekitar bulan Agustus 2016. Padahal secara konsep, seluruh materinya telah siap di bulan Oktober 2016 tersebut. Secara musikalitas, Tyranation berkolaborasi dengan musisi-musisi dan seniman ternama yakni Andra Ramadhan (Andra and the BackBone) yang mengisi solo Gitar pada "Menyangkal Sangkakala", Arie Dagienkz atas kontribusi vokalnya pada lagu yang sama, Dewa Budjana (Gigi) pada "Apocalyps For Sale" dan Stephan Santoso (Musikimia) untuk Gitar sound engineering-nya,[15][16]Sujiwo Tejo yang memberikan 'Mantra' dan nuansa kuno pada lagu pembuka "Enter the Wall of Tyranation - (Jancuk)", dan penutup "Hymn of Infinite Anxiety" hingga Adam Vladvamp dengan kontribusinya untuk background noise dalam album ini.[17]
Kolaborasi ini merupakan langkah baru dalam perjalanan musikalitas DeadSquad dan merupakan bagian dari upaya pembuktian bahwa kebrutalan musik metal yang ekstrem tidak mengenal batas kreativitas dalam menghasilkan karya seni dan tetap menjadi refleksi diri.[18] Proses penggarapan album ini terbilang unik, karena setiap kegiatan dan aktivitas di dalam studio didokumentasikan berupa jurnal video yang diunggah ke Youtube resmi DeadSquad dan jurnal video ini merupakan suguhan pra-album bagi para "PasukanMati" yang terdiri atas beberapa bagian.[19] Proses kreatif dan musikalitas album ini menghadirkan sebuah konsep yang terinspirasi dari alter ego "The Wall" Pink Floyd atau "Ziggy Stardust" David Bowie (The Rise and Fall of Ziggy Stardust and the Spiders from Mars), yakni konsep yang banyak bercerita dari sudut pandang sang penulis Daniel Mardhany.[15]Tyranation juga mereprentasikan ide dan interest dari masing-masing personel dari album digawangi oleh Stevie (Gitar), Andyan Gorust (Drum), Alan (Bass) dan Daniel (Vokal). Proses mixing dan editing album ini oleh Miko Valent dan Stephan Santoso serta mastering oleh Stephan Santoso.[20]
Untuk mempromosikan album ini, Deadsquad bertolak ke Jepang dalam tur yang bertajuk DeadSquad Tyranation Over Japan 2016, kunjungan perdana ini dimulai pada 30 Oktober 2016, dengan tampil di Asakusa, Yokohama, Shinjuku dan penampilan penutup di Sangenjaya pada 3 November 2016.[21]
Pada periode ini, formasi yang dianggap paling solid oleh "PasukanMati" akhirnya pecah, diawali dengan mundurnya Coki, sebagai gitaris bulan Desember 2015,[10][22] karena fokus dengan kegiatan dan proyek musik di luar grup. Tetapi Coki juga memberikan kontribusinya di album ketiga pada "The Comfort of Retardation" dan solo pada "Tyranation".[18] Posisi Coki akhirnya digantikan oleh Karis (ILP Project). Setahun lebih berselang, penabuh Drum Andyan Gorust mengikuti jejak Coki mengundurkan diri di bulan Februari 2017 menyusul pencabik Bass Alan sebulan kemudian yang resmi mundur bulan Maret 2017, baik Andyan Gorust dan Alan yang mundur karena fokus dengan kegiatan bermusik di luar Band yakni Hellcrust,[23] pengunduran dirinya diumumkan melalui sosial media masing-masing.[23]
Dengan mundurnya Coki, Andyan Gorust dan Alan, menyisakan Stevie dan Daniel sebagai personel inti DeadSquad.[24][25] Untuk menggantikan lini belakang (Drum), Auliya Akbar (Revenge) didapuk menjadi penggebuk Drum, sementara posisi Bass diisi oleh Anak Agung Gde, yang keduanya terpilih melalui proses audisi untuk menempati kekosongan posisi yang ditinggalkan personel sebelumnya,[26] dengan session player (Bass) pada waktu itu adalah Welby (Carnivored).[24] Baik Akbar dan Anak Agung Gde masing-masing berstatus additional player ketika tampil di acara "Jakarta Rockulture 2017" yang juga merupakan debut pertama mereka sekaligus rilis merchandise terbaru DeadSquad yakni sepatu "Abigail X DeadSquad" Tyranation Shoes.[27] Acara ini diselenggarakan di Mal Kuningan City, Jakarta bertajuk "The Headbanger Years" dimeriahkan oleh 10 grup cadas tanah air salah satunya adalah DeadSquad.[28] Tidak hanya sepatu, merchandise DeadSquad juga meliputi Skateboard dan Helm.[24] Dinamika pergantian personel terus berlanjut, di penghujung tahun 2017, Akbar memutuskan mundur bulan Desember 2017 untuk melanjutkan kegiatan dan aktivitasnya di luar grup, seusai acara sebuah komunitas di Kemang, Jakarta yang menjadikan panggung terakhirnya bersama DeadSquad.[24] Posisi ini akhirnya dilanjutkan oleh Alvin Eka Putra (NOXA), sehingga akhirnya periode ini DeadSquad digawangi oleh Stevie (Gitar), Daniel (Vokal), Karis (Gitar), Anak Agung Gde (Bass) dan Alvin (Drum).
Dalam rangka promosi album split 3593 Miles of Everloud Musik! yang dirilis bersama band asal Jepang The Kandarivas, Deadsquad bertolak ke Jepang untuk kedua kalinya pada awal Juni 2018, tampil di kota-kota besar Jepang di Osaka, Nakano, Yokohama dan menutup rangkaian tur bertajuk Spawning Snakegoat Seeds Japan Tour 2018 ini di Shinjuku, Tokyo.[29] Kemudian pada Oktober 2018, Deadsquad dan Burgerkill menyambangi Eropa yang bertajuk Super Invasion 2018 dengan tampil di lima negara yang dimulai sejak 15 Oktober 2018 ke Austria, Jerman, Swiss, Prancis dan berakhir di Belanda untuk tampil bersama Burgerkill sebelum kembali ke tanah air (sementara Burgerkill tampil di enam negara, berawal dari Prancis dan berakhir di Belanda).[30] Tur Eropa ini sekaligus menambah dan memperluas jaringan sesama musisi maupun pelaku dalam industri musik.[31] Kemudian tahun berikutnya, Deadsquad kembali menyambangi Jerman untuk tampil dalam pergelaran festival Death Feast Open Air 2019 di Andernach,[32] yang digelar mulai 22β24 Agustus 2019 kali ini bersama band asal Bekasi, Viscral[33] yang kemudian langsung melanjutkan tur yang bertajuk The Devourer European Tour 2019 ke Basel, Praha, Leipzig dan berakhir di Amsterdam pada 31 Agustus 2019.[34][35]
Pada pertengahan September 2017, Deadsquad kembali menjalani tur luar negeri dengan merambah Korea Selatan, kali ini bersama band asal Eropa Vader (Polandia) dan Within Destruction (Slovenia). Dalam tur yang bertajuk Horror Profanation Over South Korea ini, Deadsquad tampil di dua kota yakni di Seoul dan Daegu pada 16β17 September 2017, dengan membawakan tembang-tembang andalan dari album Horror Vision hingga Tyranation, termasuk di antaranya "Anatomi Dosa", "Pasukanmati", "Patriot Moral Prematur" dan Manufaktur Replika Baptis".[36]
2019 - Horror Vision Reunited
Berawal dari rencana untuk membuat 10 tahun "Horror Vision Show", hingga akhirnya terbentuk formasi reuni "Horror Vision" yakni Stevie, Coki, Andyan Gorust dan Bonny dengan berkumpul pertama kali di studio untuk latihan tanggal 5 Februari 2019, setelah sekian waktu berpencar dengan kesibukan masing-masing personel. Formasi ini tampil perdana di bilangan Bulungan Outdoor, Jakarta tanggal 10 Maret 2019 yang bertajuk "DeadSquad Horror Vision Reunited 2019"[37] yang digelar oleh FireFest. DeadSquad tampil dengan dua formasi, formasi baru dan formasi reuni. Acara ini dimeriahkan oleh band-band cadas lainnya seperti Paper Gangster, Poison Nova, Noxa, Carnivored, Viscral, dan Revenge The Fate.[38]
2021 - Hengkangnya Daniel dan Singel
Tak lama setelah rilis singel yang bertajuk Paranoid Skizoid tanggal 9 Juli 2021,[39] Daniel Mardhany (vokalis) keluar dari band setelah 12 tahun bersama Deadquad,[40] menyusul pemberitahuan yang diunggah pada akun instagram resmi band. Sebelumnya, Deadsquad sempat berkolaborasi dengan Isyana Sarasvati dalam gelaran festival "I Don't Give A Fest (IDGAF)" yang diselenggarakan awal April 2021,[41] menjadikan penampilan publik terakhir Daniel bersama band. Perubahan formasi ini tidak menghalangi proses penggarapan album yang tengah dikerjakan band[42] dengan merekrut Agustinus Widi (Genocide)[43] yang cuplikan video penggarapan albumnya diunggah pada akun resmi band.[44]
Tak lama setelah keluarnya Daniel, menyusul bassis Welby Cahyadi yang juga mengikuti jejak Daniel pada bulan yang sama dan posisinya diteruskan oleh Shadu Rasjidi (ILP), sehingga formasi Deadsquad pada akhir 2021 digawangi oleh Stevie (gitaris), Karis (gitaris), Roy Ibrahim (drummer), Agustinus Widi (vokalis) dan Shadu Rasjidi (bassis).[45] Formasi baru ini lalu meluncurkan singel yang bertajuk "Curse of The Black Plague" pada 31 Oktober 2021, sekaligus menuntaskan penggarapan album yang akan diberi judul Catharsis dengan penampilan publik perdana Deadsquad dalam gelaran acara yang hanya dihadiri undangan terbatas, bertajuk Deadsquad Catharsis Listening Party pada 6 November 2021 dengan membawakan materi tembang dari album yang akan dirilis.[46] Dipenghujung 2021, Deadsquad berkolaborasi dengan Isyana Sarasvati dalam menggarap daur ulang tembang "Il Sogno", kemudian dirilis dalam bentuk singel melalui platform digital pada 27 Desember 2021.[47][48]
2022 - sekarang
Awal tahun 2022, kolaborasi Deadsquad dengan Isyana atas singel "Il Sogno" yang telah dirilis sebelumnya pada akhir 2021, kemudian diluncurkan dalam bentuk video musik, melalui kanal Youtube resmi Isyana pada 27 Januari 2022.[49]
Tak lama setelah merilis Catharsis pada Februari 2022, formasi Deadsquad kembali berganti dengan masuknya Vicky Mono (Suarahgaloka, ex-Burgerkill) menggantikan Agustinus Widi yang mengundurkan diri.[50] Perubahan formasi ini diumumkan melalui media sosial band pada Juli 2022,[51] bersamaan dengan perilisan singel yang bertajuk "Enigmatic Pandemonium" yang liriknya ditulis oleh Vicky.[52][53]
Deadsquad merilis singel bertajuk "Perangai Nadir" yang diluncurkan melalui platform digital sejak 29 Agustus 2024. Singel ini direncanakan akan menjadi acuan konsep musik untuk materi album baru Deadsquad yang tengah dalam proses pengerjaan.[54]
Pasukan Mati adalah sebutan bagi fanbase DeadSquad yang tersebar di kota-kota di seluruh penjuru Tanah Air. Loyalitas mereka tak diragukan lagi, seperti menggerus pesakitan kala penampilan sang idolanya berlangsung dari atas panggung. Penuh kemurkaan dan lahar, disebarkan oleh idolanya lewat lirik-lirik lagunya. Para metalhead dalam komunitas "Pasukan Mati" dikelola melalui media sosial sebagai bentuk komunikasi dan sarana penjualan merchandise resmi DeadSquad.[66] Salah satu bentuk kejutan bagi "Pasukan Mati", DeadSquad merilis album split bertajuk "3593 Miles of Everloud Musik!" bersama dengan band eksperimental asal Jepang "The Kandarivas".[67] "Pasukan Mati" juga dijadikan sebagai lagu pembuka dalam album Horror Vision. Komunitas metalhead ini juga memiliki logo atau insignia sendiri sesuai dengan daerah asal masing-masing yang akan mempersatukan mereka dalam setiap penampilan panggung DeadSquad.