Bock besar di Oslo. Pada umur 19 tahun ia berangkat ke Inggris. Di sana ia bekerja dulu di Grimsby, kemudian di London.
Di London ia bergaul dengan kalangan bangsawan dan ilmuwan. Ia bertemu dengan Arthur Hay, marquess Tweeddale (1824-1878), yang saat itu memimpin Zoological Society of London. Tweeddale, seorang ornitolog (ahli burung), memiliki koleksi zoologi yang besar. Untuk melengkapinya, ia mengirim Bock ke Hindia Belanda tahun 1878. Beberapa bulan kemudian, perjalanan Bock ke Timor dibatalkan karena meninggalnya Tweeddale.
Di Batavia (kini Jakarta), Bock bertemu dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, J.W. van Lansberge, yang menugaskannya menjajaki bagian timur Kalimantan. Saat itu penduduk asli, orang Dayak, menghalang orang Eropa masuk ke wilayahnya. Dalam perjalannya melintasi bagian timur Kalimantan, Bock didampingi sultan Kutai. Saat itulah Bock melihat orang hutan. Perjalanan ini berlangsung tahun 1879 dan 1880. Bock menerbitkan kisah perjalanannya dalam bahasa Belanda tahun 1881.
Buku-bukunya:
Verblijf te Bandjermassin en tocht naar de afdeeling Amoentai.[1]
Catatan kaki
^(Belanda)Bock, Carl (1880). Verblijf te Bandjermassin en tocht naar de afdeeling Amoentai.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Carl Bock.