Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus.
CRRC Qingdao Sifang Co., Ltd. (Hanzi: 中车青岛四方机车车辆股份有限公司) adalah sebuah produsen sarana perkeretaapian yang berkantor pusat di Qingdao, Shandong, Tiongkok. Didirikan pada tahun 1900 selama pendudukan Jerman, Qingdao Sifang adalah salah satu produsen sarana perkeretaapian tertua di Tiongkok.
Sejarah
Masa Dinasti Qing dan Republik Tiongkok
Pendirian Syfang General Repair Works
Pasca Insiden Juye, tentara Jerman mendarat di Tsingtao pada tahun 1897. Pada tahun 1898, pemerintahan Qing meneken Perjanjian Konsesi Jiao'ao dengan Jerman, sehingga menjadikan Tsingtao sebagai koloni dari Jerman. Perjanjian tersebut juga memberi hak kepada pemerintah Jerman untuk membangun jalur rel Jiaoji dan mengembangkan cadangan mineral di sepanjang jalur tersebut.
Kaisar Wilhelm II pun bertekad menjadikan Tsingtao sebagai "koloni percontohan" dan pangkalan untuk Angkatan Darat Kekaisaran Jerman di Timur Jauh. Oleh karena itu, Jerman membangun sejumlah pabrik di Tsingtao mulai tahun 1900 hingga 1910.[2] Pada bulan Oktober 1900, saat membangun jalur rel Jiaoji, Jerman juga mulai membangun Shantung Railway Syfang General Repair Works (Hauptreparatur-Werkstätte Syfang der Schantung-Eisenbahn) melalui Shantung Railway Company (Schantung-Eisenbahn-Gesellschaft), dengan total investasi sebesar 1.587.000 mark. Pabrik tersebut pun menjadi pabrik sarana perkeretaapian terbesar ketiga di Tiongkok setelah Tangshan dan Dalian.[3] Pabrik tersebut terletak di dekat Stasiun Sifang di Desa Sifang, dengan luas lebih dari 10.000 meter persegi dan akan mempekerjakan lebih dari 400 orang. Pabrik tersebut akhirnya selesai dibangun pada tahun 1902.[4][5] Komponen untuk lokomotif awalnya diimpor dari Jerman dan dirakit di pabrik Sifang. Pada tahun 1914, pabrik Sifang telah berhasil merakit dan memperbaiki 1.148 unit lokomotif, kereta, dan gerbong.[6]
Masa kekacauan
Pada tahun 1914, Perang Dunia I pecah, dan Jerman menjadi sibuk dengan perang di Eropa. Jepang dan Britania Raya kemudian mengadakan Pengepungan Tsingtao. Shantung Railway Syfang General Repair Works pun rusak akibat pengepungan tersebut. Pada tahun 1915, Kekaisaran Jepang memaksa Republik Tiongkok untuk menyetujui Dua Puluh Satu Tuntutan, yang menegaskan pengambilalihan Jepang terhadap teritori dan aset perkeretaapian Jerman di Shantung. Nama Syfang General Repair Works pun diubah menjadi Shantung Railway Syfang Workshop dan sempat dikelola oleh Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. Pada bulan Maret 1915, pasukan Jepang di Tsingtao membentuk Shantung Railway Administration, dengan lima departemen, yakni umum, transportasi, rekayasa, akuntansi & pertambangan, dan Tsingtao Workshop.[7] Selama pendudukan Jepang, dibangun fasilitas tambahan seperti pabrik pencetakan pasir, emplasemen kereta, pabrik roda, dan emplasemen pencetakan tembaga. Jumlah pekerja dari pabrik tersebut juga mencapai lebih dari 1.500 orang.[8]
Pra-RRT hingga 1949
Pada tahun 1938, pemerintahan Beiyang mengambil alih pabrik tersebut, tetapi kekacauan politik membuat pengembangan perkeretaapian terhenti hingga tahun 1949.[9]
Pertumbuhan
Pada tahun 1949, nama pabrik tersebut diubah menjadi Sifang Works. Pada tahun 1952, pabrik tersebut memproduksi lokomotif uap pertama buatan Tiongkok, yakni China Railways JF1. Selama dekade 1960-an dan 1970-an, perusahaan ini memproduksi kereta untuk China Railway. Pada dekade 1980-an, perusahaan ini mulai mengekspor produknya ke luar Tiongkok.[10]
Purwarupa kereta api monorel magnet tipe mengangkang pada tahun 2016.[17]
Purwarupa kereta api monorel berkecepatan 100 km/h (62 mph) pada tahun 2020.[18]
Purwarupa kereta api monorel tipe gantung pada tahun 2017.[19]
Produksi kereta tingkat
Usaha patungan
Bombardier Sifang (Qingdao) Transportation Ltd
Bombardier Sifang (Qingdao) Transportation Ltd didirikan pada tahun 1998 sebagai sebuah perusahaan patungan antara Bombardier Transportation (Jerman) dan CRRC Sifang untuk memproduksi kereta api cepat dan kereta mewah. Perusahaan ini juga akan mengembangkan sistem operasi perkeretaapian.[20]
Hingga tahun 2009, perusahaan ini berhasil memproduksi lebih dari 1.000 unit kereta, termasuk kereta api tidur berkecepatan tinggi CRH1E (Zefiro 250), dan mendapat kontrak untuk memproduksi 80 unit kereta api cepat CRH380D (Zefiro 380) yang diperkirakan senilai €2,7 milyar ($4 milyar, 27,4 milyar RMB).[20]
Kawasaki Heavy Industries with CRRC Sifang Co Ltd
Kawasaki Heavy Industries (KHI) bekerja sama dengan CSR Sifang pada tahun 2009 untuk memproduksi C151A, MRT generasi keempat untuk SMRT Trains, di Singapura. Perusahaan ini memproduksi 22 rangkaian, dengan tiap rangkaian terdiri dari 6 kereta.
Sebanyak 78 kereta sisanya (13 rangkaian) rencananya akan selesai diproduksi pada tahun 2014.[21]
Pada tahun 2012, KHI dan CSR Sifang resmi bekerja sama untuk memproduksi 168 kereta (28 rangkaian) C151B. Rencananya pesanan tersebut akan selesai mulai tahun 2015 hingga 2017.[21][22]
Pada tahun 2014, perusahaan ini mendapat tambahan pesanan sebanyak 174 kereta (29 rangkaian) C151B. Pesanan tersebut rencananya akan selesai mulai tahun 2017 hingga 2019. Pada tahun 2015, bersamaan dengan selesainya rangkaian C151B pertama, perusahaan ini mengumumkan bahwa pesanan C151B dikurangi dari 57 rangkaian menjadi hanya 45 rangkaian, karena sisanya diubah menjadi pesanan untuk C151C.
Pada tahun 2013, Kawasaki Heavy Industries (KHI) sempat berencana untuk menuntut CSR Sifang atas tuduhan pelanggaran paten setelah kemitraan mereka dibubarkan. KHI menyatakan bahwa mereka menyesal telah bermitra dengan CSR Sifang. Pada akhirnya, KHI membatalkan niatnya tersebut.[23]
Pada tahun 2014, LTA memesan 364 kereta (91 rangkaian) T251 untuk digunakan di Jalur Thomson-East Coast. T251 akan dioperasikan tanpa masinis serta akan menjadi kereta api pertama di Singapura yang memiliki 5 pintu di tiap sisi kereta. Pesanan tersebut rencananya akan mulai selesai pada tahun 2018.