Bondan Haryo Winarno (29 April 1950 – 29 November 2017) adalah seorang penulis dan wartawan Indonesia dengan berbagai keahlian. Dia memelopori dan menjadi ketua Jalansutra, suatu komunitas wisata boga yang sangat terkenal di Indonesia. Dia juga menjadi presenter dalam acara kuliner di Trans TV, yaitu Wisata Kuliner. Ia terkenal dengan ungkapannya yaitu "Pokoe maknyus!", ungkapan ini sering diparodikan dalam suatu kondisi yang nyaman, enak dan lainnya.
Sejarah Hidup
Ketika Bondan masih anggota Pramuka dulu, lelaki berkulit cokelat ini aktif dalam aeromodelling. Ketika sudah berkeluarga, ia ikut terjun payung dan menjadi anggota Jakarta Flying Club. Sebenarnya, Bondan juga bercita-cita menjadi penerbang, selain guru dan wartawan. Ibunya ingin Bondan menjadi dokter, atau insinyur. Di Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur, Universitas Diponegoro, Semarang, namun belum sempat selesai, Bondan sudah menjadi fotografer Puspen Hankam di Jakarta hingga tahun 1970. Setelah itu, ia berpindah-pindah kerja, tetapi tetap tidak lepas dari lingkup komunikasi massa. Sempat bertugas sebagai wartawan ke berbagai negeri, antara lain ke Kenya, Afrika. Sebagian pengalamannya dari negeri itu ia tuangkan menjadi cerpen berjudul Gazelle, yang kemudian memenangkan hadiah pertama lomba penulisan cerpen majalah Femina pada tahun 1984.
Menulis sudah hampir merupakan kebiasaan bagi Bondan. Ia pun bisa menulis di mana saja, di pesawat udara, di mobil, atau bahkan di toilet. Hasil tulisannya dimuat berbagai penerbitan, misalnya Kompas, Sinar Harapan, dan Tempo. Pada majalah terakhir ini ia secara tetap Bondan mengisi Rubrik Kiat, yaitu kolom pendek soal-soal manajemen, dunia yang juga ia tekuni selama ini.
Selain berbagai pekerjaan yang pernah dilakukannya, Bondan juga aktif dalam bermacam-macam kegiatan sosial. Ia pernah menjabat sebagai sekretaris jenderal dari International Advertising Association, cabang Indonesia (1981-1986), ketua Indonesia Forum pada 1998 (umur 47–48 tahun), yaitu sebuah konferensi internasional untuk membantu pemulihan Indonesia dari krisis. Pada 1998 ia menjadi salah satu pendiri dari Komite Kemanusiaan Indonesia dan Masyarakat Transparansi Indonesia, dan pada 2002 (umur 51–52 tahun) ia menjadi salah satu pendiri Yayasan Karaton Surakarta. Ia adalah seorang sentanadalem Karaton Surakarta Hadiningrat dengan gelar dan nama Kanjeng Pangeran Mangkudiningrat.
Penghargaan
Pada 1967 (umur 16–17 tahun), ia memperoleh Baden Powell Adventure Award ketika menjadi pemimpin regu Indonesia dalam Boy Scouts World Jamboree di Farragut State Park, Idaho, USA. Ketika itu ia juga terpilih sebagai honor guard untuk Lady Olave Baden Powell. Pada 1988 (umur 37–38 tahun) ia memperoleh tanda penghargaan Satyalencana Pembangunan dari pemerintah Republik Indonesia karena jasa-jasanya sebagai ketua pelaksana Phinisi Nusantara yang berlayar dari Jakarta sampai Vancouver dalam rangka Expo 1986.
Tanggal 20 Mei 2014, Bondan meraih penghargaan buku masakan terbaik "Gourmand Awards" pada ajang Gourmand World Cookbook ke-19 di Beijing, Tiongkok, setelah meraih juara pertama lewat karyanya "100 Makanan Tradisional Indoenesia, Mak Nyus" pada kategori bertemakan makanan kaki lima (street food).[1]. Pada 12 April 2018, ia meraih penghargaan seumur hidup (Lifetime Achievement) pada ajang Ubud Food festival 2018, dan diterima oleh keluarganya.[2]
Sebagai penulis
Bondan pernah mengarang cerita anak-anak, cerita pendek, novel dan buku-buku tentang manajemen.
Bibliografi
Satu abad Kartini, 1879-1979: bunga rampai karangan mengenai Kartini (editor) (1979)
Neraca tanah air: rekaman lingkungan hidup '84 (1984)
Cafe Opera: kumpulan cerita pendek (1986)
Seratus kiat, jurus sukses kaum bisnis (1986)
Tantangan jadi peluang: kegagalan dan sukses Pembangunan Jaya selama 25 tahun (1987)
Kiat menjadi konglomerat: Pengalaman Grup Jaya (1996)
Kiat Bondan di Kontan: berpikir strategis di saat krisis (1998)
Jalansutra: kumpulan kolom tentang jalan-jalan dan makan-makan di Suara Pembaruan Minggu dan Kompas Cyber Media (2003)
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya (2003)
Belajar tiada henti: biografi Cacuk Sudarijanto ditulis bersama Bondan Winarno (2004)
Pada sebuah beranda: 25 cerpen (2005)
Puing: sebuah novel kolaborasi (2005)
Videografi
Kerinci-Seblat, tabungan masa depan (penulis naskah) (2002)
Meninggal dunia
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya.
Bondan meninggal dunia pada tanggal 29 November 2017 sekitar jam 09.00 WIB setelah dua minggu dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita akibat kelainan jantung.
[3]