Bencana Chernobyl adalah kecelakaan reaktor nuklir terburuk dan terparah dalam sejarah. Pada tanggal 26 April 1986 pukul 01:23:40 pagi (UTC+3), reaktor nomor empat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang terletak di Uni Soviet di dekat Pripyat di Ukraina meledak. Akibatnya, isotop radioaktif dalam jumlah besar tersebar ke atmosfer di seluruh kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Bencana nuklir ini dianggap sebagai kecelakaan nuklir terburuk sepanjang sejarah, dan merupakan satu dari dua kecelakaan yang digolongkan dalam level 7 pada Skala Kejadian Nuklir Internasional (kecelakaan yang lainnya adalah Bencana nuklir Fukushima Daiichi).[1] Jumlah pekerja yang dilibatkan untuk menanggulangi bencana ini sekitar 500.000 orang, dan menghabiskan dana sebesar 18 miliar rubel dan mempengaruhi ekonomi Uni Soviet.[2] Ribuan penduduk terpaksa diungsikan dari Kota Chernobyl.
Sisa-sisa dari gedung reaktor No.4 ditutupi sebuah sarkofagus besar pada bulan Desember 1986, ketika bahan yang berada dalam reaktor telah memasuki fase shut-down. pelindung ini dibuat secepat mungkin sebagai occupational safety untuk pekerja reaktor lainnya di pembangkit listrik tersebut.[3][4]
Bencana ini memicu peningkatan keamanan pada semua reaktor Soviet yang tersisa seperti RBMK (Chernobyl No.4), di mana 11 diantaranya terus menyediakan listrik hingga tahun 2013.[5][6]
Ikhtisar
Bencana dimulai ketika sedang dilakukan pengujian sistem tanggal 26 April 1986 di reaktor nomor 4 pembangkit Chernobyl yang letaknya dekat Pripyat dan dekat dengan perbatasan administratif dengan Belarus dan Sungai Dnieper. Kemudian terjadi lonjakan energi secara tiba-tiba dan tak diduga, dan ketika sedang mencoba mematikan darurat, terjadi lonjakan daya sangat tinggi yang menyebabkan tangki reaktor pecah diikuti serangkaian ledakan uap. Kejadian ini melepaskan moderator neutrongrafit di reaktor ke udara, sehingga menyala.[7][diskusikan] Kebakaran yang dihasilkan berlangsung seminggu penuh dan melepaskan debu partikel radioaktif ke atmosfer secara meluas, termasuk Pripyat. Debu kemudian tersebar ke kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Menurut data resmi pasca-Soviet,[8][9] sekitar 60% debu jatuh di Belarus.
36 jam setelah insiden ini, otoritas Soviet memberlakukan zona eksklusi 10-kilometer yang menyebabkan evakuasi cepat 49.000 orang beserta hewan mereka, terutama dari pusat populasi terbesar dekat reaktor, kota Pripyat.[10] Meskipun tidak dikomunikasikan saat itu, evakuasi langsung setelah insiden tidak disarankan karena jalanan keluar kota dipenuhi dengan debu yang berisi partikel nuklir didalamnya, kotanya sendiri cukup aman karena diuntungkan oleh arah angin, sehingga penduduk disarankan untuk berdiam di rumah sebelum dievakuasi sebelum arah angin berubah.[10]
Karena debu terus menerus dihasilkan, zona evakuasi diperbesar dari 10 menjadi 30 km sekitar seminggu setelah insiden, mengakibatkan 68.000 penduduk lagi harus dievakuasi, termasuk dari kota Chernobyl sendiri.[10] Survei dan deteksi dari zona terisolasi menyebutkan bahwa total ada sekitar 135.000 orang pengungsi "jangka panjang".[10] Jumlah ini naik hampir 3 kali lipat menjadi 350.000 orang pada dekade setelahnya, 1986-2000.[11][12]
Rusia, Ukraina, dan Belarusia terbebani dengan dekontaminasi terus menerus dan biaya kompensasi bulanan[13][14][15] akibat bencana Chernobyl.
Bencana ini meningkatkan perhatian mengenai reaktor fisi di seluruh dunia dan ratusan proposal reaktor, termasuk diantaranya yang sedang dibangun di Chernobyl (No.5 dan 6) akhirnya dibatalkan.
Insiden ini juga meningkatkan perhatian mengenai budaya keamanan di industri tenaga nuklir Soviet, menurunkan pertumbuhan industri dan memaksa pemerintah untuk lebih terbuka mengenai prosedurnya.[16][notes 1] Pemerintah yang berusaha menutup-nutupi bencana ini menjadi "katalis" untuk glasnost, yang "memuluskan jalan bagi reformasi yang berakhir pada kolapsnya Soviet".[17]
^"No one believed the first newspaper reports, which patently understated the scale of the catastrophe and often contradicted one another. The confidence of readers was re-established only after the press was allowed to examine the events in detail without the original censorship restrictions. The policy of openness (glasnost) and 'uncompromising criticism' of outmoded arrangements had been proclaimed at the 27th Congress (of KPSS), but it was only in the tragic days following the Chernobyl disaster that glasnost began to change from an official slogan into an everyday practice. The truth about Chernobyl that eventually hit the newspapers opened the way to a more truthful examination of other social problems. More and more articles were written about drug abuse, crime, corruption and the mistakes of leaders of various ranks. A wave of 'bad news' swept over the readers in 1986–87, shaking the consciousness of society. Many were horrified to find out about the numerous calamities of which they had previously had no idea. It often seemed to people that there were many more outrages in the epoch of perestroika than before although, in fact, they had simply not been informed about them previously." -Kagarlitsky pp. 333–334
^Чернобыль, Припять, Чернобыльская АЭС и зона отчуждения. ""Shelter" object description". Chornobyl.in.ua. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 8 May 2012.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^"Frequently Asked Chernobyl Questions". International Atomic Energy Agency – Division of Public Information. May 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 February 2011. Diakses tanggal 23 March 2011.
^"Table 5.3: Evacuated and resettled people"(PDF). The Human Consequences of the Chernobyl Nuclear Accident. UNDP and UNICEF. 22 January 2002. hlm. 66. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2017-02-01. Diakses tanggal 17 September 2010.
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama spectrum.ieee.org
^Kagarlitsky, Boris (1989). "Perestroika: The Dialectic of Change". Dalam Mary Kaldor; Gerald Holden; Richard A. Falk. The New Detente: Rethinking East-West Relations. United Nations University Press. ISBN0-86091-962-5.
Hoffmann, Wolfgang (2001). Fallout From the Chernobyl Nuclear Disaster and Congenital Malformations in Europe. Archives of Environmental Health.
Jay, Mike, "I don't understand it at all" (review of Serhii Plokhy, Chernobyl: History of a Tragedy, Allen Lane, May 2018, 404 pp., ISBN978 0 241 34902 1), London Review of Books, vol. 40, no. 23 (6 December 2018), pp. 33–34.
Karpan, Nikolaj V. (2006). Chernobyl. Vengeance of peaceful atom (dalam bahasa Rusia). Dnepropetrovsk: IKK "Balance Club". ISBN978-966-8135-21-7.
Shcherbak, Yurii (1991). Chernobyl (dalam bahasa Russian and English). New York: Soviet Writers/St. Martin's Press. ISBN978-0-312-03097-1.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Yaroshinskaya, Alla A. Chernobyl: Crime Without Punishment. Piscataway, NJ: Transaction Publisher, 2015.
Gerd Ludwig and Lois Lammerhuber: Der lange Schatten von Tschernobyl – The Long Shadow of Chernobyl – L'ombre de Tchernobyl. Edition Lammerhuber, 2014, ISBN978-3901753664. Illustrated book containing photos taken in 2013 within the reactor hull. Interview with the photographer (in German)
Vjačeslav Šestopalov, et al.: Groundwater vulnerability: Chernobyl nuclear disaster. American Geophysical Union, Washington 2015, ISBN978-1-118-96219-0.