Batumi

Batumi

ბათუმი
Batumi ბათუმი
	Teluk Batumi dilihat dari Taman Botani Batumi Pemandangan kota dengan latar Pegunungan Kaukasus Kecil Bulevar tepi laut Pelabuhan Batumi Danau Nurie
	Bendera Lambang kebesaran
	Koordinat: 41°38′45″N 41°38′30″E / 41.64583°N 41.64167°E
Negara	Georgia
Republik otonom	Republik otonom Ajaria
Pendirian	Abad ke-8 Masehi
Status sebagai kota	1866
Pemerintahan
• Jenis	Mayor–Council
• Badan	Majelis Kota Batumi
• Wali kota	Archil Chikovani (Impian Georgia)
Luas
• Kota	64,9 km2 (251 sq mi)
Ketinggian	3 m (10 ft)
Populasi (1 Januari 2023)
• Kota	179.185
• Metropolitan	302.497
Zona waktu	UTC+4 (Waktu Georgia)
Kode pos	6000-6010
Kode area telepon	(+995) 422
Situs web	Situs Web Resmi Pemerintah Munisipalitas Batumi

Batumi (bahasa Georgia: ბათუმი), adalah salah satu dari 71 munisipalitas di Georgia, yang terletak di Republik Otonom Ajaria, sekaligus ibu kota republik yang dimaksud. Kota terbesar kedua di Georgia ini terletak di tepi Laut Hitam, dan merupakan pelabuhan utama serta pusat ekspor-impor.

Batumi terletak sekitar 20 km dari perbatasan Georgia-Turki. Kota beriklim subtropis ini menghasilkan buah jeruk nipis dan daun teh. Sektor industri Batumi antara lain penyulingan minyak, pembuatan kapal, pengolahan makanan dan manufaktur ringan. Pipa minyak Baku-Tbilisi-Ceyhan yang merentang sepanjang 1.760 km melintasi Batumi.

Sejak 2010, kota ini mengalami perkembangan pesat dalam bidang pariwisata, didukung oleh industri kasino, keberadaan bangunan-bangunan modern, serta restorasi bangunan klasik abad ke-19 yang mewarnai Kota Tua Batumi yang bersejarah.^[3]

Etimologi

Nama "Batumi" kemungkinan berasal dari kata Yunani batkhos yang bermakna 'dalam'.

Sejarah

Batumi terletak di lokasi koloni Yunani kuno yang bernama Batis. Dia terkenal sejak abad ke-11 karena pertahanannya yang kokoh. Sebelum dikuasai oleh Turki pada abad ke-16, Batumi termasuk dalam wilayah Georgia pada Abad Pertengahan. Berdasarkan isi Perjanjian San Stefano yang ditandatangani Kekaisaran Rusia dan Ottoman, Rusia menganeksasi Batumi.

Kerusuhan semasa Perang Dunia I memaksa intervensi Turki di Batumi pada April 1918 — disusul Britania Raya delapan bulan kemudian — hingga Juli 1920. Presiden Turki Mustafa Kemal Atatürk kemudian menyerahkan Batumi kepada Bolshevik pimpinan Lenin dengan syarat pemberian status otonomi demi mengakomodasi mayoritas penduduk Muslim Batumi. Selepas keruntuhan Uni Soviet, Aslan Abashidze diangkat sebagai kepala dewan pemerintahan Ajaria hingga Mei 2004, tatkala ia hengkang ke Rusia akibat protes massal terhadap kepemimpinannya.

Demografi

**Populasi dan komposisi etnis Batumi secara historis**^[4]
Year	bangsa Georgia		bangsa Armenia		bangsa Rusia		bangsa Yunani		lainnya		Total
1886	2.518	17%	3.458	23,4%	2.982	20,1%	1.660	11,2%	4.185	28,3%	14.803
1897^[5]^[6]	6.087	21,4%	6.839	24%	6.224	21,8%	2.764	9,7%	6.594	23,1%	28.508
1916^[7]	6.481	32,4%	5.524	27,6%	4.825	24,1%			3.190	15,9%	20.020
1926	17.804	36,7%	10.233	21,1%	8.760	18,1%	2.844	5,9%	8.833	18,2%	48.474
1959	40.181	48,8%	12.743	15,5%	20.857	25,3%	1.668	2%	6.879	8,4%	82.328
2002^[8]	104.313	85,6%	7.517	6,2%	6.300	5,2%	587	0,5%	3.089	2,5%	121.806
2014^[9]	142.691	93,4%	4.636	3,0%	2.889	1,9%	289	0,2%	2.334	1,5%	152.839

Agama

Walaupun tidak ada data terpisah mengenai agama di Batumi, diperkirakan bahwa mayoritas penduduknya adalah Kristen Ortodoks, khususnya jemaat dari Gereja Ortodoks Georgia, gereja nasional bangsa Georgia.^[10] Selain itu terdapat penganut Muslim dalam jumlah yang cukup signifikan. Penganut Kristen Armenia, Katolik Roma, Saksi-Saksi Yehuwa, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, dan Yahudi juga ada dalam jumlah yang lebih sedikit.^[10]

Tempat peribadatan utama di kota ini meliputi:^[11]

Katedral Batumi dan Gereja Santa Barbara
Gereja Katolik Roh Kudus
Gereja Santo Nikolas
Masjid Batumi
Sinagoge Batumi

Transportasi

Pelabuhan Batumi adalah pelabuhan utama Georgia. Pada tahun 2008, tak kurang dari 90% barang yang diekspor dari dan diimpor ke Armenia —negara tetangga Georgia yang terkurung daratan— masuk dan keluar melalui pelabuhan di tepi Laut Hitam ini bersama dengan Pelabuhan Poti yang terletak di Mkhare Samegrelo-Zemo Svaneti.^[12] Pelabuhan ini adalah salah satu yang diusulkan Tiongkok untuk menjadi bagian dari "Jalur Sutra Baru", yang memungkinkan barang dikirim ke negara itu via Azerbaijan menggunakan kereta api, kemudian melintasi Laut Kaspia ke Asia Tengah, dan jalur penghubung barat menggunakan feri ke Ukraina dan seluruh Eropa.^[13]