Bandar Udara Dajiaochang Nanjing
Bandar Udara Dajiaochang Nanjing (Hanzi: 南京大校场机场) dulunya adalah pangkalan udara militer yang juga berfungsi sebagai bandara umum utama bagi Nanjing, ibu kota Provinsi Jiangsu dan pernah menjadi ibu kota Republik Tiongkok. Bandar udara ini berada 62 kilometer (39 mi) selatan Xinjiekou, pusat Nanjing, dan di ketiga sisinya dikelilingi oleh Sungai Qinhuai.[2] Bandara Internasional Lukou Nanjing dibuka pada 28 Juni 1997 dan semua penerbangan sipil dipindahkan ke bandara baru itu. Bandara Dajiaochang tetap digunakan sebagai pangkalan udara militer.[2] Kemudian, pembangunan Bandara Luhe Nanjing mulai dilakukan pada 8 Agustus 2012.[3] Bandara Luhe dibuka pada Juli 2015. Setelah itu, Pangkalan Udara Nanjing dipindahkan ke Bandara Luhe. Akhirnya, Bandara Dajiaochang ditutup pada 30 Juli 2015.[4] Di lokasi bandara ini akan dibangun area komersial dan perumahan. Landasan bandara yang bersejarah akan dilestarikan sebagai ruang terbuka publik.[5] FasilitasSejak dibuka tahun 1934, Bandara Dajiaochang Nanjing telah diperluas lebih dari sepuluh kali. Pada tahun 1999, bandara ini memiliki landasan pacu dengan panjang 2.200 meter, lebar 60 meter, dan ketebalan 46 centimeter, dapat melayani pesawat Boeing 737 dan 757. Bandara ini menutupi lahan seluas 2.720.000 meter persegi (29.300.000 sq ft).[2] SejarahPada tahun 1367, Zhu Yuanzhang, kaisar pendiri Dinasti Ming, menetapkan ibu kotanya di Nanjing dan membangun sebuah tempat pelatihan militer di daerah yang kemudian ditempati Bandara Dajiaochang. Sejak itu, daerah tersebut disebut Dajiaochang, yang berarti "tempat pelatihan besar".[6] Era Republik TiongkokBandara Dajiaochang pernah menjadi salah satu pangkalan udara terbesar pada era Republik Tiongkok.[5] Pada April 1931, pertama kalinya dibangun Sekolah Penerbangan Pusat Tiongkok, yang kemudian dipindahkan ke Bandaraa Jianqiao Hangzhou. Tahun 1934 Dajiaochang diubah menjadi pangkalan udara militer dengan sebuah landasan pacu sepanjang 800 meter. Diperluas lagi pada tahun 1935 dan 1936.[2] Dalam Perang Dunia II tentara Jepang menduduki Nanjing dan mengambil alih Bandara Dajiaochang. Setelah Jepang menyerah tahun 1945, pemerintah Republik Tiongkok mempeluas bandara ini dengan memperpanjang landasan pacunya menjadi 1.200 meter. Setelah sebuah pesawat yang membawa Jenderal George Marshall dari Amerika Serikat rusak saat mendarat di Bandara Dajiaochang, pada tahun 1947 bandara ini diperluas lagi, sehingga memiliki landasan pacu konkret dengan panjang 2.200 meter dan lebar 45 meter.[2] Era Republik Rakyat TiongkokPada April 1949 Bandara Dajiaochang diambil alih oleh Tentara Pembebasan Rakyat dari Partai Komunis Tiongkok dan menjadi pangkalan udara Daerah Militer Nanjing dari Republik Rakyat Tiongkok. Bandara diperluas lagi tahun 1954.[2] Pada Juli 1956 Bandara Dajiaochang mempunyai dua fungsi, selain sebagai pangkalan militer, menjadi bandara umum setelah semua penerbangan sipil dipindahkan dari Bandara Istana Ming, bandara lama, ke sini.[7] Setelah Bandara Internasional Lukou Nanjing dibuka tanggal 28 Juni 1997, semua penerbangan sipil dipindahkan ke bandara baru itu. Penerbangan sipil terakhir dari Dajiaochang adalah tanggal 30 Juni 1997.[2] Karena perluasan kota Nanjing yang cepat, bandara militer Dajiaochang yang awalnya jauh dari kota, menjadi dikelilingi daerah perkotaan dan perkembangan bandara semakin terbatas.[8] Sejak tahun 2003, pemerintah daerah dan pihak militer telah melakukan pembicaraan untuk merelokasi pangkalan udara tersebut. Pada Januari 2006 ditentukan lokasi untuk bandara baru dan pada Januari 2009, proyek tersebut disetujui Dewan Negara dan Komisi Militer Pusat. Pada 8 Agustus 2012, dimulai konstruksi untuk Bandara Luhe Nanjing yang baru di pinggiran kota Distrik Luhe di utara Sungai Yangtze.[3] Pada 30 Juli 2015, Bandara Dajiaochang ditutup secara permanen setelah pangkalan udara militer dipindahkan ke Bandara Luhe.[4][9][10] Area bekas bandara seluas 10-kilometer-persegi (3,9 sq mi) ini akan dijadikan area komersial dan perumahan. Landasan pacu bersejarahnya akan dilestarikan sebagai ruang terbuka publik.[5] Kecelakaan dan InsidenPada 31 Juli 1992, penerbangan 7552 maskapai China General Aviation menuju Xiamen jatuh segera setelah lepas landas dari Bandara Dajiaochang. Pesawat Yakovlev 42D buatan Soviet yang digunakan dalam penerbangan itu jatuh ke sebuah kolam 600 meter dari landasan pacu pada pukul 15:12 dan terbakar. Kecelakaan itu menewaskan delapan dari 10 orang kru pesawat dan 100 dari 116 orang penumpang.[11][12] Referensi
|