Antroposen

Kala Holosen
Pleistosen
Holosen/Antroposen
Preboreal (10.3–9 ka)
Boreal (9–7.5 ka)
Atlantik (7.55 ka)
Subboreal (52.5 ka)
Subatlantik (2.5 ka–sekarang)

Antroposen adalah kala yang bermula ketika aktivitas manusia mulai memiliki pengaruh global terhadap ekosistem Bumi.[1] Istilah ini tampaknya sudah digunakan oleh ilmuwan Soviet sejak awal 1960-an untuk menyebut Kuarter, periode geologi terkini.[2] Istilah "antroposen" dicetuskan dalam makna berbeda pada tahun 1980-an[3] oleh ekolog Eugene F. Stoermer dan dipopulerkan oleh kimiawan atmosfer Paul Crutzen. Crutzen menganggap pengaruh manusia terhadap atmosfer Bumi dalam abad-abad terkini sangat besar sampai-sampai litosfer Bumi layak memiliki lapisan geologi baru. Hingga April 2015, istilah belum menjadi bagian resmi dari tata nama geologi.

Pada tahun 2008, Stratigraphy Commission di Geological Society of London menerima proposal untuk menjadikan Antroposen satuan pembagian kala geologi resmi.[4] Sebagian besar anggota Stratigraphy Commission memutuskan bahwa proposal tersebut berbobot dan patut dikaji lebih lanjut. Sekelompok ilmuwan independen dari berbagai perkumpulan geologi mengambil sejumlah langkah untuk menentukan apakah Antroposen dapat diakui secara resmi sebagai skala waktu geologi.[5]

Banyak ilmuwan yang sekarang menggunakan istilah "antroposen",[6] termasuk Geological Society of America yang rapat tahunannya tahun 2011 diberi judul Archean to Anthropocene: The past is the key to the future.[7] Belum ada kesepakatan soal waktu dimulainya Antroposen, tetapi sejumlah ilmuwan mengusulkan bahwa Antroposen mungkin dimulai ketika Revolusi Industri pada akhir abad ke-18 berdasarkan bukti-bukti atmosfer.[4][8] Ilmuwan lainnya mengaitkan istilah baru ini dengan peristiwa-peristiwa yang lebih lampau, misalnya kemunculan pertanian dan Revolusi Neolitik (sekitar 12.000 tahun SM). Bukti dampak manusia yang relatif seperti meningkatnya pengaruh manusia terhadap guna lahan, ekosistem, keragaman hayati, dan kepunahan spesies masih kontroversial; sejumlah ilmuwan yakin bahwa manusia mengubah (atau menghambat) pertumbuhan keragaman hayati besar-besaran.[9] Ilmuwan yang mengusulkan masa lebih lampau beralasan bahwa Antroposen mungkin bermula 14.000 sampai 15.000 tahun Sebelum Masehi berdasarkan bukti-bukti litosfer. Klaim tersebut membuat para ilmuwan lainnya menduga bahwa "permulaan Antroposen harus dimajukan sekian ribu tahun"[10]:1 sesuai dengan istilah kala terkini, Holosen.

Pada Januari 2015, 26 dari 38 anggota International Anthropocene Working Group menerbitkan makalah yang berpendapat bahwa uji coba Nuklir tanggal 16 Juli 1945 adalah titik awal kala Antroposen.[11] Akan tetapi, sebagian kecil ilmuwan mendukung salah satu tahun alternatif yang diajukan.[11] Bulan Maret 2015, sebuah makalah yang diterbitkan di Nature berpendapat bahwa tahun 1610 atau 1964 merupakan awal kala Antroposen.[12] Beberapa ilmuwan mengaacu pada sifat diakronis lapisan fisik Antroposen; mereka berpendapat bahwa awal dan dampak manusia tersebar seiring waktu, tidak mengerucut pada tanggal pertama yang pasti.[13]

Anthropocene Working Group berencana mengadakan rapat pada tahun 2016 untuk mengumpulkan bukti dan memutuskan status resmi Antroposen sebagai kala geologi.[14]

Lihat pula

Video luar
Welcome to the Anthropocene
YouTube

Referensi

  1. ^ Borenstein, Seth (14 October 2014). "With their mark on Earth, humans may name era, too". AP News. Diakses tanggal 14 October 2014. 
  2. ^ Akademii͡a nauk SSSR. "Doklady: Biological sciences sections, Volumes 132-135". google books. Diakses tanggal 28 October 2014. 
  3. ^ Revkin, Andrew C. (May 11, 2011). "Confronting the 'Anthropocene'". New York Times. Diakses tanggal 25 March 2014. 
  4. ^ a b Zalasiewicz, Jan; et al. (2008). "Are we now living in the Anthropocene?" (PDF). GSA Today. 18 (2): 4–8. doi:10.1130/GSAT01802A.1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 2015-12-16. 
  5. ^ Zalasiewicz, J.; et al. (2010). "The New World of the Anthropocene". Environment Science & Technology. 44 (7): 2228–2231. Bibcode:2010EnST...44.2228Z. doi:10.1021/es903118j. 
  6. ^ Ehlers, Eckart; Moss, C.; Krafft, Thomas (2006). Earth System Science in the Anthropocene: Emerging Issues and Problems. Springer Science+Business Media. 
  7. ^ "2011 GSA Annual Meeting". geosociety.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 28 November 2015. 
  8. ^ Crutzen, P. J., and E. F. Stoermer (2000). "The 'Anthropocene'". Global Change Newsletter. 41: 17–18. 
  9. ^ Sahney, S., Benton, M. J. and Ferry, P. A. (2010). "Links between global taxonomic diversity, ecological diversity and the expansion of vertebrates on land" (PDF). Biology Letters. 6 (4): 544–547. doi:10.1098/rsbl.2009.1024. PMC 2936204alt=Dapat diakses gratis. PMID 20106856. 
  10. ^ Doughty, C. E.; Wolf, A.; Field, C. B. (2010). "Biophysical feedbacks between the Pleistocene megafauna extinction and climate: The first human-induced global warming?". Geophysical Research Letters. 37 (L15703): 1–5. Bibcode:2010GeoRL..3715703D. doi:10.1029/2010GL043985. 
  11. ^ a b Was first nuclear test the start of new human-dominated epoch, the Anthropocene? – UC Berkeley News Centre, 2015-1-16
  12. ^ Lewis, S. L.; Maslin, M. A. (2015). "Defining the Anthropocene". Nature. 519: 171–180. Bibcode:2015Natur.519..171L. doi:10.1038/nature14258. 
  13. ^ Edgeworth, Matt; Richter, Dan deB; Waters, Colin; Haff, Peter; Neal, Cath; Price, Simon James (2015-04-01). "Diachronous beginnings of the Anthropocene: The lower bounding surface of anthropogenic deposits". The Anthropocene Review (dalam bahasa Inggris). 2 (1): 33–58. doi:10.1177/2053019614565394. ISSN 2053-0196. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-11. Diakses tanggal 2015-12-16. 
  14. ^ "Subcommission on Quaternary Stratigraphy – Working Group on the 'Anthropocene'". International Commission on Stratigraphy. Diakses tanggal 28 November 2015. 

Bacaan lanjutan

Pranala luar