Abraham Johan Daniël Steenstra Toussaint (5 Juni 1813 – 24 Juni 1876) adalah dokter militer Belanda yang menjadi dokter kota pertama di Batavia.
Keluarga
Anggota keluarga Toussaint ini adalah putera mr. Johan Daniël Steenstra Toussaint (1779-1863), hakim dan wali kota Aarlanderveen, dari isteri keduanya Jannigje Bronk (1786-1825). Abraham menikah dengan Elisabeth Wilhelmina Petronella Couperus (1821-1889) pada tahun 1839. Elisabeth merupakan bibi Louis Couperus (1863-1923), seorang penulis, dan merupakan nenek isterinya Elisabeth Couperus-Baud (1867-1960).
Dari pernikahan Abraham Johan Daniël Steenstra Toussaint dan Elisabeth Wilhelmina Petronella Couperus, lahir 6 anak, yaitu:
Karier
Karier awal
AJD. Steenstra Toussaint belajar kedokteran di Universitas Groningen dan menerima medali emas karena kemenangannya dalam kompetisi menulis bidang matematika dan fisika mengenai sejarah alam selama masa pendidikannya.[1] Pada bulan Juni 1837, sebagai dokter ia masuk perwira kesehatan kelas III di dinas kesehatan militer di Hindia Belanda[2] dan 7 bulan kemudian, ia bertanggung jawab atas urusan kesehatan di Semarang, menggantikan dokter bedah kelas II yang telah berhenti secara terhormat, K. Schmidtmuller.[3] Pada bulan Juli 1839, secara definitif, Steenstra Toussaint diangkat sebagai pengawas kesehatan kota di sana; hingga titik ini, ia menjadi anggota komisi bantuan umat Kristen yang miskin di wilayah Batavia. Atas permintaannya sendiri, pada bulan Agustus 1843, ia berhenti dari kedudukan tersebut.[4] Setelah itu, ia memulai praktik pribadi di Batavia dan pada bulan November 1850, ia menjadi anggota komisi pembangunan jembatan dan jalan di Karesidenan Batavia dan Kawedanan Buitenzorg (kini Bogor).[5] Pada tahun yang sama, ia diberikan hak membantu izin praktik kedokteran, bedah, dan kebidanan di Batavia.[6]
Pada bulan Mei 1851, Steenstra Toussaint diangkat sebagai perwira kesehatan kelas II di garda kota Batavia.[7] Pada awal tahun 1853, ia pindah ke gubernemen dan meminta diri untuk ditempatkan di tanah pertanian Cikopomayak (Buitenzorg) untuk bisa mengembangkannya agar bisa dikenal dan merawat banyak pasien pribadi yang dalam tahap pemulihan. Untuk itulah, ia memerlukan dana dan menerima informasi juga, dan hal tersebut gagal, lalu ia ingin mendapatkan sejumlah pinjaman dari sumber pribadi. Kemudian, ia juga ingin menemui pemilik perkebunan di Jawa tersebut agar memberikan izin bagi dirinya untuk membuka praktik kesehatan. Permintaan Steenstra Toussaint dikabulkan, dan diberikan dalam tempo 2 tahun.[8] Pada tahun 1854, ia juga menjadi bendahara di perusahaan terkenal Maatschappij tot Nut van 't Algemeen di Nederlands-Indië.[9]
Karier akhir
Pada bulan April 1856, Steenstra Toussaint diangkat sebagai pengawas kesehatan ketiga di Batavia[10] dan juga diangkat sebagai wakil pimpinan Natuurkundige Vereniging in Nederlands-Indië. Berdasarkan Koninklijk Besluit no. 54 tgl. 18 Oktober 1859, ia mendapatkan mandat untuk menyandang gelar kehormatan kesatria dalam Orde Franz Joseph, yang dianugerahkan oleh Kaisar Franz Joseph I dari Austria.[11] Pada tahun itu pula, ia dipilih untuk korespondensi untuk Pulau Jawa[12] lalu menjadi anggota, belakangan wakil pimpinan, Nederlands-Indische Maatschappij voor Nijverheid.[13] Menurut surat keputusan tgl. 27 Juni 1862, ia dianugerahi hak untuk menyandang gelar kehormatan kesatria dari Raja Luís I dari Portugal.[14] Pada bulan Februari 1863, ia diangkat sebagai pengawas kesehatan pertama di Batavia dan berdasarkan Surat Keputusan no. 53 tgl. 7 April 1865, ia diangkat sebagai ksatria dalam Orde Singa Belanda. Pada bulan September 1867, ia menerima hak menyandang gelar kehormatan dari Orde Santo Mauritius dan Lazarus[15] dan pada tahun 1869, ia menerima hak menyandang gelar kesatria dalam Légion d'honneur berdasarkan SK no. 33 tgl. 4 Desember 1869, yang dianugerahkan oleh Kaisar Napoléon III dari Prancis.[16]
Atas permintaannya sendiri, Steenstra Toussaint berhenti dari jabatannya sebagai perwira kesehatan kelas I di garda kota Batavia pada bulan April 1871 sebagai penghargaan atas sejumlah dinas pentingnya yang dibuktikan dalam kedudukan tersebut dan juga menerima hak untuk tetap mengenakan seragam yang terkait dengan pangkatnya tersebut.[17] Pada tahun itu juga, Batavia dibagi dalam 3 lingkungan dan ia memperoleh tanggung jawab di lingkungan pertama. Pada pk. 09.30, ia berpidato di depan semua pasien yang sakit di Rumah Sakit Tionghoa yang ada di lingkungan tersebut.[18] Pada bulan Oktober 1873, dalam kedudukannya tersebut, ia diangkat sebagai perwira kelas I di garda Kota Batavia dan pada tahun itu juga menerima hak menyandang salib perunggu atas kegiatannya selama Perang Prancis-Prusia, di Palang Merah wilayah Prancis.[19] Berdasarkan SK no. 1 tgl. 29 April 1876, ia menerima tanda kepuasan dari Raja Willem III dari Belanda atas dinas militer sukarelanya yang lama di garda kota yang ditunjukkan dengan dinasnya dalam pangkat kehormatan perwira pimpinan kesehatan kelas II.[20] Ia meninggal dunia hampir 2 bulan kemudian. Setelah meninggal, sebuah komisi untuk mendirikan prasasti di kuburannya pun didirikan.[21] Monumen yang akhirnya jadi tersebut berupa prasasti batu bata sederhana berbentuk segiempat, dengan salah satu sisinya memuat nama yang meninggal dan di sisi lainnya teks yang menyatakan bahwa prasasti tersebut didirikan oleh para sahabat dan penggemarnya, dan di kedua belah sisinya terpahat tulisan "virtus nobilitat" dan "bene meruit". Monumen tersebut berdiri di kiri gapura pemakaman.[22]
Nyonya Toussaint dan De stille kracht Couperus
Isteri sang dokter jatuh cinta dengan seorang diplomat Kekaisaran Prancis Kedua yang bernama Jean Marie Adrien Casimir Troplong (lahir tahun 1824) sekitar tahun 1857. Setelah hubungan tersebut terungkap oleh Steenstra Toussaint, sang isteri berdalih kepada suaminya bahwa Troplong sedang meminta tangan puteri mereka. Pada tahun itu juga, Troplong menikah dengan puteri mereka Catharina Johanna Elisabeth Steenstra Toussaint (1840-1879).
Couperus akan menggunakan kejadian tersebut untuk novelnya De stille kracht, di mana Léonie van Oudijck dipergoki bersama Addy de Luce oleh suaminya yang juga mencintai puteri tirinya Doddy.[23]
Rujukan
- ^ Algemeen Handelsblad, 12 Februari 1835
- ^ Javasche Courant, 28 Juni 1837
- ^ Javasche Courant, 24 Januari 1838
- ^ Algemeen Handelsblad, 19 Agustus 1843
- ^ Opregte Haarlemse Courant, 21 November 1850
- ^ Nieuwe Rotterdamse Courant, 20 November 1850
- ^ Nederlandse Staatscourant, Mei 1851
- ^ Nederlandse Staatscourant, 18 Mei 1853
- ^ Opregte Haarlemse Courant, 15 Februari 1854
- ^ Nederlandse Staatscourant, 3 April 1856
- ^ Java-bode, 10 Desember 1859
- ^ Java-bode, 16 April 1859
- ^ Java-bode, 16 Maret 1861
- ^ Opregte Haarlemse Courant, 2 Juli 1862
- ^ Middelburgse Courant, 24 September 1867
- ^ Opregte Haarlemse Courant, 10 Desember 1869
- ^ Java-bode, 26 April 1871
- ^ Java-bode, 4 Agustus 1871
- ^ De Locomotief, 15 Februari 1873
- ^ De Locomotief, 20 Juni 1876
- ^ De Locomotief, 17 Juli 1876
- ^ De Locomotief, 15 November 1876
- ^ Bastet FL. 1987. Louis Couperus: Een biografie. Amsterdam.
Pranala luar