Kitab Buddhis
Kitab Buddhis (atau dapat juga disebut sebagai kumpulan kitab-kitab) dapat dibagi ke dalam banyak kategori. Istilah "kitab" dan "peraturan agama" yang digunakan dalam agama Buddha. Pembagian yang lebih jelas adalah antara Buddhavacana (Kata-kata Sang Buddha) dan kitab-kitab lain. Yang pertama, meliputi Sutra (bahasa Sanskerta) atau Sutta (bahasa Pali), dianggap sebagai perkataan Sang Buddha atau perkiraan terdekat akan hal tersebut. Yang terakhir merupakan komentar akan kitab kitab suci atau risalah Dharma lainnya, demikian juga dengan kumpulan kutipan-kutipan, sejarah, tata-bahasa dan kitab-kitab lainnya. Terkadang kitab-kitab ini dianggap oleh sebagian sebagai penjelasan (atau komentar), sedangkan sebagian lainnya mengganggap sebagai Buddhavacana.[1] Dalam Buddhavacana, terdapat perbedaan kronologis antara kitab agama Buddha terdahulu (contoh: Tipitaka dan agama), dan Sutra dari mazhab Mahayana. Sedangkan beberarpa sejarawan percaya bahwa beberapa bagian dari Tipitaka dan agama (bahasa Sanskerta yang berarti "warisan", nikaya - dalam bahasa Pali, yang lebih disukai mazhab Theravada) dapat memiliki inti yang lebih aktual mengenai sejarah pengajaran (dan mungkin beberapa kata-kata) dari Sang Buddha,[2][3] hal ini tidak berlaku akan sutra-sutra dari mazhab Mahayana, karena hanya dengan ketaatan kepada moral terhadap agama Buddha yang akan diakui oleh pengikut mazhab Mahayana yang non-fundamental.[4] SutraSutra (dalam bahasa Sanskerta; bahasa Pali: Sutta) merupakan wacana yang berasal dari Sang Buddha atau satu dari pengikut terdekatnya. Semua itu, bahkan yang tidak dikatakan oleh Sang Buddha, dianggap sebagai 'Buddhavacana' atau perkataan Sang Buddha, sama seperti layaknya kitab peraturan keagamaan. Penyusunan wacana Sang Buddha mungkin diatur berdasarkan cara penyampaiannya. Pada dasarnya kitab -kitab ini dibagi menjadi sembilan bagian, kemudian menjadi dua belas. Kedua-belas kitab-kitab ini kemudian dikenal dengan sebutan "Duabelas Prinsip Utama Pengajaran" (bahasa Sanskerta: dvādaśāngadharmapravacana), yang adalah sebagai berikut: Duabelas Prinsip Utama pengajaran (dvādaśāngadharmapravacana):
Referensi
Lihat pula |
Portal di Ensiklopedia Dunia