Kitab Buddhis awal
Kitab Buddhis awal, Kitab Buddhis Awal (dengan kapitalisasi; disingkat KBA), sastra Buddhis awal, diskursus Buddhis awal, dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Early Buddhist texts (EBT), adalah kitab-kitab sejenis yang dipakai oleh berbagai aliran Buddhisme terdahulu, seperti empat kitab Nikāya berbahasa Pali, kitab Āgama berbahasa Sanskerta, dan sadurannya dalam bahasa Tionghoa Klasik.[1][2][3][4] Beberapa ahli berpendapat bahwa sebagian kitab Vinaya, seperti yang digunakan aliran Patimokkha, serta beberapa bagian dari kitab Abhidharma, juga termasuk dalam Kitab Buddhis awal.[5] Daftar KBADaftar kitab-kitab yang umumnya diakui sebagai KBA: Selain itu, fragmen-fragmen milik beberapa aliran Buddhis awal juga termasuk KBA:
KBA dalam Tripitaka PaliTripitaka Pāli milik aliran Theravāda mengandung kumpulan KBA terlengkap dalam rumpun bahasa Indo-Arya yang masih bertahan hingga saat ini.[6] Menurut aliran Theravāda, setelah diturunkan secara lisan, kitab-kitab tersebut pertama kali dituliskan pada abad pertama SM di Sri Lanka.[7] Kitab-kitab dalam Tripitaka Pāli yang termasuk dalam KBA:[8][9][10]
KBA dalam Tripitaka TaishōKBA yang dilestarikan dalam Tripitaka Tionghoa, terutama Tripitaka Taishō, mencakup Āgama, kumpulan sutra yang paralel dengan Nikāya Pali baik dalam isi maupun strukturnya. Terdapat juga beberapa perbedaan antara Nikāya dengan Āgama sebagaimana ditunjukkan oleh studi perbandingan modern, seperti penghilangan materi, penambahan, dan pergeseran lokasi frasa.[11] Berbagai Agama ini mungkin diturunkan dari aliran Sarvastivāda (Samyukta Āgama dan Madhyama Āgama), Dharmaguptaka, dan aliran Kasyayipa.[12] Vinaya Piṭaka aliran Mahasaṁghika juga masih ada dalam terjemahan bahasa Tionghoa.[13] Beberapa Āgama telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Āgama Research Group (ARG) di Dharma Drum Institute of Liberal Arts.[14] Kitab-kitab dalam Tripitaka Taishō yang termasuk dalam KBA:
Meskipun isi dari kitab-kitab Āgama Tionghoa lainnya sebagian besar secara doktrin konsisten dengan Nikāya Pali, telah disepakati oleh para ahli, seperti Johannes Bronkhorst dan Etienne Lamotte, bahwa kitab Ekottarika Āgama ditambahkan konsep-konsep Mahāyāna yang muncul belakangan.[17] Menurut Lamotte, 'interpolasi' ini mudah dilihat.[18] Menurut Bhante Analayo, hipotesis yang paling sering diajukan adalah kitab tersebut berasal dari aliran Mahāsāṁgika.[19] Referensi
Pranala luar
|