Buddhaghosa
Buddhaghosa (Dewanagari: बुद्धघोस, bahasa Thai: พระพุทธโฆษาจารย์, Hanzi: 覺音/佛音) adalah seorang pengomentar (pengulas atau penafsir), penerjemah, dan filsuf Buddhisme Theravāda abad ke-5 asal Bodh Gaya, India.[1][2] Dia berkarya di Mahāvihāra di Anurādhapura, Sri Lanka. Ia melihat dirinya sendiri sebagai bagian dari aliran Vibhajjavāda dan bagian dari silsilah Mahāvihāra Sinhala.[3] Karyanya yang paling terkenal adalah kitab Visuddhimagga ("Jalan Pemurnian"), sebuah ikhtisar komprehensif dari kitab-kitab komentar berbahasa Sinhala yang lebih tua mengenai ajaran dan praktik Theravāda. Menurut Sarah Shaw, dalam Theravāda karya sistematis ini adalah "kitab utama mengenai subjek meditasi."[4] Interpretasi yang diberikan oleh Buddhaghosa pada umumnya dianggap sebagai pemahaman ortodoks terhadap kitab-kitab suci Theravāda setidaknya sejak abad ke-12 M.[5][6] Dia umumnya diakui oleh para cendekiawan Barat modern dan penganut Theravāda sebagai filsuf dan pengomentar terpenting Theravāda,[2][7] namun juga dikritik karena beberapa penafsirannya dianggap tidak begitu selaras dari kitab-kitab kanonis.[butuh rujukan] NamaNama Buddhaghosa berarti "Suara Buddha" (Buddha+ghosa) dalam bahasa Pali,[8] bahasa yang digunakan Buddhaghosa dalam karyanya. Dalam bahasa Sanskerta, nama tersebut dieja Buddhaghoṣa (Dewanagari बुद्धघोष), tetapi tidak ada bunyi retrofleks ṣ dalam bahasa Pali, dan nama dengan konsonan tersebut tidak ditemukan dalam karya-karya berbahasa Sanskerta.[9] BiografiInformasi yang dapat diandalkan untuk memperoleh kehidupan Buddhaghosa terbatas. Terdapat tiga sumber utama informasi: prolog dan epilog singkat yang terlampir pada karya-karya Buddhaghosa; rincian hidupnya tercatat dalam Mahāvaṁsa, sebuah catatan sejarah Sri Lanka; dan sebuah karya biografi kemudian hari yang berjudul Buddhaghosuppatti.[10][11] Beberapa sumber lain membahas kehidupan Buddhaghosa, tetapi kelihatannya bukan merupakan informasi yang dapat diandalkan.[7] Kutipan biografi yang terlampir pada karya-karya yang dikaitkan dengan Buddhaghosa mengungkapkan relatif sedikit rincian hidupnya, tetapi mungkin ditambahkan pada saat penulisan aslinya.[7][12] Sebagian besar berformat sama, kutipan-kutipan singkat ini menggambarkan Buddhaghosa telah datang ke Sri Lanka dari India dan menetap di Anuradhapura.[13] Selain informasi ini, mereka hanya memberikan daftar pendek para guru, pendukung, dan rekan Buddhaghosa, dengan nama-nama tersebut umumnya tidak dapat ditemukan di tempat lain sebagai pembanding.[13] Mahāvaṁsa mencatat bahwa Buddhaghosa lahir dalam keluarga dari kasta brahmana di Kerajaan Magadha.[2] Dia dikatakan lahir dekat Bodh Gaya, dan telah menjadi master kitab-kitab Weda, berkelana di seluruh India terlibat dalam debat-debat filosofis.[14] Barulah ketika bertemu dengan seorang biksu bernama Revata, Buddhaghosa dikalahkan dalam debat. Ia pertama kali dikalahkan dalam perselisihan mengenai makna sebuah ajaran Weda, dan kemudian dibingungkan oleh penyampaian sebuah ajaran dari Abhidhamma.[14] Oleh karena terkesan, Buddhaghosa menjadi seorang biksu (biarawan Buddhis) dan melakukan studi mengenai Tipiṭaka dan kitab komentarnya. Ketika menemukan sebuah kitab yang komentarnya telah hilang di India, Buddhaghosa memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Sri Lanka untuk mempelajari kitab-kitab komentar yang diyakini telah dilestarikan dalam bahasa Sinhala.[14] Atribusi karyaKronik sejarah Mahāvaṁsa menganggap bahwa banyak sekali kitab karya Buddhaghosa, beberapa di antaranya diyakini bukan karyanya, namun ditulis kemudian dan dikaitkan dengannya.[15] Berikut ini adalah daftar empat belas kitab komentar (aṭṭhakathā) untuk Tripitaka Pali yang secara tradisional dianggap sebagai karya Buddhaghosa, dengan materi-materi yang penulisannya didasari pada kitab-kitab yang sudah ada sebelumnya. Menurut K.R. Norman, ada bukti bahwa beberapa bagian dari komentar tersebut sudah sangat tua, bahkan sejak zaman Sang Buddha masih hidup.[16][17]
Walaupun catatan tradisional mencantumkan Buddhaghosa sebagai penulis semua karya ini, beberapa cendekiawan berpendapat bahwa hanya Visuddhimagga dan kitab komentar untuk empat kitab Nikāya pertama (Dīgha, Majjhima, Saṁyutta, dan Aṅguttara) yang merupakan karya Buddhaghosa.[19] Sementara itu, Maria Heim berpendapat bahwa Buddhaghosa adalah penulis kitab-kitab komentar untuk empat Nikāya pertama, Samantapāsādikā, Paramatthajotikā, Visuddhimagga, dan tiga kitab komentar untuk kitab-kitab Abhidhamma.[20] Maria Heim juga mencatat bahwa beberapa cendekiawan modern berpendapat bahwa Buddhaghosa berperan sebagai kepala tim yang terdiri dari beberapa cendekiawan dan penerjemah kuno, dan bahwa pendapat tersebut bukanlah skenario yang tidak mungkin.[21] Referensi
Daftar pustaka
Bacaan lanjutan
Pranala luar
|