Ledi Sayadaw
Ledi Sayadaw U Ñaṇadhaja (Burma: လယ်တီဆရာတော် ဦးဉာဏဓဇ; 1 Desember 1846 – 27 Juni 1923[1]) adalah seorang biksu Buddhisme Theravāda yang berpengaruh. Ia dikenal sejak usia muda sebagai orang yang ahli dalam teori (pariyatti), terutama terkait studi Abhidhamma, dan praktik (paṭipatti) Buddhisme sehingga dihormati sebagai seorang yang cendekia.[2] Ia menulis banyak buku tentang Dhamma dalam bahasa Burma dan buku-buku tersebut dapat diakses bahkan oleh umat awam yang serius. Oleh karena itu, ia bertanggung jawab untuk menyebarkan Dhamma ke semua lapisan masyarakat dan menghidupkan kembali praktik tradisional meditasi vipassanā, menjadikannya menjadi lebih mudah diakses oleh para biksu dan umat awam.[1] BiografiLedi Sayadaw memulai studinya pada usia 20 tahun di Mandalay di Thanjaun.[1] Selama di sana, ia dianggap sebagai seorang biksu muda yang cerdas dan ambisius,[1] namun karyanya bersifat akademis; tidak ada bukti bahwa Ledi Sayadaw terlibat dalam praktik meditasi serius selama bertahun-tahun di Mandalay.[1] Pada tahun 1883, setelah kebakaran besar yang menyebabkan hilangnya rumah dan karya tulisnya saat itu, ia meninggalkan Mandalay dan kembali ke desa masa mudanya.[1] Tak lama kemudian, Sayadaw mendirikan wihara hutan di “hutan Ledi” dan mulai berlatih serta mengajarkan meditasi intensif.[1] Dari wihara inilah dia mendapatkan namanya, Ledi Sayadaw, yang berarti "guru hutan Ledi yang dihormati".[1] Pada tahun 1885, Ledi Sayadaw menulis Nwa-myitta-sa (နွားမေတ္တာစာ), sebuah surat prosa puitis yang menyatakan bahwa umat Buddha Burma tidak boleh membunuh sapi dan memakan daging sapi karena petani Burma bergantung pada mereka sebagai hewan beban untuk mempertahankan penghidupan mereka, bahwa pemasaran daging sapi untuk konsumsi manusia mengancam kepunahan kerbau dan sapi, dan bahwa praktik tersebut tidak ramah lingkungan.[3] Dia kemudian memimpin boikot daging sapi yang sukses selama era kolonial, meskipun ada penduduk lokal yang mengonsumsi daging sapi dan memengaruhi generasi nasionalis Burma untuk mengadopsi sikap ini.[3] Pada tahun 1900, Sayadaw menyerahkan kendali wihara dan melakukan meditasi yang lebih terfokus di gua-gua pegunungan dekat tepi Sungai Chindwin.[1] Di waktu lain dia bepergian ke seluruh Burma.[1] Berkat pengetahuannya tentang pariyatti (teori), ia mampu menulis banyak kitab tentang Dhamma dalam bahasa Pali dan Burma, seperti Paramattha-dīpanī (Panduan Kebenaran Hakiki), Nirutta-dīpanī, kitab tentang tata bahasa Pali, dan The Manuals of Dhamma. Pada saat yang sama, ia menjaga tradisi paṭipatti (latihan atau praktik) yang murni dengan mengajarkan teknik vipassanā kepada beberapa orang. WarisanLedi Sayadaw adalah salah satu tokoh Buddhis Burma terkemuka pada zamannya.[4] Ia berperan penting dalam menghidupkan kembali praktik tradisional vipassanā, menjadikannya lebih mudah diakses oleh para petapa dan umat awam.[2] Banyak karyanya yang masih tersedia, termasuk terjemahannya dalam bahasa Inggris melalui Buddhist Publication Society. Setelah Ledi Sayadaw meninggal pada tahun 1923, guru-guru berpengaruh, seperti U Ba Khin, Mother Sayamagyi, S. N. Goenka, Mahasi Sayadaw, dan banyak lainnya, menyebarkan ajaran tersebut ke Barat.[2] Karya-karya
Referensi
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia