Nama "Yoab" (bahasa Ibrani: יוֹאָב, Yo'ab) diturunkan dari kata Yahweh (bahasa Ibrani: יהוה), nama Allah Israel, dan kata 'av' (bahasa Ibrani: אָב), artinya 'ayah'. Jadi nama itu bermakna 'Yahweh [adalah] ayah'. Selain keponakan Daud, ada dua orang lain di Alkitab yang bernama Yoab.[1] (lihat Kitab Ezra 2:6, 8:9). Juga nama yang umum di kalangan orang Israel modern.
Ada juga anggapan bahwa nama "Yoab" dapat dihubungkan dengan daerah Moab, di seberang timur sungai Yordan, tempat asal Rut tokoh dari Kitab Rut.
Riwayat
Yoab adalah putra Zeruya, saudara perempuan raja Daud, yang menjadikannya pemimpin bala tentara (Kitab 2 Samuel 8:16; 20:23; Kitab 1 Tawarikh 11:6; 18:15; 27:34). Ia mempunyai 2 saudara laki-laki, Abisai dan Asael. Asael mati dibunuh oleh Abner, panglima Saul, sehingga kemudian Yoab membunuh Abner untuk membalas dendam, sekalipun ini melawan maksud Daud (2 Samuel 2:13-32; 3:27).
Setelah berhasil merebut benteng di gunung Sion, ia diangkat menjadi panglima tentara (1 Tawarikh 27:34). Ia memimpin tentara Israel melawan Siria, Amon, Moab dan Edom. Ia juga mengambil peranan dalam pembunuhan yang direncanakan Daud atas diri Uria, supaya Daud dapat memperistri Batsyeba (2 Samuel 11:14–25).
Yoab berperan penting sebagai pemimpin tentara Daud selama pemberontakan Absalom. Absalom, salah satu putra Daud, mengumpulkan cukup banyak orang Israel, sehingga memaksa Daud melarikan diri dari Yerusalem hanya dengan orang-orang kepercayaannya. Meskipun begitu, Daud tidak tega menyakiti putranya dan berpesan supaya jangan ada tentaranya yang membunuh Absalom dalam perang. Namun, begitu ada laporan Absalom sudah ditemukan hidup-hidup, rambutnya tersangkut di pohon, Yoab dan orang-orangnya membunuhnya (2 Samuel 18:1-33).
Di kemudian hari, Daud mengganti jabatan Yoab dengan keponakannya yang lain, Amasa (2 Samuel 17:25; 19:13). Yoab kemudian membunuh Amasa, tanpa Amasa sempat menyadari maksud jahatnya (2 Samuel 20:8-13; 1 Raja-raja 2:5).
Menjelang matinya, Daud berpesan kepada Salomo, putra dan penggantinya, mengenai Yoab:
"Dan lagi engkaupun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel, yakni Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah. Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati."[2]
Dengan alasan Yoab telah memihak kepada Adonia, yang bermaksud merebut tahtanya, Salomo kemudian menyuruh Benaya bin Yoyada untuk memancung Yoab. Maka larilah Yoab ke kemah TUHAN, lalu memegang tanduk-tanduk mezbah. Benaya masuk ke dalam kemah TUHAN serta berkata kepadanya: "Beginilah kata raja: Keluarlah." Jawabnya: "Tidak, sebab di sinilah aku mau mati." Lalu Benaya menyampaikan jawab itu kepada raja, katanya: "Beginilah kata Yoab dan beginilah jawabnya kepadaku." 31 Kata raja kepadanya: "Perbuatlah seperti yang dikatakannya; pancunglah dia dan kuburkanlah dia; dengan demikian engkau menjauhkan daripadaku dan daripada kaumku noda darah yang ditumpahkan Yoab dengan tidak beralasan. Dan TUHAN akan menanggungkan darahnya kepadanya sendiri, karena ia telah membunuh dua orang yang lebih benar dan lebih baik daripadanya. Ia membunuh mereka dengan pedang, dengan tidak diketahui ayahku Daud, yaitu Abner bin Ner, panglima Israel, dan Amasa bin Yeter, panglima Yehuda. Demikianlah darah mereka akan ditanggungkan kepada Yoab dan keturunannya untuk selama-lamanya, tetapi Daud dan keturunannya dan keluarganya dan takhtanya akan mendapat selamat daripada TUHAN sampai selama-lamanya." Maka berangkatlah Benaya bin Yoyada, lalu memancung dan membunuh Yoab, kemudian dia dikuburkan di rumahnya sendiri di padang gurun (1 Raja-raja 2:29-34). Raja Salomo mengangkat Benaya bin Yoyada menggantikan Yoab menjadi kepala tentara (1 Raja-raja 2:35).
Catatan Yosefus
Menurut sejarawan abad pertama Masehi Flavius Yosefus, Yoab tidak membunuh Abner untuk membalas dendam, karena Asael mati terhormat di medan perang dan Abner juga telah dua kali memperingatkan Asael untuk tidak mengejar, tetapi tidak digubris, sehingga Abner memutuskan membunuh Asael untuk membela diri.[3] Pembunuhan Abner oleh Yoab lebih didasarkan ketakutan Yoab bahwa jabatannya sebagai kepala tentara akan diambil oleh Abner, karena sejak berpindah dari pihak keluarga Isbosyet bin Saul ke pihak raja Daud, Abner telah diserahi kekuasaan atas seluruh suku Benyamin. Tetapi catatan Alkitab jelas menyatakan ketika Yoab menemui Abner, "ditikamnyalah dia [Abner] di sana pada perutnya, sehingga mati, membalas darah Asael, adiknya"[4] dan juga "Yoab dan Abisai, adiknya, membunuh Abner, karena ia telah membunuh Asael, adik mereka, di Gibeon dalam pertempuran."[5]