Yayasan National Geographic
Yayasan National Geographic (makna harfiah: "Yayasan Geografi Nasional") didirikan di Amerika Serikat pada tanggal 27 Januari 1888 oleh 33 orang yang tertarik meningkatkan pengetahuan geografi mereka. Gardiner Greene Hubbard menjadi presiden pertama dan kemudian digantikan oleh menantunya, Alexander Graham Bell. Yayasan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan umum tentang geografi dunia dan pada akhirnya mensponsori penerbitan majalah bulanan National Geographic. Yayasan National Geographic yang berkantor pusat di Washington, D.C., Amerika Serikat, adalah sebuah institusi pendidikan dan ilmiah nonprofit terbesar di dunia. Yang menjadi perhatian Yayasan National Geographic meliputi Geografi, arkeologi dan ilmu alam, kampanye lingkungan hidup dan konservasi sejarah, serta studi tentang sejarah dan kebudayaan dunia. Logo Yayasan National Geographic adalah bingkai potret berwarna kuning - berbentuk persegi panjang - yang muncul di tepi halaman depan majalah National Geographic dan logo channel TV National Geographic Channel. National Geographic juga memiliki website yang menonjolkan konten ekstra dan even-even di seluruh dunia. National Geographic saat ini telah terbit di 60 negara dalam 30 bahasa dengan oplah lebih dari 9,5 juta eksemplar per bulan. SekilasYayasan National Geographic didirikan pada tahun 1888 untuk meningkatkan dan menyebarkan pengetahuan geografi. Misinya adalah menginspirasi, mencerahkan, dan mengajar (inspire, illuminate and teach). Yayasan National Geographic dikelola oleh sebuah dewan pengawas yang terdiri atas 21 anggota, termasuk pendidik terkemuka, eksekutif bisnis, mantan pejabat pemerintah, dan konservasionis. Yayasan National Geographic mensponsori dan mendanai ekplorasi dan penelitian ilmiah. Yayasan National Geographic mempublikasikan jurnal resmi, National Geographic, dalam bahasa inggris dan 40 edisi bahasa lokal. Yayasan National Geographic juga menerbitkan majalah, buku, produk sekolah, peta, dan web serta film dalam berbagai bahasa dan negara. Yayasan pendidikannya memberikan bantuan kepada organisasi pendidikan dan individu untuk meningkatkan pendidikan geografi. Komite penelitian dan eksplorasinya telah memberikan lebih dari 11.000 bantuan untuk penelitian dan eksplorasi ilmiah. Berbagai media National Geographic mencapai lebih dari 600 juta orang perbulan. National Geographic mengelola sebuah museum untuk umum di kantor pusatnya, Washington, D.C. National Geographic telah membantu mensponsori pameran perjalanan populer, seperti pada awal 2010 pameran "King Tut" yang menampilkan artefak megah dari makam Pharaoh muda Mesir; "Harta karun budaya Afghanistan" yang dibuka pada Mei 2008 dan berkeliling ke kota-kota lain selama 18 bulan; dan sebuah pameran prajurit terakota china di kantor pusat di Washington pada tahun 2009-10. National Geographic memiliki toko retail di Washington, D.C, London, Rome, Madrid, Dublin, Panama, São Paulo dan Sydney SejarahYayasan National Geographic berawal dari sebuah klub kelompok elit sarjana dan orang-orang kaya yang tertarik pada perjalanan. Pada 13 Januari 1888, 33 orang penjelajah dan ilmuwan berkumpul di Cosmos Club, sebuah club privat yang berlokasi di Lafayette Square di Washington, D.C., untuk mengorganisir "sebuah perkumpulan untuk meningkatkan dan menyebarkan ilmu geografi". Setelah mempersiapkan konstitusi dan rencana organisasi, Yayasan National Geographic didirikan dua minggu berikutnya pada tanggal 27 Januari. Gardiner Greene Hubbard menjadi presiden pertama dan menantunya, Alexander Graham Bell, meneruskannya pada 1897. Pada 1899, menantu Bell, Gilbert Hovey Grosvenor menjadi editor full-time pertama majalah National Geographic dan mengabdi selama 55 tahun (hingga tahun 1954), dan setelahnya anggota-anggota keluarga Grosvenor telah menjalankan peran penting di Yayasan National Geographic. Bell dan Gilbert Hovey Grosvenor merancang gagasan pemasaran yang sukses atas keanggotaan Yayasan National Geographic dan yang pertama menggunakan fotografi untuk bercerita di majalah. Presiden dan CEO Yayasan National Geographic saat ini adalah Gary E. Knell. Ketua dewan pengawasnya adalah John Fahey. Editor in chief majalah National Geographic adalah Susan Goldberg. Gilbert Melville Grosvenor, ketua dewan pengawas yang sebelumnya, menerima Presidential Medal of Freedom pada tahun 2005 atas kepemimpinannya dalam pendidikan geografi. PendiriTerdapat 33 orang pendiri National Geographic, yaitu:
National Geographic IndonesiaNational Geographic Indonesia diresmikan pada tanggal 28 Maret 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disaksikan oleh pimpinan Kelompok Kompas Gramedia, Jakob Oetama. Majalah ini pertama kali diterbitkan pada bulan April 2005 oleh Gramedia Majalah. Kegiatan
Sebelum resmi diluncurkan, National Geographic Indonesia mengadakan presentasi dan diskusi foto bertema Fotografi Laut Dalam bersama Emory Kristof, fotografer National Geographic pada tanggal 24 Januari 2005. Kegiatan ini lalu dilanjutkan dengan pameran rangkaian foto karya Emory di Gedung Arsip Nasional.
Usai peresmian di Gedung Arsip Nasional, Jakarta, National Geographic Indonesia mengadakan pameran arkeologi Indonesia. Acara yang digelar pada 29 Maret-3 April 2005 diakhiri dengan presentasi dan pemutaran film orang kerdil (Homo floresiensis) dari Flores, Nusa Tenggara Timur oleh tim peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.
National Geographic Indonesia turut ambil bagian dalam Peringatan 600 Tahun Perjalanan Laksamana Cheng Ho yang dipusatkan di Semarang, Jawa Tengah. Selama lima hari, 3–7 Agustus 2005, diadakan Pameran Foto Cheng Ho karya Michael Yamashita, fotografer National Geographic yang mendapat penugasan untuk membuat foto napak tilas sang laksamana yang digelar di PPRP Semarang. Pada tanggal 4 Agustus 2005 malam, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Marie Elka Pangestu, berkesempatan membuka dan menyapa sang fotografer yang kebetulan tengah singgah dalam rangka penelusuran jejak sejarah Cheng Ho bersama awak National Geographic Television. Selepas pembukaan, Mike menampilkan presentasi fotografi yang diikuti dengan antusisas oleh ratusan anggota National Geographic Society di Indonesia. Melanjutkan sukses serupa di Bangka dan Semarang, pameran foto liputan Cheng Ho dilanjutkan ke Sasana Budaya Ganesha, Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat. Setelah itu, pameran diboyong ke Jakarta, Surabaya, dan Medan.
Sejak 22 September 2005, Dr. Peter U Tse, penerima hibah Expedition Council National Geographic Society, melakukan penelitian tentang orang kerdil di Kerinci, Jambi selama dua tahun. Bersama timnya, Dr. Tse memasang kamera perangkap dalam rangkaian penelitian untuk membuktikan keberadaaan misteri yang belum juga terkuak hingga kini. Pada hari pertamanya di Sungaipenuh, Dr. Tse dan tim, yang diikuti pula National Geographic Indonesia, mendapat sambutan hangat dari Bupati Kerinci, H. Fauzi Siin.
Menyambut liputan keunggulan Teleskop Antariksa Spitzer, National Geographic Indonesia menggelar presentasi di planetarium dan observatorium milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 17 Desember 2005. Bambang Hidayat, salah seorang dewan pakar majalah ini, dan Widya Sawitar dari planetarium mengajak 500 pendaftar terawal dari anggota National Geographic Society untuk mendalami teleskop yang mengungkap tempat kelahiran bintang-bintang.
National Geographic Indonesia membuka mata masyarakat Indonesia dengan gelaran Rock Art Exhibition 2006. Acara pada awal tahun 2006 ini digelar di tiga kota, Jakarta, Balikpapan, dan Sangatta, Kalimantan Timur. Acara ini didukung penuh oleh PT Kaltim Prima Coal serta dibantu oleh beberapa institusi, seperti Balai Arkeologi Kalimantan, Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI), Le Kalimantanthrope, dan PP Seni Rupa Institut Teknologi Bandung. Publikasi lain dari National Geographic
Pranala luar
|