Wongkai adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Ratahan Timur, Kabupaten Minahasa Tenggara, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.
Batas dan pembagian administratif
Batas-batas
Di sebelah utara berbatasan dengan wilayah Langowan Langowan pegunungan adalah batas utara desa ini. Di sebelah barat desa Pangu sebagian perkebunan Wongkai berbatasan dengan perkebunan desa Wongkai Satu desa pemekaran Wongkai. Sedangkan di sebelah timur dengan desa Wongkai Satu, sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan desa Wiau kecamatan Posumaen.
Jaga (Lingkungan)
Kecamatan Ratahan Timur terdiri atas 4 Jaga berikut:
- Jaga 1, Wongkai
- Jaga 2, Wongkai
- Jaga 3, Wongkai
- Jaga 4, Wongkai
- Jaga 5, Wongkai
Desa Wongkai telah berusia ke-143 pada tahun 2012 dan kini setelah memekarkan menjadi 2 desa terpisah bernama desa [Wongkai] satu.
Penduduk
Desa ini memiliki penduduk sebesar 678 jiwa dan luas km2.
Desa ini dilalui oleh Sungai Makalu yang aliran airnya cukup deras. Sungai Makalu dapat menjadi tempat [Wisata] [Arung Jeram], juga sudah sempat digunakan oleh para olahragawan arung jeram.
Desa Wongkai yang berjarak sekitar 7 kilometer dari Desa Pangu desa yang berdekatan dengan pusat kabupaten [Kecamatan Ratahan Timur].
Desa ini memiliki tim musik bambu yang telah turun dari generasi ke generasi menjuarai lomba musik bambu tradisional, bahkan menjadi juara saat lomba tingkat nasional. Juga terdapat Grup tari tradisional Katreli. Kelompok tani MAKALU menjadi kelompok tani yang memiliki prestasi yang diakui secara nasional yaitu Gapoktan Makalu desa Wongkai dalam mengelola Produk [VCO]
Gapoktan Makalu
Gabungan Kelompok Tani desa Wongkai dinamakan Gapoktan MAKALU.
Desa Wongkai dan desa Wongkai Satu merupakan daerah Produk VCO merupakan produk kelapa yang populer selang sepuluh tahun terakhir karena semakin banyak dicari konsumen dan harganya cukup tinggi. Permintaan produk kelapa ini akan terus meningkat oleh karena adanya informasi bahwa VCO merupakan minyak tersehat di dunia karena mempunyai khasiat yang besar bagi kesehatan.
Sejarah
Sejarah desa ini sama dengan desa Wongkai Satu, mulanya didiami oleh penduduk Langowan dari Desa Atep, tapi karena wilayah ini berada di wilayah Ratahan maka penduduk Ratahan mengambil alih permukiman ini.
Daerah sekitar desa Atep Palamba Wongkai Wiau merupakan lokasi Permukiman kuno, yang di mana dimakamkan Dotu Lumimuut sekitar abad II-V Masehi, desa tua ini sudah ditinggalkan oleh sebab peperangan dan bahaya yang mengancam penduduknya, baik bajak laut Mindanao, Moro. Perang saudara antar keturunan Lumimuut kemudian dapat didamaikan dan berakhir dengan musyawarah di Pinawetengan. Yang mendeklarasikan persatuan, kebersamaan membangun pemerintahan demokrasi, setiap warga berdiri sederajad. Suku Tountemboan berdiam disebelah selatan Pinawetengan kemudian dibeberapa abad sekelompok keluarga terus keselatan mendiami dataran Ratahan. Kelompok ini kemudian didatangi kelompok pendatang dari luar pulau mereka bersama-sama membangun Suku yang kemudian dikenal Pasan Ponosakan. Pada abad XIII-XV perairan timur khususnya sekitar bentenan sering diserang musuh dalam memperebutkan pelabuhan Bentenan sebagai benteng pertahanan menjadi sasaran empuk bajak laut merampok karena banyaknya pedagang disini, itu sebabnya Palamba menjadi daerah pertempuran, penduduknya mundur kedaerah [Ratahan] dan [Langowan] untuk melakukan pertahanan bersama dengan pasukan daerah lainnya. Kemudian sekitar abad ke XVI, keturunan dari Toar Lumimuut dari Ratahan, dimasa ini datang beristirahat di Palamba yang waktu itu sudah menjadi hutan rimba, di mana tempat ini menurut anggapan mereka cukup baik dan menyenangkan. Untuk tempat beristirahat mereka mendirikan gubuk dari batang pohon kayu dan daun-daunan. Lama kelamaan untuk memenuhi bekal makanan, mereka mulai membuka perkebunan/huma di tempat itu. Sehingga lama-kelamaan perkebunan itu makin luas dan orang-orang yang bermukim di situ makin bertambah. Dengan semakin bertambah penduduknya, maka sebagaimana tradisi orang Minahasa dalam suatu perhimpunan penduduk yang sudah cukup banyak, diperlukan seorang pemimpin. Dan oleh karena itu pada sekitar tahun 1600 sampai pada tahun-tahun berikutnya permukiman tersebut telah dipimpin oleh para Tonaas, yang menguasai sampai perkebunan Wongkai Sehingga dapat dipastikan bahwa desa Wongkai merupakan salah satu desa tua di Minahasa Tenggara. Ini juga dapat dibuktikan dengan adanya waruga (kuburan tua/prasasti) Toar Lumimuut yang ada di sana, dan merupakan tempat pertama orang-orang yang masuk dan menetap di Langowan.(Baca Selengkapnya dalam Buku Sejarah [desa Wongkai] oleh [David DS Lumoindong]).
Pemekaran
Semua wilayah di Indonesia termasuk desa-desa di Kabupaten Minahasa Tenggara, Kecamatan Ratahan Timur mulai mengadakan pemekaran desa. Pada tanggal 28 April 2011 Desa Wongkai dimekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Wongkai dan Desa Wongkai Satu. Desa Wongkai Satu dipimpin oleh Pjs. Juin Antou dan kemudian mengadakan pemilihan Hukum Tua definitif dan Eiler Antou terpilih sebagai Hukum Tua Definitif Desa Wongkai Satu.
Pemerintah Desa
Para Kuntua (Kepala desa) yang memerintah desa Wongkai pada saat belum dimekarkan menjadi desa Wongkai dan desa Wongkai satu di antaranya: Bpk Ibrahim Sam Kawuwung, Wempi Kosakoy, Welly Kosakoy, Setly Tarumingi.
Kini berturut turut Kuntua desa Wongkai adalah:
- Th Kawuwung 1870-1892
- MR Maringka 1892-1924
- L Kosakoy 1924-1944
- R Rolos 1892-1924
- S Antou 1892-1924
- A Kosakoy 1924-1944
- LS Kawuwung 1870-1892
- N Wahongan 1870-1892
- E Antou 1892-1924
- W Kosakoy 1970-1991
- Wahongan sejak tahun 1900-
- Ibrahim Sam Kawuwung,
- Wempi Kosakoy,
- Welly Kosakoy,
- Setly Tarumingi sejak tahun 2008-2013
- Royke Ponggohong sejak tahun 2013-kini
Program Yang Telah Dilaksanakan Para Kepala Desa dan Hal Lain
Program yang telah berhasil dilaksanakan dimasa kepemimpinan para Kepala Desa Wongkai adalah sebagai berikut:
Dimasa kepemimpinannya maayarakat digalakkan giat dalam mengelola pertanian, tidak ada anak muda yang duduk santai di jam berkebun. Pembangunan jalan kebun diberbagai tempat dengan Mapalus masyarakat desa. Pendidikan anak usia sekolah meningkat. Kesejahtraan masyarakat meningkat karena hasil bumi melimpah, berbagai kebun desa tetangga dibeli maayarakat Wongkai. Perbaikan jembatan desa.
- Ibrahim Sam Kawuwung, Di masa pemerintahannya tahun 1970 adanya gerakan semangat berdoa beberapa anggota masyarakat, gerakan doa puasa ini membawa dampak rohani dengan terjadi berbagai mujizat kesembuhan dari anggota masyarakat yang alami sakit di pimpin Ev Paulus Lumoindong. Beberapa anggota masyarakat kemudian mendirikan Gereja Penyebaran Injil, Gereja Kristen Maranatha Indonesia.
- Setly Tarumingi sejak tahun 2008-2013 Merupakan Kuntua termuda di Wongkai, bahkan dia terpilih di saat masih pemuda, dimasanya maka desa Wongkai di mekarkan menjadi dua, yang dinamakan desa Wongkai dan desa Wongkai Satu dengan pejabat Kuntua Juins Antou. Pemilihan Kuntua pertama desa Wongkai yang terpilih Eiler Antou. Hujan yang berlangsung beberapa hari membawa dampak terjadi tanah longsor yang menyebabkan kelumpuhkan akses transportasi selama beberapa minggu, serta adanya korban tewas. Banjir bandang melanda ke desa-desa daerah sekitar muara sungai Makalu. Ibu Telly Tjanggulung terpilih sebagai Bupati Mitra.
Kepemimpinan Bapak Setly di desa Wongkai kemudian diteruskan oleh pemimpin berikutnya Royke Ponggohong.
Puskesmas
Di desa ini telah dibangun sarana kesehatan berupa Puskesmas.
Sekolah Dasar
Sekolah berlokasi di desa Wongkai, yaitu Sekolah Dasar Inpres dan Sekolah Dasar GMIM. SD GMIM yang merupakan sekolah yang telah ada cukup lama didesa ini,dimulai sebagai sekolah Zending tahun sekitar tahun 1880 an. Dari desa ini lahir para tokoh pendidikan di Sulawesi Utara seperti Prof Dra An Kosakoy, Prof Dra.Sin Kosakoy Dr.Ellen Pakasi, Drs.Ibrahim Antou, Drs.Elon Antou.
Sekolah Menengah Pertama
SMP PGRI Wongkai merupakan satu satunya SMP yang ada di Wongkai yang belum lama ini di sahkan menjadi SMP Negeri 7 Ratahan, telah memiliki gedung dan fasilitas yang diharapkan dapat menunjang proses kegiatan belajar mengajar, yang berlokasi di desa Wongkai.
Ekonomi Masyarakat
Sebagian besar masyarakat desa ini adalah petani, bahkan pada tahun 1980 desa ini menjadi salah satu desa yang kaya dengan hasil pertanian, khususnya cengkih, hanya sayang ketidak stabilan cengkih membuat desa ini tidak terus semakin maju, justru bahkan berkembang sangat lambat, untuk pengaspalan jalan saja desa ini baru beberapa tahun jalannya diaspal (sekitar tahun 2004).
Pertanian penduduk desa sebagian besar sampai melewati batas desa tetangga.
Lembaga Keagamaan
Desa Wongkai sejak akhir abad 19 telah ada masyarakat Kristen NZG Gereja Zending yang kemudian di alihkan menjadi GMIM Nazaret Wongkai.
Kemudian tahun 1960 an setelah Permesta dimulai adanya gereja GPdI Wongkai setelah ada beberapa keluarga masuk Pantekosta.
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh GMAHK.
Hari Ulang Tahun Desa Wongkai yang ke 146
Ketua panitia hut desa delly Tanauma dalam laporannya memaparkan kegiatan-kegiatan yang sudah sukses dilaksanakan menyambut hut desa di antaranya Lomba Kor antar jaga,Lomba Pakaian terlucu,Lomba Kobuma, dan Lomba kebersihan antar jaga. “sedangkan untuk dana yang dipakai dalam kegiatan ini adalah seratus persen parsitipasi dari masyarakat,” ditambahkan ketua panitia Adapun kesan dari hukum tua desa wongkai Royke ponggohong pada hari ulang tahun desa wongkai yang ke 146, masyarakat yang taat.
Kuntua / Kepala Desa
Lihat pula
Referensi
Sumber
http://www.manadotoday.com/t2-lantik-8-hukum-tua-ratahan-raya/37742.html
http://beritamanado.com/tjanggulung-dicanangkan-sebagai-bunda-pembangunan-mitra/
http://pemerintahwongkaisatu.blogspot.com/2012/06/semangat.html
http://wongkairayainfo.blogspot.com/2012/05/musik-bambu-paling-top.html#more
http://www.tribunnews.com/regional/2011/07/04/desa-kalatin-pangu-dan-wongkai-masih-tertutup-abu
http://www.tribunnews.com/regional/2012/08/29/setiap-pertengahan-tahun-soputan-meletus
Pranala luar