Wolfgang Köhler
PendidikanWolfgang Köhler menyelesaikan pendidikan menengahnya di Wolfenbüttel. Ia mulai mengikuti pendidikan tinggi pada tahun 1905. Ia mengawali pendidikan tinggi di Universitas Tübingen pada bulan Juni 1905. Setahun kemudian, pada bulan Juli 1906, Köhler melanjutkan pendidikan di Universitas Bonn. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Berlin pada bulan September 1907. Selama menempuh pendidikan tinggi, Köhler mempelajari banyak disiplin ilmiah, utamanya filsafat, sejarah, ilmu alam, dan psikologi eksperimental.[3] Di Universitas Berlin, Köhler menerima gelar Doktor Filsafat.[4] Gelar ini diperolehnya pada tahun 1908 dengan bimbingan langsung dari Carl Stumpf.[5] PekerjaanSejak tahun 1911 Köhler menjadi asisten peneliti sekaligus dosen di Universitas Frankfurt. Selama bekerja di universitas ini, ia melanjutkan penelitian mengenai pendengaran. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari tesis yang disusunnya pada tahun 1909 untuk memperoleh gelar doktor di Universitas Berlin yang disusunnya dengan bimbingan dari Carl Stumpf. Pada tahun 1912, Köhler menjadi salah satu subjek percobaan oleh Max Wertheimer dalam mempelajari mengenai persepsi. Ia menjadi subjek percobaan bersama dengan Kurt Koffka.[6] Pada tahun 1913, Köhler menjabat sebagai direktur di Stasiun Penelitian Antropoid dari Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia. Tempat penelitian ini berada di Pulau Tenerife, Kepulauan Canaria. Köhler tetap menjabat hingga tahun 1920. Kemudian, pada tahun 1921, Köhler menjadi sebagai Kepala Lembaga Psikologi Universitas Berlin sekaligus sebagai Profesor Filsafat di universitas yang sama. Selama bekerja di Universitas Berlin, ia mengadakan serangkaian penyelidikan mengenai teori gestalt. Pada tahun 1929, ia menerbitkan Psikologi Gestalt sebagai hasil kerjanya. Köhler pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1935. Hal ini terjadi karena ia mengkritik secara terbuka atas pemerintahan Adolf Hitler. Ia kemudian menjadi Profesor Psikologi di Swarthmore College yang terletak di negara bagian Pennsylvania. Pekerjaan ini dilakukannya hingga tahun 1955.[6] PemikiranPsikologi gestaltPada awalnya, Köhler melakukan percobaan mengenai pengertian sebagai salah satu penelitian untuk pengembangan teori gestalt.[7] Pengembangan ini dilakukannya sebagai bentuk kerja sama dengan Max Wertheimer dan Kurt Koffka dalam pengembangan hukum-hukum pengamatan dan penerapannya dalam belajar dan berpikir.[8] Sebuah percobaan di laboratorium yang dilakukan oleh Köhler terhadap simpanse bernama Sultan, menghasilkan pemikiran bagi psikologi gestalt. Simpanse tersebut mampu mengambil pisang yang ada di luar kandangnya dengan cara menyambungkan dua tongkat.[9] Gagasan psikologi gestalt dari Köhler disampaikannya di dalam bukunya yang berjudul The Mentality of Apes. Kesimpulan akhir dari bukunya adalah keseimbangan kognitif akan terjadi pada makhluk hidup yang mengalami permasalahan hingga masalah tersebut terselesaikan. Ketidakseimbangan kognitif yang terjadi akibat adanya permasalahan, akan kembali mengalami keseimbangan kognitif. Hasil percobaan Köhler menemukan bahwa penyelesaian masalah oleh makhluk hidup dilakukan menggunakan pengertian. Solusi mulai dipikirkan setelah adanya masalah. Memikirkan semua unsur yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah menjadi bagian dari pembelajaran. Pembelajaran berakhir ketika permasalahan diselesaikan oleh solusi. Adanya solusi kemudian memberikan wawasan bagi makhluk hidup atas solusi tersebut.[10] Percobaan yang dilakukan oleh Köhler menjadi bukti bagi pembelajaran dengan pengertian yang menjadi dasar bagi psikologi gestalt. Hasil percobaan ini memperkuat prinsip dari psikologi gestalt bahwa inti dari belajar adalah proses pengertian. Dimengertinya hal yang dipelajari merupakan sumber belajar yang utama. Prinsip ini bertentangan dengan behaviorisme yang menolak peranan "pengertian" dalam proses belajar.[11] Isomorfisme psikofisikaPemikiran Köhler lebih cenderung bersifat teoretis dan filosofis. Ia meyakini prinsip isomorfisme psikofisika dan mengeksplorasinya secara empiris maupun teoretis. Dalam psikologi gestalt, prinsip isomorfisme psikofisika dijadikan sebagai asumsi dasar. Prinsip ini menyatakan bahwa perspesi atau ingatan memiliki struktur pengalaman kesadaran yang mewakili struktur fisik aktivitas di otak. Perwakilan ini dapat terjadi karena otak dan pikiran adalah identik. Ia memberikan perumpamaan mengenai hal ini, yaitu adanya keteraturan yang dialami dalam ruang yang identik dengan tatanan fungsional di dalam penyebaran proses otak yang didasari oleh sesuatu. Dalam pandangan Köhler, dasar dari proses otak yang mendasarinya adalah arus listrik trans-neuronal. Arus listrik ini mengalir di daerah otak yang mampu memberikan pengertian atasnya secara baik.[12] Kesamaan pemikiranPsikologi gestalt dikembangkan bersama oleh Wolfgang Köhler, Kurt Koffka (1886–1941) dan Max Wertheimer (1880–1943).[13] Ketiga tokoh ini dianggap sebagai pendiri dari psikologi gestalt.[14] Max Wertheimer sendiri merupakan tokoh pertama yang mempelopori psikologi gestalt. Mereka bertiga menjalin hubungan pertemanan karena memiliki pemikiran yang tidak saling bertentangan.[15] Ketiganya memiliki kesamaan yaitu tidak menerima pernyataan para psikolog yang menyatakan bahwa belajar merupakan hasil dari proses rangsangan dan tanggapan. Selain itu, mereka menolak pernyataann bahwa manusia bersifat mekanistik.[16] Köhler dan Wertheimer melakukan percobaan yang sama, tetapi pendekatan dan sudut pandang yang digunakan oleh keduanya berbeda. Meski demikian, kesimpulan yang diperolehnya sama. Keduanya menyimpulkan bahwa kemajuan dalam belajar tidak selalu memerlukan proses belajar. Pengertian yang tiba-tiba muncul dapat berperan dalam menghasilkan kemajuan belajar.[17] Di sisi lain, Köhler dan Koffka menetapkan prinsip-prinsip organisasi yang menjadi pokok pandangan gestalt bahwa objek atau peristiwa dipandang sebagai keseluruhan yang terorganisasi. Mereka kemudia menetapkan prinsip-prinsip ini sebagai yang terpenting.[18] Prinsip-prinsip ini antara lain hubungan bentuk dan latar belakang, kedekatan, kesamaan, arah bersama dan kesederhanaan. Hubungan bentuk dan latar diartikan sebagai pandangan awal yang menyatakan bahwa tiap pengamatan dapat dibagi dua, yaiitu dari segi bentuk dan latar belakang. Penafsiran yang jelas hanya akan terjadi jika bentuk dan latar belakang bersifat kontras. Kedekatan berarti bahwa unsur-unsur yang memiliki kedekatan dari segi ruang dan waktu akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu. Kesamaan berarti bahwa suatu objek akan cenderung dipandang saling memiliki di dalam pengamatan ketika memiliki kesamaan. Arah bersama berarti bahwa persepsi atas suatu bentuk tertentu akan muncul bila arah bidang pengamatannya sama. Sedangkan kesederhanaan berarti bahwa bidang pengamatan cenderung memandang suatu bentuk secara sederhana.[19] Karya tulisSelama bekerja Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia, Köhler menuliskan penemuan-penemuannya ke dalam bukunya yang berjudul Intelligenzprüfungen an Menschenaffen. Karyanya ini kemudian diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1917 dengan judul The Mentality of Apes. Bukunya ini memberikan wawasan dan membahas mengenai revisi atas teori pembelajaran secara radikal. Köhler juga menulis karya lain berjudul Die physischen Gestalten dalam Ruhe und im stationären Zustand . Buku ini diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1920 dengan judul Physical Gestalt in Rest and Stationary States. Penulisan buku ini bertujuan untuk memberikan ketentuan mengenai hubungan antara persepsi dengan proses fisik dalam jaringan saraf.[6] PengaruhKöhler merupakan salah satu tokoh utama dalam psikologi gestalt bersama dengan Kurt Koffka dan Max Wertheimer.[20] Aliran psikologi ini berkembang pada awal abad ke-20. Pengaruhnya pada masanya mencakup wilayah Austria dan Jerman.[21] Psikologi gestalt yang dikembangkan oleh mereka telah menggantikan model psikologi yang dikemukakan oleh Wilhelm Wundt hingga tahun 1930 di dalam bidang psikologi Jerman. gerakan gestalt berhasil mempengaruhi dan mendominasi bahkan mampu menggantikan model Wundt dalam psikologi Jerman. Namun, psikologi gestalt tidak dapat bertahan di Jerman akibat nazisme yang dikemukakan oleh Adolf Hitler. Ketiga tokoh ini kemudian berpindah ke Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, psikologi gestalt yang dikembangkan oleh mereka mempengaruhi aliran kognitif dan humanisme. Namun, psikologi gestalt tidak memperoleh dominasi seperti di Jerman.[22] Rujukan
|