Max Wertheimer dilahirkan pada tanggal 15 April 1880 di Praha.[4] Nama ayahnya adalah Wilhelm Wertheimer dan ibunya bernama Rosa Zwicker Wertheimer. Ia merupakan anak kedua dari pernikahan kedua orang tuanya. Kakaknya bernama Walter Wertheimer. Pekerjaan ayahnya pada awalnya adalah sebagai bankir. Namun ayahnya berhenti dari pekerjaannya tersebut untuk kemudian menjadi pengajar stenografi dan pembukuan. Ayahnya juga mendirikan sebuah sekolah dengan dirinya sebagai kepala sekolah. Sekolah yang didirikan oleh ayahnya bernama Handelsschule Wertheimer. Sekolah ini menerapkan metode-metode pengajaran yang baru pada masanya. Sementara kakaknya menjadi direktur di sekolah ayahnya. Namun, pada masa awal kedewasaannya, kakanya meninggal dunia. Max turut aktif di dalam diskusi yang membahas mengenai kegiatan sekolah ayahnya. Ia berminat pada perangkat komputasi dan mesinpembukuan. Kondisi keluarganya mempengaruhi dirinya sehingga memiliki minat terhadap sains, politik, musik, seni, dan pendidikan. Max juga tertarik dengan matematika dan metode pengajaran.[5]
Kemudian pada tahun berikutnya, Wertheimer meninggalkan Praha untuk belajar psikologi di Universitas Friedrich-Wilhelm di Berlin, Jerman. Ia belajar di bawah bimbingan Carl Stumpf, sampai akhirnya terkenal karena kontribusinya dalam psikologi musik.[1] Dia menerima gelarPh.D. dari University of Würzburg tahun 1904, yang mana sebagian dari disertasinya membahas tentang pengembangan alatpendeteksikebohongan.[1] Dia kemudian melakukan penelitian ke berbagai daerah di Praha, Berlin, dan juga Wina.[1] Dia menemukan bahwa anak-anak yang berpikir lambat, dapat memecahkan masalah yang dihadapinya ketika mereka dapat memahami struktur masalah keseluruhan yang terlibat.[1]
Sumbangsih pemikiran
Psikologi gestalt
Gagasan awal Wertheimer dalam mengemukakan psikologi gestalt diawali oleh perjalanannya untuk berlibur. Ia mengadakan perjalanan dari Wina ke Rheinland dengan sarana transportasi berupa kereta api. Selama perjalanan, ia mengalami persepsi bahwa gunung dan tiang listrik yang dilihatnya mengalami pergerakan. Ia kemudian berpendapat bahwa persepsi memiliki struktur sehingga berbeda dengan sensasi. Menurutnya, sensai lebih bersifat elementer.[6]
Max Wertheimer kemudian merintis psikologi gestalt dengan mengadakan pengamatan pada tahun 1912.[7] Jenis pengamatan yang dilakukannya adalah pengamatan visual yang didasarkan kepada fenomena fisik.[8] Penemuannya yang mengawali psikologi gestalt adalah fenomena phi.[9] Fenomena ini diamatinya pertama kali menggunakan stroboskop mainan di stasiun kereta api di Frankfurt. Fenomena phi juga teramati olehnya di laboratorium ketika ia mengadakan percobaan pergantian secara cepat terhadap kilatan cahaya.[10]
Teori gestalt kemudian dikemukakan pada tahun 1912 dalam artikel berjudul On Apparent Movement yang ditulis oleh Max Wertheimer.[11] Gagasan teori gestalt merupakan hasil kerja sama antara Wertheimer dengan Wolfgang Köhler dan Kurt Koffka.[12] Kata "gestalt" sendiri memiliki arti bentuk atau konfigurasi. Kata ini berasal dari bahasa Jerman.[13] Gestalt merupakan pendapat Wertheimer mengenai "keseluruhan". Ia berpendapat di dalam jiwa tidak terdapat unsur-unsur yang menjadi alat. Bagian-bagian dari jiwa tidak memiliki arti tanpa adanya hubungan dengan kesatuan. Arti dari jiwa hanya dapat ada melalui kesatuan bagian-bagian jiwa secara keseluruhan.[14]
Teori gestalt dibuat karena anggapan bahwa pendekatan reduksionis yang dilakukan dalam strukturalisme dan behaviorisme adalah tindakan yang salah.[15] Pengembangan teori gestalt oleh Wertheimer menggunakan metode pengamatan dan penyelesaian masalah.[16] Teori gestalt menjadi salah satu jenis teori yang menjelaskan tentang belajar.[17] Kehadiran teori gestalt juga mengawali perkembangan psikologi kognitif.[18] Penelitian-penelitian yang diadakan oleh Wertheimer, Köhler dan Koffka untuk psikologi gestalt juga menjadi menjadi landasan bagi pengembangan pandangan konstruktivisme.[19]
Karya tulis
Investigation of Gestalt Theory
Investigation of Gestalt Theory ditulis dan diselesaikan oleh Wertheimer pada tahun 1923. Buku ini merupakan penjelasan bagi hukum-hukum gestalt. Hukum-hukum ini ada tiga, yaitu hukum kedekatan, hukum ketertutupan dan hukum kesamaan. Hukum kedekatan menyatakan bahwa pandangan mengenai keseluruhan timbul pada hal-hal yang saling berdekatan dari segi jarak dan waktu. Hukum ketertutupan menyatakan bahwa kesan mengenai adanya keseluruhan yang tersendiri, muncul pada hal-hal yang cenderung menutup. Sedangkan hukum kesamaan menyatakan bahwa persepsi menyimpulkan untuk menetapkan suatu kelompok atau keseluruhan berdasarkan kemiripan dari hal-hal yang diamati.[20]
Pengaruh kepada ilmu psikologi
Aliran psikologi Jerman
Pada tahun 1912, Wertheimer menerbitkan sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul Experimentelle Studien über das Sehen von Bewegung (Studi Eksperimental tentang Persepsi Gerakan). Ini merupakan awal dari studi gestalt. Di dalam karya tulisnya ini, Wertheimer melaporkan hasil studi tentang gerakan nyata yang dilakukan di Frankfurt am Main, Jerman. Gerakan ini dilakukannya dengan bantuan dari psikolog lainnya, yaitu Wolfgang Köhler dan Kurt Koffka. Selama beberapa dasawarsa, mereka bertiga bersama-sama menetapkan inti dari teori Gestalt.[21]
Wertheimer kemudian memperkenalkan prinsip dari teori gestalt pada tahun 1920.[22] Teori gestalt yang dikembangkan bersama oleh Wertheimer bersama dengan Wolfgang Köhler dan Kurt Koffka telah menjadi pemikiran yang paling berpengaruh di bidang psikologi di Jerman. Teori gestalt ini mampu menggantikan pemikiran-pemikiran psikologi dari Wilhelm Wundt. Pengaruhnya mampu bertahan hingga tahun 1930. Setelah nazisme berkembang di Jerman, teori gestalt kehilangan pengaruh. Nazisme di Jerman kemudian membuat Wertheimer, Köhler dan Koffka sebagai tokoh pelopor teori gestalt memilih pindah ke Amerika Serikat.[23]
Wertheimer melandasi psikologi gestalt dengan filsafat fenomenologi. Ia mengemukakan bahwa fenomena dipandang sebagai suatu keutuhan dan tidak dipandang sebagai bagian-bagian yang terpisah. Pandangan ini juga berlaku pada manusia yang tidak dipandang melalui bagian-bagian dari sikap dan tubuh manusia, tetapi dipandang secara utuh sebagai manusia.[24]
Teori kognitif
Teori gestalt yang dikembangkan oleh Wertheimer telah memunculkan teori kognitif.[25] Penjelasan mengenai teori kognitif sebagai teori belajar dilandasi oleh teori gestalt yang menjadi landasan bagi pengembangannya.[26] Selain itu, psikologi gestalt yang dikembangkan oleh Wertheimert, Köhler dan Koffka dimasukkan sebagai salah satu jenis teori dalam kelompok teori belajar kognitif.[27]
Teori medan
Teori medan merupakan teori yang dikemukakan oleh Kurt Lewin. Kegunaan teori ini adalah sebagai acuan dalam menjelaskan pembentukan kemampuan individu.[28] Teori medan dikembangkan dari teori gestalt yang dikemukakan oleh Wertheimert, Köhler dan Koffka.[29] Lewin bekerja sama dengan Wertheimer dan Köhler dalam psikologi gestalt. Karena ini, ia yang awalnya merupakan pendukung aliran behaviorisme, beralih ke psikologi gestalt.[30]
Pengaruh kepada tokoh pemikir
Abraham Maslow
Max Wertheimer merupakan salah satu tokoh yang mempengaruh pemikiran-pemikiran dari Abraham Maslow. Mereka sering bertemu pada akhir dasawarsa 1930-an dan awal dasawarsa 1940-an. Pertemuan ini terjadi di Kota New York. Pengaruh Wertheimer terhadap Maslow berkaitan dengan minatnya mengenai aktualisasi diri dari individu.[31]
Wafat
Wertheimer melakukan emigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1933. Penyebabnya adalah meningkatnya kekuasaan dari Jerman Nazi. Kondisi tersebut membahayakan keluarganya yang merupakan keturunan non-Arya. Ini ditandai dengan pemecatannya sebagai Profesor Psikologi di Universitas Frankfurt. Pada tanggal 7 September 1933, Wertheimer bersama istri dan anak-anaknya menumpangi kapal HMS Majestic. Mereka tiba di New York pada tanggal 13 September 1933.[32] Setelah pindah ke Kota New York. Wertheimer bekerja di New School for Social Research.[33] Ia wafat pada di Kota New York pada tanggal 12 Oktober 1943.[34]
^Hendracita, Nana (2021). Model Model Pembelajaran SD(PDF). Bandung: Multikreasi Press. hlm. 43.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Muhid, A., dkk. (2013). Rolis, Ilyas, ed. Psikologi Umum(PDF). Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press. hlm. 28. ISBN978-602-7912-45-8.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Nurjan, Syarifan (2016). Setiawan, Wahyudi, ed. Psikologi Belajar(PDF). Ponorogo: Penerbit Wade Group. hlm. 56. ISBN978-602-6802-30-9.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Yusnidar dan Suriati, I. (2020). Psikologi Kebidanan(PDF). Palopo: LPPI UM Palopo. hlm. 8. ISBN978-623-93776-3-2. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2022-02-04. Diakses tanggal 2022-03-12.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^The Editors of Encyclopaedia Britannica. "Gestalt Psychology". britannica.com. Diakses tanggal 12 Maret 2022.
^Mulyadi, S., dkk. (2016). Zulkaida, Anita, ed. Psikologi Kepribadian(PDF). Jakarta: Penerbit Gunadarma. hlm. 86. ISBN978-602-9438-60-4.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Luchins, A. S., dan Luchins, E. H. (1987). "Max Wertheimer in America: 1933-1943"(PDF). Gestalt Theory. 9: 70. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2022-03-26. Diakses tanggal 2022-03-14.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)