Remaja adalah kelompok usia berumur 11–24 tahun.[butuh rujukan] Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.
Dalam mempelajari perkembangan remaja,[1] remaja dapat didefinisikan secara biologis sebagai perubahan fisik yang ditandai oleh permulaan pubertas dan penghentian pertumbuhan fisik; secara kognitif, sebagai perubahan dalam kemampuan berpikir secara abstrak atau secara sosial, sebagai periode persiapan untuk menjadi orang dewasa. Perubahan pubertas dan biologis utama termasuk perubahan pada organ seks, tinggi, berat, dan massa otot, perubahan besar dalam struktur otak, serta perubahan suara. Kemajuan kognitif mencakup peningkatan pengetahuan dan kemampuan berpikir secara abstrak dan bernalar secara lebih efektif.
Pubertas adalah periode beberapa tahun di mana pertumbuhan fisik yang cepat dan perubahan psikologis, yang memuncak pada kematangan seksual. Usia rata-rata mulai pubertas adalah 11 untuk anak perempuan dan 12 untuk anak laki-laki. Jadwal individu setiap orang untuk pubertas dipengaruhi terutama oleh faktor keturunan, meskipun faktor lingkungan, seperti diet dan olahraga, juga mengerahkan beberapa pengaruh. Faktor-faktor ini juga dapat menyebabkan pubertas sebelum waktunya dan tertunda.[2]
Beberapa bagian terpenting dari perkembangan pubertas melibatkan perubahan fisiologis yang khas dalam tinggi, berat badan, komposisi tubuh individu, dan sistem peredaran darah dan pernapasan. Perubahan ini sebagian besar dipengaruhi oleh aktivitas hormonal. Hormon memainkan peran organisasional, membuat tubuh berperilaku dengan cara tertentu begitu pubertas dimulai, dan peran aktif, merujuk pada perubahan hormon selama masa remaja yang memicu perubahan perilaku dan fisik.
Pubertas terjadi melalui proses panjang dan dimulai dengan lonjakan produksi hormon, yang pada gilirannya menyebabkan sejumlah perubahan fisik. Ini adalah tahap kehidupan yang ditandai dengan penampilan dan perkembangan karakteristik seks sekunder (misalnya, suara yang lebih dalam dan tumbuh jakun yang lebih besar pada anak laki-laki, dan perkembangan payudara serta pinggul yang lebih melengkung dan menonjol pada anak perempuan) dan perubahan kuat dalam keseimbangan hormon menuju dewasa.[3]