Untuk lensa dengan proyeksi rectilinear (non spatially distorted), sudut pandang ditentukan oleh panjang fokus efektif (en:focal length) dan dimensi format citranya. Sudut pandang (α) diukur dari panjang fokus efektif (f) sebagai berikut:[1]
dimana:
adalah ukuran bidang fokal pada sepanjang arah pengukuran. Sebagai contoh, untuk film dengan lebar 35 mm, mm adalah ukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan sudut pandang horizontal.
Karena sudut pandang merupakan fungsi trogonometrik, fungsi ini tidak bersifat linear terhadap perubahan panjang fokus. Walaupun demikian, kecuali untuk lensa sudut lebar (en:wide angle lense), nilai sudut pandang dapat didekati dengan persamaan:
Pada kamera 35 mm dengan lensa normal pada panjang fokusF=50 mm. Dimensi citra dari format 35 mm adalah 24 mm (vertikal) × 35 mm (horizontal), dengan diagonal sekitar 43,3 mm.
Misal pada kamera lobang jarum (en:pinhole camera) yang mempunyai sifat lensarectilinear dengan pusat perspektif (en:center of perspective) pada titik tengah entrance pupil,[2] memproyeksikan objek pada jarak ke tanpa pembesaran (rasio pembesaran 1:1, = )
Didapat persamaan:
Untuk mendapatkan hasil citra yang tajam, harus bernilai sama dengan panjang fokus, , yang bisa didapat dengan menset lensa pada fokus tak terhingga (en:infinity focus). Sudut pandang dengan asumsi bernilai sama dengan sudut liput dapat dihitung dengan:
Spesifikasi lensa sering dirujuk berdasarkan karakter sudut pandangnya:
Lensa sudut ultra lebar (en:ultra wide angle lens) atau lensa mata ikan (en:fisheye lens) mempunyai sudut pandang hingga 180° (bahkan lebih, untuk beberapa tipe)
Lensa sudut lebar (en:wide angle lens) pada umumnya meliputi sudut pandang antara 100° hingga 60°