Hewel pernah diangkat sebagai diplomat di Kementerian Luar Negeri dan bertugas sebagai penjaga perdamaian antara pejabat militer dan sipil di sekitar Hitler. Hewel juga pernah tinggal di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Dia bekerja perkebunan kopi milik Inggris di Hindia Belanda.
Sebagai warga negara Jerman yang tinggal di Hindia Belanda, dia pun tetap bangga dan cinta terhadap tanah kelahirannya. Hal itu terlihat saat dia mengelola cabang Partai Nazi di Indonesia yang beranggotakan ekspatriat Jerman di Indonesia. Pada tahun 1937, cabang partai Nazi di Indonesia dibangun di beberapa kota-kota besar, seperti Batavia (sekarang Jakarta), Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Padang, dan Makassar.
Hewel dikenal sebagai loyalis Hitler yang perhatian. Bahkan ia disebut sebagai pendengar yang baik saat Hitler berbicara panjang mengenai topik-topik seperti anti-Semitisme. Meski dikenal sebagai pemimpin yang baik dan menyenangkan, nyatanya Hewel ialah seorang pemalu bila didekati perempuan. Bahkan, lucunya orang sekeras Hitler pernah menjadi 'mak comblang' baginya. Walaupun akhirnya dia menikah dengan Elizabeth, seorang perawat Palang Merah yang menyelamatkan dirinya setelah mengalami kecelakaan pesawat pada tanggal 21 April1944.
Kematian Hitler
Sampai Hitler bunuh diri pada 30 April1945, Hewel tetap setia bersamanya. Hewel merupakan salah seorang individu dari sekian banyak orang yang terlibat panjang dalam kehidupan Hitler. Sebagai salah seorang loyalis Hitler, cara kematiannya pun sama. Hewel membuat pernyataan yang menyatakan bahwa dia berencana melakukan bunuh diri. Dia bunuh diri dengan cara menggigit sebuah kapsulsianida dari Hitler dan menembak kepalanya juga menggunakan pistol dari sahabatnya tersebut.