Valeria Messalina,[1] terkadang hanya disebut Messallina, (lahir 25 Januari 17 atau 20, meninggal 48) adalah istri ketiga dari Kaisar Claudius, Kaisar Kekaisaran Romawi. Ia adalah sepupu dari Kaisar Nero, sepupu kedua dari Kaisar Caligula, dan cicit keponakan dari Kaisar Augustus. Valeria Messalina diriwayatkan sebagai seorang wanita yang berpengaruh dan terkenal melalui reputasi seksualnya. Ia diceritakan berkonspirasi dengan suaminya dan kemudian dieksekusi setelah konspirasi mereka diketahui.
Memanggil seorang wanita dengan sebutan 'Messalina' diartikan sebagai menyebut sikap seksualnya yang menyimpang dan liar. Messalina dan kisah hidupnya sering kali digunakan di dalam karya-karya seni untuk menggambarkan moral tetapi terdapat pula yang menggambarkan pesona dari perilaku seksual Messalina yang bebas.[2]
Kehidupan Messalina sebelum pernikahannya dnegan Claudius sedikit diketahui. Claudius adalah sepupu Messalin yang berusia 48 tahun ketika mereka menikah. Merreka memiliki dua anak yaitu Claudia Octavia (lahir tahun 39 atau 40), yang kelak menjadi permaisuri, saudara tiri dan istri pertama Kaisar Nero; dan Britannicus. Ketika Kaisar Caligula dibunuh pada tahun 41, Garda Praetoria menyatakan Claudius sebagai Kaisar Romawi yang baru dan Messalina pun menjadi permaisuri.
Reputasi
Messalina masuk ke dalam sejarah dengan reputasi sebagai seseorang yang cabul dengan nafsu seksual tak terbatas. Claudius sering digambarkan mudah digoda oleh Messalina. Pada tahun 48 AD, Claudius pergi dalam sebuah perjalanan dan ketika kembali dihadapkan dengan berita bahwa Messalina telah menikah dengan kekasih barunya yaitu Senator Gaius Silius. Meskipun banyak yang meminta agar Messalina dihukum mati, Claudius masih memberikannya kesempatan. Salah satu dari pejabat tinggi diam-diam memerintahkan hukuman mati Messalina karena tahu bahwa Messalina adalah kelemahan Claudius. Setelah mendengar kabar tersebut, Claudius tidak bereaksi apapun dan hanya meminta satu gelas anggur lagi. Senat Romawi kemudian memerintahkan damnatio memoriae terhadap Messalina sehingga namanya dihapus dari seluruh tempat umum dan pribadi serta seluruh patungnya dirubuhkan.
Sejarawan Romawi yang menulis kisah seperti itu, terutama Tacitus dan Suetonius, menulisnya sekitar 70 tahun setelah kejadian tersebut pada saat masyarakat membenci dinasti asal Messalina. Catatan Suetonius sebagaian besar hanya menyulut skandal sementara Tacitus mengaku bahwa ia menulis "apa yang didengar dan ditulis oleh leluhurku" tanpa menyebutkan sebuah sumber selain memoar-memoar Agrippina yang Muda. Agrippina memiliki rencana untuk menyingkirkan anak-anak Messalina dari garis keturunan kaisar sehingga ia memiliki alasan tersendiri untuk mengotori nama Messalina.[5] Sejarawan menyebutkan bahwa kisah-kisah tersebut merupakan sanksi politik bagi Messalina setelah kematiannya.[6] Sejarawan juga menyebutkan bahwa tuduhan perilaku seksual yang berlebihan tersebut merupakan fitnah yang disebabkan oleh ketidaksukaan yang beralasan politik.[7] Dua catatan penulis Romawi menyebutkan kenakalan Messalina. Salah satunya adalah cerita kompetisi seks antara Messalina dengan seorang pekerja seks dalam Kitab X Naturalis Historia karya Plinius yang Tua yang menyebutkan bahwa Messalina menang dengan skor 25 orang dalam waktu 24 jam.[8]Iuvenalis menyebut Messalina dalam karyanya Satire VI yang bercerita bahwa ia pernah bekerja diam-diam sepanjang malam di sebuah rumah pelacuran, menggunakan nama "Serigala Betina".[9] Iuvenalis juga menceritakan bagaimana Messalina menggoda Gaius Silius untuk menceraikan istrinya agar menikahi Messalina dalam Satire X.[10]
^Hosack, Kristen A. (2011). "Can One Believe the Ancient Sources That Describe Messalina?". Constructing the Past. 12 (1).Parameter |article= akan diabaikan (bantuan)