Vaginitis atau vulvovaginitis, adalah peradangan terhadap vagina dan vulva.[1][2][3] Hal ini dapat mengakibatkan keputihan, gatal dan nyeri, sensasi terbakar, dan bau tidak sedap pada vagina dan vulva akibat iritasi atau infeksi. Dalam beberapa kasus, vaginitis dapat menyebabkan komplikasi saat kehamilan.[4]
Tiga penyebab utama peradangan ini adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteriosis vagina, jamur pada vagina, dan trikomoniasis.[5] Hal lain yang bisa menjadi penyebab di antaranya adalah alergi terhadap zat tertentu, misalnya spermisida, sabun, atau kadar hormon estrogen yang rendah pada masa menyusui atau setelah menopause.[5] Vaginitis dapat dipicu beberapa penyebab yang berbeda pada saat yang bersamaan, dan tergantung pada usia.[5][6] Perempuan usia pra-remaja memiliki risiko mengalami vulvovaginitis yang cukup besar karena masih rendahnya hormon estrogen dan anatomi labia minora yang belum berkembang secara sempurna.[7][8]
Rujukan
- ^ Vaginal Health Organization (2010) Vaginal Yeast Infections - Diagnosis, Treatment, and Prevention July 10, 2010; account suspended as of November 5, 2010
- ^ www.mayoclinic.com - Diseases and Conditions - Vaginitis - Basics - Definition Feb. 6, 2009
- ^ Ferri, Fred F. (2016). Ferri's Clinical Advisor 2017 E-Book: 5 Books in 1 (dalam bahasa Inggris). Elsevier Health Sciences. hlm. 1333. ISBN 9780323448383.
- ^ "Vaginitis". NICHD (dalam bahasa Inggris). 2016. Diakses tanggal 14 October 2018.
- ^ a b c "What causes vaginitis?". NICHD (dalam bahasa Inggris). 2016. Diakses tanggal 14 October 2018.
- ^ "Overview of Vaginitis". Merck Manuals Professional Edition. May 2018. Diakses tanggal 14 October 2018.
- ^ Beyitler, İ; Kavukcu, S (April 2017). "Clinical presentation, diagnosis and treatment of vulvovaginitis in girls: a current approach and review of the literature". World Journal of Pediatrics. 13 (2): 101–105. doi:10.1007/s12519-016-0078-y. PMID 28083751.
- ^ Romano, ME (September 2020). "Prepubertal Vulvovaginitis". Clinical Obstetrics and Gynecology. 63 (3): 479–485. doi:10.1097/GRF.0000000000000536. PMID 32282354.
Daftar pustaka
- Jaquiery A, Stylianopoulos A, Hogg G, Grover S (1999). "Vulvovaginitis: clinical features, aetiology, and microbiology of the genital tract". Arch. Dis. Child. 81 (1): 64–7. doi:10.1136/adc.81.1.64. PMC 1717979 . PMID 10373139.
- Brook I (2002). "Microbiology and management of polymicrobial female genital tract infections in adolescents". J Pediatr Adolesc Gynecol. 15 (4): 217–26. doi:10.1016/S1083-3188(02)00159-6. PMID 12459228.
- Joesoef MR, Schmid GP, Hillier SL (1999). "Bacterial vaginosis: review of treatment options and potential clinical indications for therapy". Clin. Infect. Dis. 28 Suppl 1: S57–65. doi:10.1086/514725. PMID 10028110.
- Ozkinay E; et al. (2005). "The effectiveness of live lactobacilli in combination with low dose estriol to restore the vaginal flora after treatment of vaginal infections". IBJOG. 112 (2): 234–240; quiz 440–1. doi:10.1111/j.1471-0528.2004.00329.x. PMID 15663590.
- Reed BD, Slattery ML, French TK (1989). "The association between dietary intake and reported history of Candida vulvovaginitis". J Fam Pract. 29 (5): 509–15. PMID 2553850.
- Rodgers CA, Beardall AJ (1999). "Recurrent vulvovaginal candidiasis: why does it occur?". Int J STD AIDS. 10 (7): 435–9; quiz 440–1. doi:10.1258/0956462991914429. PMID 10454177.