Ular tambang atau Ular tali picis adalah spesies ular pohon dari familia Colubridae. Nama-nama lokal ular ini diantaranya: "ulo tambang" atau "ulo tampar" (Bhs. Jawa), "olar kandilis" (Bhs. Madura) dan "duwata" atau "ule lewora" (Bhs. Toraja). Nama umumnya dalam bahasa Inggris adalah Painted bronzeback, sesuai dengan nama spesifiknya, pictus, yang artinya "berhias" (mengacu pada warna tubuhnya). Ular ini tersebar luas mulai dari India hingga kepulauan Nusantara.[1][2]
Deskripsi fisik
Panjang tubuh ular tambang mencapai 1.4 meter. Tubuh bagian atas berwarna kecokelatan, dengan warna perunggu pada puncak badannya. Pada sisi badannya, terdapat satu atau dua garis tipis berwarna kehitaman, yang keduanya dipisahkan oleh garis tebal berwarna krem atau kekuningan. Bagian bawah tubuhnya berwarna krem atau kuning pucat. Kepalanya berwarna sama dengan tubuh bagian atas, dengan corak berwarna hitam yang terdapat di depan dan belakang matanya.[1][2][3]
Penyebaran dan habitat
Ular tambang menyebar luas mulai dari India bagian timur, Nepal, Bangladesh, Myanmar, Laos, Tiongkok (Yunan, Hong Kong, dan Hainan), Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia (Semenanjung, Serawak, dan Sabah), Indonesia (Sumatra, Pulau We, Nias, Kep. Mentawai, Kep. Riau, Bangka-Belitung, Jawa, Bali, Pulau Lombok, Kalimantan, Kep. Sangihe, Pulau Seram, Ambon, Ternate, serta beberapa pulau di sekitarnya), Brunei Darussalam, dan Filipina (Pulau Palawan, Sulu, Kep. Calamian, Panay, dan Luzon).[1][2][4]
Habitat ular tambang bervariasi mulai dari hutan hujan hingga lahan perkebunan dan pertanian. Ular ini juga sering dijumpai di dekat pemukiman manusia.[1][2][3]
Perilaku, makanan, dan reproduksi
Ular tambang termasuk jenis ular tali yang paling sering dijumpai. Aktif pada siang hari dan biasanya berkeliaran di pepohonan, tanaman, atau semak-semak. Ular ini terkadang juga berkelana di tanah atau rerumputan. Seperti spesies ular tali lainnya, ular ini tidak berbisa dan memiliki tipe taring Aglypha yaitu susunan gigi yang sama rata tanpa ada taring bisa. Apabila merasa terancam, ular ini akan memipihkan lehernya, sehingga di kedua sisi lehernya akan terlihat tepian-tepian sisik yang berwarna kebiruan.[1][2][3]
Makanan utama ular tambang adalah jenis-jenis kadal, cecak, tokek, dan katak/kodok kecil.[1][2][3]
Ular tambang berkembangbiak dengan bertelur (ovipar). Jumlah telur yang dihasilkan sebanyak 2 sampai 10 butir. Setiap ular muda yang baru menetas berukuran panjang sekitar 25 cm.[1][2][3]
Galeri
-
-
-
Sisik punggung berukuran besar
-
Close-up kepala
-
Lidahnya berwarna kemerahan
-
Sisik perut berwarna kuning pucat
-
-
-
Daftar Pustaka
- Anderson, J., 1871. On some Indian reptiles. Proc. Zool. Soc. , London: 149-211
- Das, I. 1999 Biogeography of the amphibians and reptiles of the Andaman and Nicobar Islands, India. In: Ota, H. (ed) Tropical Island Herpetofauna., Elsevier, pp. 43–77
- Gmelin, Johann Friedrich (1789): [Description of Dendrelaphis pictus]. In: Systema Naturae per regna tria naturae secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis (13th ed.) 1, part II. Georg Emanuel Beer, Lipsiae [Leipzig]
- How R. A., Schmitt L. H., and Maharadatunkamsi. 1996. Geographical variation in the genus Dendrelaphis (Serpentes: Colubridae) within the islands of south-eastern Indonesia. J. Zool. (London) 238 (2): 351- 363.
- Meise, Wilhelm & Hennig, Willi. 1932. Die Schlangengattung Dendrophis. Zool. Anz. 99 (11/12): 273-297
- Stejneger, Leonhard. 1933. The ophidian generic names Ahaetulla and Dendrophis. Copeia 1933 (4): 199-203