Timur Sinar Suprabana (lahir 4 Mei 1963) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa esei sastra, cerita pendek, dan puisi yang dipublikasikan di berbagai surat kabar antara lain Kompas, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Media Indonesia, Suara Pembaruan, dan lain-lain. Dia juga mengomunikasikan karya-karyanya ke publik melalui pembacaan puisi yang dilakukannya berkeliling di banyak kota di Indonesia.[1][2][3][4]
Selain menyair, Timur juga menulis cerita pendek, esai, kritik seni, reportase sosial-budaya, dan naskah drama, serta bergiat di forum-forum kebudayaan Jawa Tengah. Putra dari pasangan Bolo Soetiman dan Moenasijah Mu, ini sekarang menetap di Semarang bersama istrinya, Dewi Nurliyanti, dan dua putri kandung mereka, Langit Hijau dan Laut Padi.
Bibliografi
- Menyelam Dalam
- Gobang Semarang (2009, Penerbit KATA KITA)
- Sihir Cinta (2008, Penerbit gubuGPenceng dan Taman Budaya Jawa Tengah)
- Langit Semarang (2008, Penerbit gubuGPenceng dan Taman Budaya Jawa Tengah)
- Dua Hati (2008, Penerbit gubuGPenceng dan Taman Budaya Jawa Tengah)
- Dengan Cinta (2007), Nyanyian dari Ruang di Garistangan (bersama 5 penyair, 2007)
- Lembah yang Tak Henti Bernyanyi (2007, bersama 3 penyair)
- Malam (2005)
- Matasunyi (2005)
Aktivitas
Timur adalah sosok seniman Semarang yang tak mau diam dalam karya. Sejak tahun 1983, Timur sudah mengikuti sekurang-kurangnya 57 kegiatan festival seni, sastra, ataupun budaya di berbagai kota di Indonesia.
Pranala luar
Referensi
|
---|
Umum | |
---|
Perpustakaan nasional | |
---|