Esai adalah karangan prosa singkat yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.[1] Di dalam esai berisi tentang opini, pandangan atau ekspresi pribadi dari penulis mengenai sebuah hal yang sedang terjadi atau berlangsung di masyarakat.[2]
Sejarah
Esai pertama kali diperkenalkan sebagai sebuah karya tulis oleh Michel de Montaigne. Pengenalan esai disampaikannya pada tahun 1580 dalam bukunya yang berjudul Essais. Esai dimaknai sebagai sebuah usaha atau percobaan yang bersifat sementara. Sejak itu, nama essai (Prancis) atau essay (Inggris) dinisbahkan sebagai nama bagi jenis karangan yang ditulis oleh Montaigne. Penulisan esai kemudian dilanjutkan oleh Francis Bacon pada tahun 1597. Persoalan yang dikemukakan oleh Bacon disampaikan lebih ringkas di dalam penulisan esai dibandingkan dengan tulisan Montaigne.
Penulisan esai menjadi sangat diminati oleh para sastrawan karena bentuknya yang tidak terikat oleh aturan yang ketat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan penulisan. Perkembangan pesat dalam penulisan esai terjadi pada abad ke-19 Masehi. Penulisan esai pada abad itu telah dilakukan dalam berbagai media massa yang memuat publikasi ilmiah berbentuk media cetak.
Struktur
Pendahuluan
Pendahuluan memiliki struktur dari umum menjadi khusus. Buka paragraf pertama dengan pengenalan topik secara umum dan permasalahan yang akan dihadapi. Tuliskan secara umum ide yang akan diambil. Utarakan semua pemikiran yang akan menjawab pertanyaan permasalahan yang muncul. Selanjutnya adalah kemukakan secara luas argumen yang disampaikan.[5]
Badan esai
Esai dibuat dari sekumpulan paragraf, setiap satu paragraf memiliki satu pokok pikiran yang merupakan argumen yang akan diutarakan. Setelah mengemukakan pokok pikiran maka kemukakan penjelasan dari pokok pikiran tersebut. Tuliskan bukti yang bisa menopang kebenaran dari argumen yang kamu keluarkan. Bukti bisa berupa: studi kasus, statistik, bukti dokumenter, buku akademik atau artikel jurnal. Kemudia penulis dapat menanmbahkan pendapat pribadinya. Rangkum per paragraf, dan jelaskan bagaimana tiap paragraf dapat mendukung argumen secara keseluruhan.[5]
Kesimpulan
Dalam kesimpulan masukan permasalahan, dilanjut dengan rangkuman kata kunci dan ringkas argumen yang menjadi jawaban atas permasalahan. Selanjutnya utarakan alasan atau hambatan untuk sampai pada jawaban atau argumen pasti pada pertanyaan diawal. Kesimpulan bisa berisi tentang pertanyaan yang dapat menjadi topik untuk esai selanjutnya, prediksi tentang apa yang akan terjadi, dan rekomendasi penyelesaian terhadap fenomena yang sedang diteliti. Kesimpulan baiknya menggunakan struktur dari khusus ke umum.[5]
Langkah-langkah pembuatan esai
Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:
- Menentukan tema atau topik
- Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
- Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
- Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
- Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut.
- Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.
- Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
Referensi
Daftar pustaka
Lihat pula
Pranala luar