Kriket telah diperkenalkan ke Hindia-Belanda sejak tahun 1880-an; sebuah tulisan menyebut tentang permainan kriket oleh Klub Kriket Batavia yang tertunda akibat letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.[2] Berbagai permainan dan pertanding kriket awal di Indonesia dimainkan di Lapangan Ikada, yang saat ini merupakan lokasi dari Monumen Nasional.[2] Meskipun demikian, olahraga kriket di Indonesia berkembang hanya secara minimal hingga pada abad ke-21.
Pada tahun 2000, didirikan Yayasan Cricket Indonesia[3] yang bertanggungjawab atas pengenalan dan pengembangan kriket di Indonesia. Pada tahun 2001, tim nasional kriket Indonesia diterima sebagai "anggota afiliasi" ICC untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik.[1][3] Debut tim nasional dimulai pada tahun 2002 dalam sebuah turnamen ICC Asia Timur-Pasifik di Perth, Australia.[4] Pada tahun 2011, yayasan berganti nama menjadi Persatuan Cricket Indonesia dan secara resmi diterima sebagai anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia.[3]
Walaupun bertindak sebagai tuan rumah dalam Pesta Olahraga Asia 2018 yang digelar di Jakarta dan Palembang, olahraga kriket tidak dimasukkan sebagai salah satu cabang olahraga, mengundang kekecewaan dari pengurus organisasi kriket.[5]
^Baum, Tom; Butler, Richard (2014). Tourism and Cricket: Travels to the Boundary (dalam bahasa Inggris). Bristol: Channel View Publications. hlm. 89. ISBN978-1-84541-453-5. The ICC supported the holding of training camps in Bali so that a national side could be established to begin competing in the international arena. This support had immediate results and INdonesia participated in its first ICC EAP tournament in Perth, Australia in 2002 with seven Indonesian nationals plus seven expatriates who passed the residency requirements.