Teleskop ruang angkasa Spitzer (sebelumnya disebut Space Infrared Telescope Facility, SIRTF (Fasilitas Teleskop Inframerah Ruang Angkasa) adalah sebuah observatorium angkasa inframerah. Ia merupakan Observatorium Besar NASA yang keempat dan yang terakhir.
Periode misi tersebut yang direncanakan adalah 2,5 tahun dengan perkiraan sebelum peluncuran bahwa misi tersebut dapat diperpanjang hingga lima tahun atau sedikit lebih lama hingga pasokan helium cair di dalamnya habis. Menurut komentar yang dibuat pada siaran web Around the World in 80 Telescopes, helium-nya diperkirakan habis pada waktu "kapan saja". Hal ini terjadi pada tahun 2009. Teleskop Spitzer memasuki mode siaga pada 03:11 PST (06:11 EST atau 22:11 UT), 15 Mei karena kehabisan helium pendingin cair. Operasi berkelanjutan dari detektor IRAC (satu-satunya instrumen yang beroperasi dalam teleskop hangat) adalah mungkin. Namun, menghadapi pendanaan yang tidak menentu.
Untuk menjaga tradisi NASA, teleskop itu diganti namanya setelah demonstrasi operasi yang berhasil pada 18 Desember 2003. Tidak seperti kebanyakan teleskop yang diberi nama dari nama astronom yang wafat oleh satu komite ilmuwan, nama untuk SIRTF didapat dari kontes yang dibuka untuk umum. Hasilnya adalah ia diberi nama untuk menghormati Lyman Spitzer, salah satu ilmuwan besar abad ke-20.[3] Dialah yang pertama kali mengusulkan penempatan satu teleskop besar di ruang angkasa pada tahun 1946.[3]
Teleskop Spitzer yang bernilai US$800 juta ini diluncurkan dari Cape Canaveral Air Force Station, dengan roket Delta II 7920H ELV pada Senin, 25 Agustus 2003 jam 13:35:39 UTC-5 (EDT).[4] Ia mengikuti orbit yang agak ganjil, heliosentrik bukan orbit geosentrik, bergerak mengikuti dan menjauh dari orbit Bumi kira-kira 0,1 satuan astronomi per tahun (ini yang disebut orbit "mengikuti bumi"). Orbit ini memungkinkan untuk mendinginkan Teleskop Spitzer, dan memungkinkan teleskop ini untuk beroperasi selama sekitar 5,5 tahun dengan menggunakan 360 liter helium cair. Sebagai perbandingan, pendahulu Teleskop Spitzer, Infrared Astronomical Satellite, menggunakan 520 liter cryogen hanya dalam 10 bulan. Cermin utamanya berdiameter 85 cm, f/12 dan dibuat dari berilium serta didinginkan pada suhu 5,5 K. Satelit itu terdiri dari tiga instrumen yang memungkinkannya melakukan pencitraan astronomi dan fotometri dari 3 sampai 180 mikrometer, spektroskopi dari 5 sampai 40 mikrometer, dan spektrofotometri dari 5 sampai 100 mikrometer.
Instrumen
Teleskop Spitzer mempunyai 3 instrumen utama:[5]
- IRAC (Infrared Array Camera), adalah kamera inframerah untuk mendeteksi cahaya dengan panjang gelombang antara 3.6 sampai 8.0 µm, digunakan oleh pengamat untuk berbagai penelitian astronomi. IRAC mempunyai empat panjang gelombang (3.6 µm, 4.5 µm, 5.8 µm, dan 8.0 µm), dan setiap panjang gelombang menggunakan 256 x 256 pixel detektor. Kedua panjang gelombang yang lebih pendek (3.6 µm & 4,5 µm) untuk instrumen ini tetap berjalan setelah penipisan helium cair pada musim semi tahun 2009. pada suhu teleskop keseimbangan sekitar 30 K, sehingga IRAC terus beroperasi sebagai "Spitzer Warm Mission".
- IRS (Infrared Spectrograph), adalah Spektrometer Inframerah dengan panjang gelombang antara 5-40 µm. IRS menjadikan cahaya inframerah yang datang menjadi spektrum. IRS mempunyai empat modul (5.3 - 14 µm, 14 - 40 µm, 10 - 19.5 µm, 19 - 37 µm).
- MIPS (Multiband Imaging Photometer for Spitzer), adalah kamera inframerah seperti IRAC, tetapi mendeteksi cahaya dalam inframerah-jauh pada panjang gelombang 24, 70, dan 160 µm.
-
Gambar warna buatan dari
Nebula Helix Ganda, diperkirakan dihasilkan di pusat galaksi oleh torsi magnetik 1000 kali lebih besar daripada matahari.
-
Sekelompok bintang baru terbentuk di
Awan Selatan Serpens
-
Panah menunjuk ke bintang embrionik, yang disebut HOPS-68. Panel tengah: Jet yang ditembakkan dari protobintang, mengangkut kristal olivin dari dekat bintang ke awan terluar yang jauh lebih dingin. Panel terakhir: Kristal menghujani kembali piringan gas dan debu yang mengitari bintang.
-
Kristal silikat, seperti yang ditemukan di
komet, dapat tercipta dari ledakan radiasi dari bintang yang sedang tumbuh.
Referensi
Pranala luar