Teknologi reproduksi berbantuan (bahasa Inggris: assisted reproductive technology, ART), disingkat TRB, adalah teknologi yang digunakan untuk mendapatkan kehamilan dengan menggunakan prosedur seperti pengobatan fertilitas, fertilisasi in vitro ("bayi tabung", IVF), dan surogasi. Teknologi reproduksi ini utamanya digunakan untuk perawatan infertilitas atau ketidaksuburan, dan juga dikenal sebagai "perawatan fertilitas". Teknologi ini secara khusus termasuk dalam bidang infertilitas dan endrokinologi reproduksi, dan mungkin juga meliputi injeksi sperma intrasitoplasmik (ICSI) dan kriopreservasi. Beberapa bentuk TRB juga digunakan dengan melibatkan pasangan subur karena alasan genetik (diagnosis genetik praimplantasi). TRB juga digunakan pada pasangan yang dianggap berselisih karena penyakit menular tertentu; HIV misalnya untuk mengurangi risiko infeksi apabila kehamilan diinginkan.
Risiko
Dikatakan bahwa kebanyakan bayi yang dikandung menggunakan metode IVF ("bayi tabung") tidak memiliki kelainan bawaan atau cacat lahir.[1]
Tetapi, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa teknologi reproduksi berbantu meningkatkan risiko cacat lahir.[2][3]
Dalam penelitian dengan skala terluas di Amerika Serikat, yang menggunakan data registrasi cacat lahir dari seluruh negara bagian,[4]
6,2% anak yang dikandung dengan IVF memiliki cacat besar, dibandingkan dengan 4,4% anak yang dikandung secara alami menggunakan kesesuaian data usia maternal dan faktor lainnya (rasio peluang 1,3; interval kepercayaan 95%, 1,00-1,67).[1] TRB disertai dengan risiko mengalami kehamilan heterotopik (kehamilan di luar rahim dan di dalam rahim secara bersamaan).[5]
Kelahiran prematur. Rendahnya berat badan bayi saat kelahiran dan kelahiran prematur sangat erat hubungannya dengan banyak masalah kesehatan, misalnya gangguan penglihatan dan kelumpuhan otak (cerebral palsy). Anak-anak yang dilahirkan menggunakan metode IVF diperkirakan dua kali lebih mungkin menderita kelumpuhan otak.[7]
Data saat ini menunjukkan sedikit atau tidak ada peningkatan risiko depresi pasca persalinan di antara para wanita yang menggunakan TRB.[8]
Penggunaan teknologi reproduksi berbantu seperti stimulasi ovarium dan fertilisasi in vitro diasosiasikan dengan peningkatan risiko keseluruhan kanker pada anak dalam keturunan yang dihasilkan, yang mungkin disebabkan oleh penyakit awal yang sama ataupun kondisi yang menyebabkan infertilitas atau subfertilitas pada sang ibu atau sang ayah.[9]
Penggunaan
Prosedur-prosedur teknologi reproduksi dengan bantuan yang dilakukan di Amerika Serikat dilaporkan meningkat dua kali lipat selama 10 tahun terakhir, dengan 140.000 prosedur yang dilakukan pada tahun 2006,[10] menghasilkan 55.000 kelahiran.[10]
Di Australia, dikabarkan bahwa 3,1% kelahiran merupakan hasil TRB.[11]
Dalam kasus penghentian perawatan fertilitas, diperkirakan bahwa alasan-alasan yang paling umum adalah: penundaan perawatan (39%), beban psikologis maupun fisik (19%, beban psikologis 14%, beban fisik 6,32%), masalah pribadi maupun relasional (17%, masalah pribadi 9%, masalah realsional 9%), penolakan terhadap perawatan (13%), serta masalah-masalah pada organisasi (12%) dan klinik (8%).[12]
Sejumlah pasangan merasa sulit untuk menghentikan perawatan yang dilakukan meski prognosisnya sangat buruk, sehingga berakhir pada kesia-siaan. Hal ini mungkin memberikan para penyedia jasa TRB suatu keputusan yang sulit apakah akan melanjutkan atau menolak perawatan.[13]
Sejumlah teknologi reproduksi berbantuan sebenarnya dapat membahayakan sang ibu maupun anaknya. Terdapat risiko kesehatan fisik dan juga psikologis, yang dapat berdampak pada pelaksanaan perawatan yang sedang berlangsung. Semua efek yang merugikan dapat mengakibatkan kekhawatiran, dan seharusnya diatur secara ketat agar kandidat yang tidak siap secara fisik maupun mental tidak diperkenankan untuk menjalani perawatan.[14]
^(Inggris) Kurinczuk JJ, Hansen M, Bower C (2004). "The risk of birth defects in children born after assisted reproductive technologies". Current Opinion in Obstetrics and Gynecology. 16 (3): 201–9. doi:10.1097/00001703-200406000-00002. PMID15129049.
^(Inggris) Olson CK, Keppler-Noreuil KM, Romitti PA, Budelier WT, Ryan G, Sparks AE, Van Voorhis BJ (2005). "In vitro fertilization is associated with an increase in major birth defects". Fertil Steril. 84 (5): 1308–15. doi:10.1016/j.fertnstert.2005.03.086. PMID16275219.
^(Inggris) Ethics Committee of the American Society for Reproductive Medicine (2009). "Fertility treatment when the prognosis is very poor or futile". Fertility and Sterility. 92 (4): 1194–7. doi:10.1016/j.fertnstert.2009.07.979. PMID19726040.
^(Inggris) Noah, Lars (2003). "Assisted Reproductive Technologies and the Pitfalls of Unregulated Biomedical Innovation". Florida Law Review. 55 (2): 604–609.