Lotus Birth adalah metode persalinan yang membiarkan tali pusar bayi dan plasenta utuh setelah proses kelahiran. Ini berbeda dari sebagian besar bentuk persalinan dimana tali pusar segera dijepit dan dipotong. Lotus birth memungkinkan plasenta melakukan tugasnya sampai akhir hingga tali pusar terlepas dari bayi secara alami. Bayi tetap terhubung ke plasenta selama tiga hingga empat hari. Tali pusar mengering dan akhirnya terpisah dari bayi secara alami. Metode ini umum di Bali, Indonesia. Populer di Amerika Utara, Australia, dan Britania Raya terutama bagi kalangan mereka yang mendukung pendekatan persalinan secara holistik.[1]
Sejarah
Lotus birth digagas oleh Clair Lotus Day pada tahun 1974. Praktik ini diusulkan karena ia melihat simpanse yang melahirkan dan tidak memotong plasenta dari bayinya yang baru lahir. Metode ini kemudian diikuti banyak orang karena diyakini merupakan bentuk alami dari melahirkan. Lotus birth juga dipercaya memiliki banyak manfaat untuk bayi.[2]