Tejoasri adalah salah satu desa di wilayah kecamatan Laren, kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Sebuah desa yang sangat terisolasi oleh sungai bengawan solo. Namun demikian tidaklah menjadikan penduduknya menyerah dengan keadaan. Jika dibandingkan dengan desa sekitarnya, Desa Tejoasri adalah desa yang paling maju dengan kemajuan sangat pesat setelah era 90an, meski listrik baru masuk desa pada tahun 1995. Semua kemajuan desa tidak lepas dari peran penduduknya yang hampir semuanya merantau dan membawa pulang hasil rantaunya untuk membangun dan memajukan desa, seperti infrastruktur jalan dan pembangunan sekolah-sekolah swasta serta tempat tempat ibadah.
Pembangunan Infrastruktur
Pengerasan jalan desa dimulai tahun 1995an dan terus melalui perbaikan hingga saat ini semua jalan desa yang dulu becek jika hujan sekarang sudah bisa dilalui dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4 dengan mulus. Ada yang diaspal dan ada juga yang dibeton. Semua pembangunan jalan dilakukan dengan swadaya masyarakat yang sangat menginginkan jalan yang mulus karena hampir semua rumah punya kendaraan bermotor.
Selain membangun Jalan, penduduk desa Tejoasri juga berhasil membangun 5 masjid (2 di Dusun Pilang, 1 di Dusun Bungkawak, 1 di Dusun Rengin dan 1 di Dusun Tejo) juga beberapa musolla/langgar, dan 3 sekolah swasta yang cukup modern. Diantaranya adalah SD IT Muhammadiyah yang menyediakan sekolah gratis, dan 2 Madrasah Ma'arif (NU).
Lampu penerangan jalan
Tidak seperti di kota dimana lampu penerangan jalan disediakan oleh pemerintah kota, di desa ini semua lampu penerangan jalan diadakan secara swadaya dan semuanya mengambil daya dari masing masing rumah penduduk. Dengan satu rumah menyumbangkan satu neon 20-40 watt, maka semua jalan kampung menjadi terang benderang seperti siang hari.
Perantauan
Karena himpitan kemiskinan dan sempitnya lahan pertanian, beberapa orang mulai pergi merantau ke Jakarta dan dua orang merantau ke Samarinda pada tahun 1980an. Keberhasilan beberapa orang ini kemudian diikuti oleh beberapa orang lagi setiap tahunnya, hingga pada tahun 1990an hampir semua rumah punya keluarga yang merantau. Sehingga jadilah seperti perlombaan, semua perantau yang pulang akan mebangun rumahnya, tak pelak menjadikan tetangganya ingin mengikuti jejaknya.
Tujuan perantauan yang paling banyak adalah Jakarta, tetapi demikian tidak hanya Jakarta sebagai tujuan para pencari keberuntungan dari desa terpencil yang sering kebanjiran ini, mereka banyak juga yang merantau ke Kalimantan diantaranya adalah kota Samarinda, Banjarmasin danTarakan. Ada juga yang ke Kupang Nusa Tenggara Timur, ada yang ke Jaya Pura Papua dan bahkan sampai ke Malaysia. Bahkan yang menulis halaman inipun sedang berada sangat jauh dari kampungnya yaitu di Las Palmas, Spanyol.
Pertanian
Sumber daya alam andalan di Tejoasri adalah padi, jagung, dan rempah-rempah. Karena letaknya dikelilingi oleh Bengawan Solo, Tejoasri menjadi salah satu desa tersubur di Kec. Laren, saking subunya bisa tanam padi 3 kali setahun. Namun desa ini juga sangat rawan banjir. Dulu sebelum disudetnya sungai bengawan Solo, hampir setiap tahun bencana banjir menghantui desa ini. Namun sejak adanya proyek penyudetan sungai pada tahun 1999 sampai sekarang tidak pernah lagi banjir melanda. Terima kasih pada pemerintah melalui departemen pengairan. Desa ini bebas banjir dan maju sangat pesat.
Disamping bercocok tanam, penduduk desa ini juga memanfaatkan sungai bengawan solo yang mati untuk dijadikan budi daya ikan kerambah dan tempat pemancingan. Sungai mati setelah penyudetan menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak masyarkat dari berbagai daerah sekitar yang datang untuk memancing ikan di sana.
Potensi selanjutnya adalah sebagai tempat wisata air, tetapi pemikiran ke arah ini sepertinya belum ada pada para perangkat desa maupun kecamatan.
Batas
Kepala Desa
Tahun
|
Kepala Desa
|
Sekretaris Desa
|
1974-1996
|
H.Tambah KS
|
Ahmad Salim
|
1991-2007
|
H.Tarlan
|
Anwar
|
2007-2019
|
Nasruddin
|
Anwar
|
2019-Sekarang
|
Yusuf Bachtiar
|
Note: Maaf saat ini belum bisa meng-upload photo tentang keindahan alam desa dan rumah-rumah penduduk, akan menyusul kemudian.