Perusahaan ini didirikan pada tahun 1903 oleh Edgar Purnell Hooley setelah ia mematenkan bahan permukaan jalan tarmac pada tahun 1901. Perusahaan ini pernah melantai di Bursa Saham London dan pernah menjadi komponen dari Indeks FTSE 100. Pada bulan Juli 1999, Tarmac memisahkan bisnis jasa profesional dan konstruksinya ke Carillion. Bisnis bahan bangunan Tarmac lalu diakuisisi oleh Anglo American pada tahun yang sama.
Pada tahun 2010, perusahaan ini dibagi menjadi Tarmac Limited dan Tarmac Building Products.[1] Anglo American menggabungkan Tarmac Limited dengan aset Lafarge di Britania Raya pada tahun 2013 untuk membentuk joint venture bernama Lafarge Tarmac (kini Tarmac Holdings). Tarmac Building Products kemudian dijual ke Lafarge Tarmac pada tahun 2014.[2]
Sejarah
Pertumbuhan produsen batu jalan
Perusahaan ini dibentuk oleh Edgar Purnell Hooley dengan nama Tar Macadam (Purnell Hooley's Patent) Syndicate Limited pada tahun 1903.[4] Fitur khas dari proses baru yang dipatenkan oleh Purnell adalah bahwa tarmac "dilapisi" dengan terak tanur tiup, sebuah produk samping dari pabrik baja, yang harganya murah, bukannya batu jalan yang mahal. Perusahaan inipun menjalin kontrak jangka panjang dengan pabrik-pabrik baja untuk menjamin pasokannya.[5]
Perusahaan ini disekuritisasi pada tahun 1905 oleh Sir Alfred Hickman, yang kemudian menjadi chairman pertama perusahaan ini.[4] Perusahaan ini tetap berada di bawah kendali anggota keluarga Hickman dan Martin hingga tahun 1979. Anggota keluarga Hickman tetap menjadi chairman hingga tahun 1959. Sementara Cecil Martin, menantu Victor Hickman, ditunjuk menjadi direktur pada tahun 1923, dan dua tahun kemudian ditunjuk menjadi direktur utama perusahaan ini.[6] Anak Cecil, Robin lalu menjadi direktur utama, dan kemudian menjadi chairman dan CEO perusahaan ini dari tahun 1971 hingga 1979.[7]
Tarmac resmi melantai di Bursa Saham Birmingham pada tahun 1913 dan kemudian di Bursa Saham London pada tahun 1922.[8] Selama dekade 1920-an dan 1930-an, Tarmac harus menghadapi mogok kerja nasional, resesi, dan kompetisi ketat. Walaupun begitu, perusahaan ini tetap dapat mengembangkan bisnisnya (terutama ke tenggara), meningkatkan produksi paving, serta beralih ke bisnis memasok dan melapisi jalan.[9]
Sebagaimana perusahaan lain di industri konstruksi, Perang Dunia II meningkatkan permintaan jasa Tarmac, terutama untuk melapisi banyak lapangan udara yang baru dibangun ataupun sedang dimodernisasi. Hingga semester pertama tahun 1953, Tarmac memproses lebih dari dua juta ton terak per tahun. Bisnis pelapisan jalan Tarmac pun berkembang menjadi sebuah perusahaan teknik sipil, dan anak usahanya, Vinculum, "telah menjadi salah satu produsen beton pracetak terbesar di Britania Raya."[10]
Di bawah kepemimpinan Robin Martin, Tarmac beralih dari sebuah perusahaan regional menjadi sebuah produsen batu jalan dan kontraktor nasional. Akuisisi juga memainkan peran penting dalam pertumbuhan Tarmac. Saat masih memimpin divisi batu jalan, pada tahun 1959, Martin bertanggung jawab dalam proses akuisisi kompetitornya, yakni Tarslag dan Crow Catchpole, sehingga Tarmac dapat lebih eksis di wilayah tenggara.[11] Pada tahun 1964, Martin yang telah menjabat sebagai direktur utama, mengakuisisi aset galian kunci, seperti Cliffe Hill Granite, Rowley Regis Granite, dan Hillhead Hughes.[12]
Pada tahun 1968, Martin merancang penggabungan antara Tarmac, Derbyshire Stone, dan produsen aspal asal Skotlandia, William Briggs, untuk membentuk "grup konstruksi dan batu jalan terbesar".[13] Grup tersebut sempat memakai nama Tarmac Derby, namun nama Derby kemudian dihapus.[14]
Tarmac menjadi pembangun rumah dan kontraktor
Pada tahun 1971, Tarmac resmi membeli Permanite, produsen felt genteng terbesar di Britania Raya, dan Limmer, sebuah produsen aspal.[15] Pada tahun 1973, pembelian Mitchell Construction (yang gagal pada Bendungan Kariba) pun memperkuat divisi konstruksi Tarmac.[16] Pada awal tahun 1974, Tarmac juga membeli McLean Homes.[17]
McLean dijalankan oleh Eric Pountain,[18] yang pernah menjadi agen lahan yasan dan menjual bisnis pembangunan rumahnya ke McLean. Pountain kemudian dapat menjadi direktur utama McLean melalui kudeta direksi. McLean sengaja dibeli oleh Tarmac untuk memperkuat divisi pembangunan rumah. Pasca pembelian, divisi tersebut pun dipimpin oleh Pountain dan dapat memproduksi sekitar 2.000 rumah per tahun.[19]
Pountain berambisi menjadi pembangun rumah nasional, dan hingga akhir dekade 1970-an, McLean dapat membangun 4.000 rumah per tahun dan menjadi salah satu penyumbang laba terbesar untuk grup. Pada tahun 1976, Tarmac membeli Holland, Hannen & Cubitts, dan diikuti oleh provisi kontrak senilai £16 juta di anak usahanya di Nigeria.[20]
Kepala divisi kontraktor kemudian diberhentikan dan direktur keuangan Tarmac mengundurkan diri. Tekanan dari direksi kepada Martin pun meningkat, dan pada tahun 1979, Martin dipaksa keluar untuk digantikan oleh Eric Pountain sebagai direktur utama. Ambisi Martin adalah menjadikan Tarmac sebagai grup batu jalan nasional, sementara ambisi Pountain adalah menjadikan Tarmac sebagai pembangun rumah terbesar di Britania Raya.[19]
Pada akhir dekade 1980-an, pembangunan rumah di Britania Raya menyumbang separuh dari laba Tarmac.[19] Pada tahun 1984, Tarmac mengakuisisi Lone Star Industries secara bertahap, sehingga pada akhir dekade 1990-an, Tarmac telah beroperasi di tujuh negara bagian di Amerika Serikat. Bisnis konstruksi Tarmac di Britania Raya juga berkembang. Tarmac pun terlibat dalam sejumlah proyek bergengsi, seperti Thames Barrier dan Terowongan Channel.[21]
1990 - 1999: ekspansi dan kembali ke bisnis bahan bangunan berat
Walaupun begitu, ekspansi yang dilakukan oleh Tarmac tidak membuatnya siap untuk menghadapi resesi pada awal dekade 1990-an. Terutama divisi perumahan yang berinvestasi besar-besaran pada lahan, meskipun permintaan dari pasar telah hampir terpenuhi, pun menyebabkan provisi sebesar £132 juta di divisi perumahan saja. Seperti pendahulunya, Pountain pun dipaksa mengundurkan diri dari jabatan untuk digantikan oleh Neville Simms, yang sebelumnya memimpin divisi konstruksi. Perusahaan inipun menggeser fokus bisnisnya dari perumahan ke konstruksi.[19]
Pada bulan Oktober 1992, Tarmac resmi mengakuisisi Proyek PSA untuk melengkapi Tarmac Construction.[22] PSA awalnya diberi nama TBV Consult (untuk mencerminkan kemitraan antara Tarmac dan Black & Veatch), lalu diubah menjadi Tarmac Professional Services (TPS) pada tahun 1998.[23] Tarmac Professional Services juga memiliki konsultan pengujian bahan dan ilmiah (Stanger), perusahaan manajemen fasilitas, biro arsitek spesialis, dan bisnis teknologi informasi.[24]
Ukuran divisi pembangunan rumah dikurangi besar-besaran hingga tahun 1995, saat Tarmac mengumumkan bahwa divisi tersebut akan dijual. Pada tahun yang sama, Tarmac dan Wimpey mengumumkan pertukaran aset, di mana Wimpey mengakuisisi divisi perumahan milik Tarmac, sementara Tarmac mendapat divisi konstruksi dan mineral milik Wimpey.[25] Pada bulan Juli 1999, Tarmac resmi memisahkan bisnis konstruksi dan jasa profesionalnya ke Carillion.[26]
2000 - 2014
Beberapa bulan kemudian, Tarmac, yang telah kembali ke bisnis batu jalan dan pelapisan jalan, menerima tawaran pembelian dari Anglo American Mining.[19][27] Pada bulan Agustus 2007, Anglo American mengumumkan bahwa mereka akan menjual Tarmac,[28] namun pada bulan Februari 2008, diberitakan bahwa Anglo American menunda penjualan Tarmac.[29] Pada bulan Juni 2008, Tarmac Iberia dijual ke Holcim.[30]
Pada bulan Februari 2010, Anglo American menjual bisnis agregat beton Tarmac di Eropa ke Eurovia. Bisnis produk beton Tarmac di Polandia juga dijual ke Innova Capital.[31] Beberapa bulan kemudian, bisnis produk beton Tarmac di Prancis dijual ke Foundations Capital.[32] Pada bulan Februari 2011, Anglo-American mengumumkan rencana joint venture dengan Lafarge yang meliputi penggabungan bisnis agregat milik keduanya di Britania Raya. Penggabungan tersebut tidak meliputi Tarmac Building Products, dan resmi selesai pada bulan Maret 2013, setelah menerima surat persetujuan dari Komisi Kompetisi Britania Raya, untuk membentuk Lafarge Tarmac.[33] Tarmac Building Products, yang masih dimiliki oleh Anglo-American, kemudian resmi diakuisisi pada bulan April 2014.[34]
Operasi
Tarmac Group terdiri dari Tarmac Building Products, Tarmac Middle East, dan 50% saham Lafarge Tarmac.
Tarmac Building Products
Tarmac Building Products merupakan pemasok produk bangunan berat terbesar di Britania Raya. Perusahaan ini memasok blok beton busa, blok agregat, agregat karung, mortar, screed, lapisan sarana olahraga, TermoDeck, pasir cor, nat, plester, render, semen karung, dan kapur karung. Perusahaan ini juga menawarkan produksi sesuai pesanan dan produksi sesuai kontrak.
Tarmac Middle East
Tarmac Middle East dulu adalah salah satu pemasok agregat dan aspal terbesar dan terkemuka untuk industri konstruksi di Timur Tengah. Perusahaan ini fokus pada Agregat Primer & Bahan Dasar Jalan, Batu pelindung, Campuran basah, dan Produk Aspal, serta jasa kontraktor Aspal & Dasar Jalan.
Lafarge Tarmac
Lafarge Tarmac dulu adalah sebuah joint venture antara Lafarge dan Anglo American. Perusahaan ini pernah menjadi produsen bahan bangunan terkemuka di Britania Raya, yang memproduksi semen, agregat, beton siap pakai, aspal, serta menawarkan jasa kontraktor di Britania Raya.