Tampah,[1]penampi,[2] atau nyiru[3] adalah perabot rumah tangga, dibuat dari anyaman bambu dan sebagainya, biasanya berbentuk bulat untuk menampi (membersihkan) beras.
Selain untuk menampi beras[4][5], tampah juga digunakan untuk menaruh jajanan kudapan yang biasa disebut kue tampah. Tampah juga digunakan sebagai tempat alas untuk tumpeng,[6] dan juga untuk menjemur kerupuk kerak atau gendar. Alat ini masih banyak digunakan oleh masayarakat Indonesia karena tampah adalah alat yang relatif murah dan praktis dalam penggunaan.
Dalam budaya Jawa, tampah bukan hanya sebatas alat dapur tradisional semata, namun memiliki makna dan filosofi. Kata "tampah" berasal dari kata "tampa" yang artinya ‘menerima’, sehingga dimaknai sebagai menerima pemberian yang didapat dalam hidup.
Sedangkan kaitannya dengan kegiatan menampi beras yang bertujuan memisahkan kotoran dan beras dengan menggunakan Tampah sebagai penyaring, bermakna bahwa manusia diharapkan bisa bersikap layaknya Tampah yang dapat menyaring segala hal yang diterima dalam kehidupan, dengan cara menyaring hal yang buruk dan menerima hal yang baik.[8][9]
Lihat pula
Penampian, metode penggunaan tampah untuk memisahkan sekam dari padi, milet, atau gandum.