Bekerja di dunia perminyakan bukanlah bidang pekerjaan awal yang bakal digeluti Santi. Karena itulah, dia mengambil kuliah di Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Indonesia. Setahun pertama kuliah, dia masih bercita-cita menjadi arsitek. Tapi tahun kedua, pilihan untuknya kian bertambah banyak.
Hal itu terjadi setelah Santi terpilih menjadi Putri Indonesia. Sebagai Putri, dia dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi publik yang baik dan kuat.
Selepas kuliah, materi komunikasi yang dipelajarinya selama menjadi Putri Indonesia kian terasah karena Santi bergabung di dunia jurnalistik pada 1997, sebagai reporter sebuah stasiun televisi. Dari dunia ini, dia banyak mengerti bagaimana mencari berita atau berita seperti yang menarik publik.
Santi mulai terjun ke industri migas di Conoco pada tahun 1999. Dia memulai karier di perusahaan asal Amerika Serikat itu sebagai posisi pegawai, dengan modal ilmu perminyakan dan gas yang sangat minim. Dia mulai dari posisi officer dan terus naik ke jenjang koordinator. Ketika Conoco merger menjadi ConocoPhillips, Santi sudah menempati posisi menjadi Corporate Communications Manager pada usia yang relatif cukup muda. Dia beruntung karena merasa mendapat banyak mentor yang baik, supervisor, serta teman-teman yang mendukung
Saat ini dia bergabung dengan perusahaan minyak Chevron sebagai juru bicara perusahaan ini.