Kecamatan Sumberlawang berada di jalur penghubung Surakarta dan Purwodadi. Berbatasan langsung dengan dengan Kecamatan Miri di sebelah selatan, Kecamatan Mondokan di sebelah utara, Kecamatan Tanon di Sebelah timur, dan Kabupaten Grobogan di Sebelah barat. Jalan-jalan yang melintasi wilayah Kecamatan Sumberlawang antara lain Jalan Raya Solo-Purwodadi (melintasi Desa Pendem, Desa Ngandul, Desa Mojopuro, Desa Kacangan, Desa Pagak, dan Desa Tlogo Tirto), Jalan Sumberlawang-Sragen (melintasi Desa Mojopuro, Desa Hadiluwih, dan Desa Jati), Jalan Raya Proyek Kedung Ombo yang menghubungkan dengan kecamatan Juwangi di Kabupaten Boyolali sekaligus jalan alternatif menuju Semarang via kecamatan Godong (melintasi Desa Ngandul, Desa Ngargotirto, dan Desa Ngargosari), dan Jalan Sumberlawang-Sukodono (melintasi Desa Kacangan, dan Desa Pagak). Pada masing-masing jalan terdapat rute angkutan umum berupa bus dan minibus yang melayani trayek antar kecamatan.
Fasilitas
Banyak fasilitas publik yang tersedia di Kecamatan Sumberlawang, seperti Terminal Sumberlawang, Stasiun Kereta Api Sumberlawang, Pasar Induk Sumberlawang, Puskesmas 24jam Sumberlawang, 3 buah SPBU di Desa Desa Kacangan, Desa Mojopuro dan Desa Pendem serta beberapa fasilitas lain yang tersebar di desa-desa.
Rumah-rumah ibadat di wilayah Kecamatan Sumberlawang terdiri atas masjid-masjid yang ada di tiap desa, Pura Jowongso di Desa Ngandul, Pura Widyajati Desa Jati, Pura Gembol Desa Cepoko, Pura Ananta Tirta Dharma Desa Tlogo Tirto, Pura Marga Loka Desa Pagak, sebuah gedung gereja di Desa Ngandul, dan dua gedung gereja di Desa Mojopuro.
Kecamatan Sumberlawang memiliki sekolah-sekolah negeri baik tingkat dasar, tingkat menengah pertama (SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3, dan SMP Negeri 4, dan Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Sumberlawang), maupun tingkat menengah atas (SMA Negeri 1 Sumberlawang). Selain sekolah-sekolah milik pemerintah, berdiri pula dua Sekolah Menengah Pertama (SMP Saraswati dan SMP Muhamamadiyah 7), dan dua Sekolah Menegah Umum (SMU Muhammadiyah 4 dan SMK Pelita Bangsa) yang dibuka oleh pihak swasta.
Potensi dan daya tarik wisata
Kecamatan Sumberlawang dianugerahi keindahan alam yang masih asri dan terpelihara sampai sekarang. Banyaknya marga satwa terutama burung-burung yang bebas berkicau membuat hati dan pikiran merasa damai, dan keramahan dan kearifan warga setempat membuat orang merasa betah. Warga Kecamatan Sumberlawang juga masih memegang teguh adat dan tradisi yang tampak pada banyaknya pegelaran tradisi dan budaya Jawa oleh masyarakat di kecamatan ini. Selain itu, sebagian besar rumah tinggal milik masyarakat Sumberlawang masih mempertahankan struktur atap Joglo, salah satu ciri khas arsitektur tradisional Jawa, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi warga luar.
Letak Sumberlawang yang dekat dengan Waduk Kedung Ombo membuat sebagian penduduknya memilih untuk berprofesi sebagai nelayan tradisional. Selain melakukan penangkapan ikan secara tradisional, warga setempat juga memanfaatkan keberadaan waduk itu sebagai tempat budidaya ikan keramba, dan tempat menjual ikan segar maupun hidangan ikan yang berasal dari waduk Kedung Ombo.
Keberadaan waduk Kedung Ombo juga mampu menarik minat orang-orang yang memiliki hobi memancing yang ramai berdatangan dari Solo, Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya, baik untuk memancing maupun sekadar menikmati keindahan panorama waduk.
Kecamatan Sumberlawang juga memiliki sebuah arena pacuan kuda, yang diberi nama Nyi Ageng Serang, di Desa Ngargotirto. Di arena pacuan kuda ini sering digelar lomba-lomba pacuan kuda baik tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi.
Lokasi lain di wilayah Sumberlawang yang tak kalah tenar adalah Gunung Kemukus, situs wisata spiritual di Desa Pendem yang sangat ramai dikunjungi wisatawan, baik dari dalam maupun dari luar pulau Jawa, terutama pada setiap malam Jumat Pon dan malam Jumat Kliwon.